Pemimpin agile bertindak sebagai agen perubahan di organisasi. Mereka memahami bahwa pemimpin tidak akan berhasil menghadapi semua kondisi jika mengandalkan satu gaya kepemimpinan.
Apa itu artinya excellent people? YA, pemimpin diharuskan untuk beradaptasi, bereaksi, merespons keadaan dengan cara yang efektif. Singkatnya, bisa sat-set di segala kondisi.
Tetapi perlu diketahui, pemimpin yang agile tidak boleh hanya fokus pada aspek kepemimpinan yang bersifat transformatif. Mereka juga harus memenuhi aspek transaksional dalam operasi sehari-hari. Sebab, memiliki gambaran besar tentang arah organisasi tidak akan banyak membantu jika tujuan operasional jangka pendek tidak terpenuhi.
Dari sudut pandang pengembangan, ini berarti bahwa untuk menjadi agile setiap pemimpin perlu membangun keterampilan untuk menciptakan strategi jangka panjang dan keterampilan daily management yang baik.
Organisasi yang resisten dengan ide-ide baru dan pemikiran out of the box akan segera ketinggalan zaman dan tergantikan oleh mereka yang lebih agile. Seperti yang terjadi pada Kodak, perusahaan raksasa fotografi yang bangkrut ketika dunia mulai memasuk era digital.
Kita bisa melihat dengan jelas bahwa kegagalan pemimpin dalam menavigasi laju perubahan menimbulkan kerugian finansial yang mengancam keselamatan bisnis. Oleh karena itu menjadi agile adalah suatu kebutuhan. Kebutuhan bukan hanya sebagai individu tetapi juga sebagai organisasi.
Ingin tahu lebih lanjut tentang agile organisasi? Ikuti SHIFT Indonesia ya.
Salam improvement!