Penerapan Lean Manufacturing, khususnya di industri manufaktur bukanlah hal yang baru lagi. Namun, tidak sedikit juga perusahaan manufaktur yang belum memahami secara mendasar makna dari penerapan ‘lean’ yang sebenarnya.

Saat sebuah organisasi memutuskan untuk ‘go lean’ di area kerjanya, artinya seluruh area kerja tersebut harus menerapkan semua filosofi dan praktek-praktek lean. Lean adalah sebuah best practice bagi berbagai industri yang berfokus pada pelanggan dengan mengurangi aktivitas waste pada proses produksi.

Ada beberapa perbedaan diantara penerapan teknik lean di berbagi industri. Namun, ada tiga teknik yang hampir diterapkan di berbagai industri untuk memulai penerapan lean di dalam sebuah organisasi.

5S

5S adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut metode pengaturan area kerja. Sebenarnya 5S adalah singkatan dari lima kata dari bahasa Jepang: Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke. Pertama kalinya ide mengenai 5S atau “Just In Time Manufacturing” ini digagas oleh Hiroyuki Hirano. Dalam Bahasa Indonesia, 5S dikenal juga dengan 5R untuk Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin.Masing-masing huruf “S” mewakili salah satu aturan dalam merorganisir area kerja agar karyawan dapat bekerja dengan nyaman efisien dan efektif, dengan cara mengidentifikasi dan menyimpan alat-alat yang sering digunakan dengan benar serta menjaga kerapian area dan peralatan. Kerap disebut sebagai bagian dari filosofi Lean Enterprise, 5S diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dan diadopsi oleh banyak perusahaan sebagai metode perbaikan dan efisiensi di lingkungan kerja mereka.

Kaizen

Kaizen adalah business practice yang berfokus pada perbaikan terus menerus (continuous improvement). Dengan menerapkan Kaizen, akan selalu ada ruang untuk melakukan perbaikan (improvement), dan sebagai salah satu cara untuk menumbuhkan budaya CI pada karyawan untuk terus meningkatkan area kerjanya. Filosofi metode ini menekankan bahwa id dari masing-masing individu merupakan hal yang paling penting dan semua karyawan harus ikut terlibat dalam proses untuk membuat perusahaan menjadi lebih baik. Sebuah organisasi yang menerapkan Kaizen tidak pernah menghindari kritik dan selalu terbuka untuk semua masukkan dan ide dari semua karyawannya, tanpa terkecuali. Hal ini membantu perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dengan saling menghormati dan tercipta komunikasi yang saling terbuka.

Baca juga  Membangun Budaya Inovasi untuk Ciptakan Keunggulan Bisnis 

Kanban

Kanban merupakan kata dalam bahasa Jepang yang secara harfiah artinya “sinyal visual” atau “kartu”. Sistem Kanban di Toyota memang menggunakan kartu-kartu berwarna sebagai sarana komunikasi. Warna-warna pada kartu mengindikasikan berbagai informasi mengenai pekerjaan: apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana. Bagaimana Cara Kerjanya?

Sederhana. Hanya dengan memperbaiki sistem komunikasi menjadi lebih baik. Sistem komunikasi tidak lagi dilakukan dengan lisan atau tulisan, tapi dengan penanda visual. Mereka menyebutnya visual management atau manajemen visual, yang menjadi inti dari sistem Kanban.

Penerapan Lean Manufacturing, memang bukanlah hal yang mudah diterapkan didalam sebuah organisasi. Namun, saat organisasi dan seluruh orang-orang didalamnya berkomitmen untuk membuat organisasinya menjadi lebih baik, penerapan Lean dapat memberikan dampak yang signifikan. Meningkatknya produktivitas, peningkatan layanan kepada pelanggan, meningkatnya moral karyawan juga lingkungan kerja yang lebih aman dan kondusif. Masing-masing penerapan teknik lean manufacturing tersebut memberikan kontribusi pada meningkatnya produktivitas perusahaan secara keseluruhan dan berujung pada profitabilitas.***