Oleh Rifki Rizal Derrian, CEO SSCX International
Dalam dunia Operational Excellence dan Continuous Improvement, Process Mapping merupakan salah satu tool yang digunakan untuk mengidentifikasi current state aktivitas yang dilakukan di sebuah lingkup pekerjaan. Namun, siapa sangka bahwa cara yang sama atau mekanisme yang mirip juga dapat kita terapkan untuk mengubah satu emosi tertentu dalam diri kita.
Teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan perasaan negatif berkepanjangan terhadap seseorang, terhadap sesuatu, atau terhadap sebuah kejadian. Biasanya, alat yang saya gunakan adalah alat tulis dan buku tulis dengan memodifikasi nama Process Mapping menjadi Emotion Mapping/ Feeling Mapping. Berikut adalah langkah-langkah penerapannya:
- Kita minta klien untuk berkonsentrasi pada dirinya dan mengingat kejadian yang dimaksud dengan sungguh-sungguh.
- Lalu kita interview untuk melakukan mapping. Misal apa sensasi emosi negatif yang dirasakan saat mengingat kejadian buruk tersebut? Dirasakan di bagian mana? Bentuk nya seperti apa? Warnanya seperti apa? Ada bunyi yang menyertai? Bergerak atau diam? dst. Sehingga semua data terkait emosi tadi sudah saya mapping-kan secara lengkap dari berbagai perspektif.
- Setelah itu kita modifikasi emotion mapping-nya. Misal bentuknya seperti bola, coba minta klien untuk mengubah dalam imajinasinya menjadi seperti bintang. Misal warnanya gelap gulita, kita minta klien mengubah menjadi kuning. Misal tidak ada bunyinya, kita minta klien modifikasi ada suara dangdut di dalamnya, dst.
- Setelah proses 3 lengkap, kita minta klien untuk kembali mengingat kejadian buruk tersebut, SAYA JAMIN PERASAANNYA SUDAH BERUBAH!
Teknik ini sangat powerful dan termasuk bisa menyembuhkan phobia bertahun-tahun dalam hitungan menit. Oleh karena itu, sebagai praktisi Opex dan CI, menguasai Process Mapping adalah wajib dan lebih jauh lagi teknik ini bisa diterapkan di bidang lainnya.
Selamat mencoba, Excellent People! Semoga bermanfaat bagi Anda.