Fixed Repeating Schedule (FRS) adalah sebuah elemen kunci dari Toyota Production System (TPS) dan Lean Manufacturing. Sesuai dengan namanya, FRS adalah sebuah schedule produksi yang “unchanging” dan diulang mungkin setiap hari atau selama waktu yang lebih lama seperti dua minggu atau satu bulan sekali. Jika hal ini dapat diimplementasikan, maka nilai ekonomi dari repetisi mulai menjadi jelas sehingga customer dan supplier dapat merasa yakin terhadap scheduling aktifitas mereka sendiri.
Hal yang menjadi penghambat dalam pengimplementasian hal ini adalah ketidakpastian dari permintaan dan penawaran (supply dan demand). Oleh karena itu, selagi scheduling masih bersifat sederhana; aktifitas-aktifitas untuk membuat scheduling menjadi memungkinkan akan menjadi lebih kompleks dan rumit. Dengan demikian maka beralihlah orang-orang atau organisasi ke penerapan FRS yang jika di-manage dengan benar akan mengurangi kompleksitas keseluruhan dan meningkatkan customer service.
Sejarah
FRS telah diciptakan di semua tempat oleh banyak organisasi sebagai solusi lokal. Mungkin teknik produksi Ford di masa lalu adalah contoh biasa karena dengan memastikan satu produk saja, the black model T, maka scheduling menjadi sederhana dengan baik.
Contoh pertama yang dipublikasikan secara besar-besaran dengan pengembangan sistematik terdapat di Toyota Production System (TPS) dimana sebuah FRS melancarkan flow di dalam pabrik dan oleh karena itu pula waste of unevenness (mura) dapat direduksi.
Implementasi
1. Red stream / green stream
Dalam seluruh contoh (terkecuali contoh trivial) dari permintaan konstan, akan terdapat fluktuasi sebagai bagian dari solusi scheduling dalam produksi FRS yang dibutuhkan. Terdapat tantangan pada langkah-langkah awal dari implementasi FRS. Tantangan tersebut adalah mengisolasi bagian maksimum dari produksi yang dapat ditetapkan dari bagian produksi yang tidak dapat ditetapkan. Isolasi ini, setidaknya pada tingkatan awal, harus meluas ke service pendukung sebaik value adding process atau gemba itu sendiri. Hal inilah yang menyebabkan pembelian, penyimpanan stok, pengiriman, dan hal lainnya harus dijalankan secara terpisah untuk schedule yang dapat ditetapkan dan yang tidak dapat ditetapkan. Sebagai contoh, hal ini berarti dua ‘kontrak’ pembelian; satu untuk pengiriman yang telah ditetapkan atau jumlah tetap dari interval regular dan satu untuk pengiriman jika diminta. Jika hal ini tidak terselesaikan maka ketidakpastian pada hal yang tidak ditetapkan akan ‘membocori’ ke dalam hal yang telah ditetapkan yang selanjutnya akan menjadi tidak dapat ditetapkan untuk kekurangan sumber daya.
Untuk mendesak pemisahan ini, beberapa pabrik telah membagi pabrik mereka menjadi dua bagian berbeda dengan masing-masing bagian direpresentasi dan dicat dengan warna yang berbeda. Pemisahan ini diterapkan pada setiap truk forklift, tools, lantai area, dan kontainer stok. Perusahaan Jerman yang menerapkan ini mengaku mereka seolah-olah menjalankan dua buah pabrik, satu yang memakai FRS dan satu lagi yang fleksibel.
Keuntungan dari pekerjaan ini adalah cost yang berkurang secara signifikan yang dimunculkan di dalam pabrik FRS yang sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan pabrik yang fleksibel. Dalam pabrik FRS, semua cost dan aktifitas akan diulang-ulang sehingga akan terjadi simplifikasi proses yang signifikan dan reduksi dari waktu dan cost akan muncul di seluruh lini fungsional. Hal ini terjadi karena ‘pengecualian’ pada proses standard tidak akan muncul kembali dan schedule akan selalu dicapai sehingga kegagalan proses, equipment, dan staff dapat dieliminasi atau disebar kembali (re-deployed).
Keuntungan ini hanya muncul jika green stream / produk atau service FRS masih tetap pada permintaan yang dapat diprediksi. Oleh karena itu sangat penting untuk memastikan review frekuensi yang layak dari permintaan produk untuk memastikan promosi dari produk yang stabil dari red stream dan demotion dari produk yang kini permintaan lebih kurang stabil daripada red stream. Hal ini juga dapat memancing kematangan bentuk produk setelah introduksi awal, ketika permintaan mengstabilkan pergerakan produk ke dalam FRS untuk seterusnya, ketika antusiasme pembelian berkurang, maka mereka akan dihilangkan kembali. permasalahan musim dapat dibangun di dalam FRS, sebagai contoh dengan memiliki schedule musim panas dan musim dingin yang telah ditetapkan.
2. Mempercepat FRS
Implementasi dari langkah pertama akan membuat orang dalam pabrik ‘FRS’ untuk menjalankan proses yang lebih sederhana dan untuk membangun rutinitas yang tidak memungkinkan dalam schedule, reschedule, dunia reschedule yang ada sebelumnya, dan yang mungkin masih tersisa di pabrik ‘non-FRS’. Hal ini akan membuat pekerjaan menjadi lebih terkendali dan menyederhanakan komunikasi di dalam ‘pabrik’ yang sangat kritikal untuk melakukan performanya. Akan terlihat lebih jelas bahwa sub-process membatasi kapabilitas produksi dan terlihat juga operasi mana yang dapat disederhanakan dan ditingkatkan. Seringkali muncul kasus dimana tingkatan stok yang besar pre-existed atau dulunya dibangun untuk membuat FRS menjadi ‘memungkinkan’, penyebab nyata dari stok ini kini dapat dialamatkan oleh operational improvement untuk mereduksi banyak ukuran dan meningkatkan reliability. Jika hal ini sudah terselesaikan dan service pendukung juga telah disesuaikan, maka tujuan berikutnya adalah untuk mempersingkat waktu dari pengulangan dalam ‘FRS’. Perencanaan yang akan diikuti oleh penerapan ini akan memunculkan permasalahan baru di sepanjang lini dari fasa sebelumnya yang seharusnya di-manage sebagai prioritas utama. Semakin pendek siklus tersebut maka kita akan dapat mereduksi stok WIP sekaligus mengawasi ketersediaan dari stok untuk customer. Siklus ini harus diulang sampai management nerve melakukan break.
Untuk Toyota, implementasi dari FRS adalah salah satu langkah awal dalam mencapai production leveling yang mengarah pada langkah selanjutnya untuk mencapai ukuran yang lebih kecil sehingga mendapatkan cost yang lebih kecil dan fleksibilitas untuk membuatnya menjadi memungkinkan.
Incoming search terms:
artikel contoh tindakan cost reduction program di perusahaanschedule adalah contoh penerapan just in time pada proses bisnis perusahaan green industry penerapan pengurangan waste pada waktu setup pengukuran waktu pada tipe produksi intermediate dan continue penerapan lean service penerapan lean pada perusahaan jasa metodologi lean maintenance leveling proses bisnis