![Ilustrasi Liputan khusu El Nino liputan6.com](http://shiftindonesia.com/wp-content/uploads/2015/11/News-El-Nino-600x333.jpg)
Pada pertengahan September tahun ini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan panjangnya musim kemarau di berbagai tempat di Indonesia, terutama di sebelah selatan khatulistiwa diduga merupakan dampak dari fenomena El Nino yang kini telah mencapai level sedang.
Sebelumnya, kepala BMKG Andi Eka Sakya, seperti dikutip KOMPAS.com menyebutkan daerah-daerah di Indonesia yang berpotensi terkena dampak El Nino 2015 meliputi Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan (Kalsel), dan Sulawesi Selatan (Sulsel).
Menurut Andi, musim kemarau di beberapa tempat di Indonesia, terutama di sebelah selatan khatulistiwa pada 2015 ini relatif panjang. Ini merupakan dampak dari fenomena El Nino yang telah mencapai level moderate.
Apa itu El Nino?
El Nino adalah salah satu bentuk penyimpangan iklim yang terjadi di Samudra Pasifik yakni di pantai barat Ekuador dan Peru. Penyimpangan itu mengakibatkan perubahan pola angin serta curah hujan.
Hal ini ditandai dengan naiknya suhu permukaan laut di daerah khatulistiwa bagian tengah dan timur yang membawa dampak udara kering dan panas.
Sejak tahun 1950, setidaknya sudah terjadi 22 kali El Nino di dunia. Dampak El Nino paling terparah terjadi pada 1982-1983 dan 1997-1998. Saat itu El Nino membuat sebagian belahan bumi kekeringan panjang dan sebagian yang lain justru mengalami musim hujan yang panjang seperti dikutip laman resmi BMKG.
Fenomena El Nino akan membuat hawa menjadi panas, sungai-sungai mengering, sumur-sumur menjadi dangkal, pohon-pohon akan meranggas.
Apa saja penyebabnya?
Kalangan ilmuwan belum tahu persis. Namun ada indikasi bahwa El Nino bukan perbuatan manusia dan sudah terjadi secara alamiah selama berabad-abad. Meski begitu, efek gas rumah kaca dapat memperparah fenomena El Nino, sehingga terjadi lebih sering atau lebih intens.
Dampak Hebat El Nino
Dampak global El Nino membuat sebagian wilayah Asia seperti Indonesia dan sebagian wilayah Australia akan mengalami kemarau panjang. Sedangkan sebaliknya, Benua Amerika terutama bagian utara mengalami musim hujan cukup panjang.
Dalam infografik yang tergambarkan di liputan6.com, terlihat jelas bahwa dampak hebat El Nino menyebabkan kerugian yang besar baik bagi Indonesia maupun secara global. Untuk El Nino yang terjadi di tahun 1982-1983, Indonesia diperkirakan mengalami kerugian hingga 500 juta dolar, sedangkan kerugian global di tahun yang sama mencapai 8,1 miliar dolar. Sedangkan untuk tahun 1997-1998, Indonesia mengalami beberapa kerugian akibat El Nino, yaitu gagal panen dengan jumlah lahan seluas 3,9 juta hektar yang bernilai Rp 6 triliun, kebakaran hutan seluas 11,6 juta hektar, dank abut asap menyerang 20 juta jiwa di empat negara (Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei).
Selain itu, efek lain dari El Nino juga masih menyebabkan potensi gagal panen, kebakaran hutan dan hasil tangkapan ikan tertentu yang menurun.
Bagaimana dampaknya terhadap ekonomi Indonesia saat ini?
Pemerintah mewaspadai dampak dari El Nino atau kekeringan berkepanjangan yang akan menurunkan produksi pangan. Ancaman krisis pangan tersebut tentu dapat mengganggu ekonomi Indonesia di semester II 2015.
Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro, seperti dikutip liputan6.com membeberkan rentetan imbas dari El Nino terhadap ekonomi Indonesia. Padahal pemerintah Joko Widodo tengah berjuang mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia supaya mencapai 5,3 persen demi mengejar target 5,2 persen tahun ini.
“El Nino berpengaruh besar terhadap inflasi, sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia bergantung dari konsumsi. Konsumsi kuncinya ada di daya beli dengan salah satu indikator inflasi dan inflasi ditentukan pangan yang bergejolak,” jelasnya seperti dikutip liputan6.com.
Salah satu komoditas pangan yang rentan terhadap gejolak harga, kata Bambang adalah beras. Sambungnya, tanaman padi sangat mengandalkan kebutuhan air banyak. Namun, produksi padi terancam merosot apabila terjadi kekeringan.
Namun demikian, ternyata pemerintah sudah mengantisipasi dampak El Nino ini. Seperti dikatakan Mantan Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis Kantor Staf Kepresidenan, Purbaya Yudhi Sadewa bahwa Presiden Jokowi telah mengambil langkah cepat dengan mengirimkan orang-orang kepercayaan ke Vietnam dan Thailand. Tujuannya mempersiapkan impor beras dari dua negara tersebut.
Purbaya mengaku bahwa kebijakan Jokowi fokus pada menjaga daya beli masyarakat. Dalam hal ini, Presiden memerintahkan penyaluran beras miskin (raskin) ke-13 dan 14 secepatnya.
Selain itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga terus melakukan berbagai cara. Pertama, dengan memanfaatkan beberapa lahan di wilayah Indonesia bagian utara garis khatulistiwa yang tidak terkena dampak El Nino.
Kedua, Amran menjelaskan saat ini ada 3,5 juta hektar lahan bekas irigasi yang masih memiliki kontur tanah yang lebih lembab. Ia meminta para petani untuk memanfaatkan hal itu. Antisipasi ketiga yang dilakukan pemerintah adalah dengan membagikan pompa-pompa air kepada para petani. Pompa ini ditempatkan di pinggir aliran sungai untuk kemudian difungsikan menyedot air yang selanjutnya mengalirkannya ke area persawahan.
“20 ribu pompa sudah kami kirim, satu pompa itu bisa aliri 10 hektar lahan, berarti kalau 20 ribu sudah kita kirim maka ada 400 ribu hektar yang sudah teraliri,” terang Aram seperti ditulis liputan6.com.
Cara keempat yang dilakukan yaitu pengadaan sumber bor untuk menarik air dari dalam tanah yang lebih dalam mengingat air di permukaan sudah mulai mengering. Dan cara kelima adalah dengan memaksimalkan aliran air dari rawa-rawa yang ada di setiap wilayah di Indonesia. “Dari seluruh Rawa di Indonesia, yang baru dimanfaatkan saat ini hanya sekitar 0,9 persen. Jadi kalau kita dilanda masalah, jangan terus menyerah, kita harus berpikir cara antisipasinya,” ujar Amran.