Sikap pemimpin terhadap kegagalan adalah hal yang paling menentukan karena merekalah yang dapat mengkatalisasi budaya untuk cepat bangkit dari hal-hal yang sulit.

Tim adalah dua orang atau lebih yang bermitra untuk menciptakan sesuatu yang berharga dengan menggunakan keterampilan dan talenta satu sama lain untuk mewujudkannya. Semua tim bagaikan kaleidoskop, unik dalam cara mereka bergabung namun ketika mereka semua memiliki karakteristik yang sama tentu kreativitas tim menjadi tidak optimal terlebih ketika dihadapkan dengan kegagalan. Tim mengalami tekanan dan sulit memunculkan ide baru untuk pekerjaan selanjutnya. Sehingga peran pemimpin yang dibutuhkan disini adalah mencari tahu lebih banyak dan mengambil sikap untuk membangkitkan semangat dan kinerja tim.

Untuk lebih baik atau lebih buruk, sikap pemimpin terhadap kegagalan adalah hal yang paling menentukan karena merekalah yang dapat mengkatalisasi budaya untuk cepat bangkit dari hal-hal yang sulit. Langkah-langkah berikut ini dapat membantu Anda “para leaders” menciptakan peluang menarik di masa akan datang:

1. Bersikap tegas kepada tim tentang adanya risiko kegagalan

Jika Anda menjalankan proyek berisiko, kategorikan risiko sebelum memulai. Jika semua orang di tim tahu bahwa peluang sukses sangat tipis, tetapi keberhasilannya akan menghasilkan terobosan penting bagi perusahaan Anda, maka momok kegagalan tidak akan mengintimidasi mereka. Sebaliknya, antusias mereka akan meningkat sehingga persiapan yang mereka lakukan untuk proyek tersebut akan lebih baik

2. Tetapkan tenggat waktu kapan proyek harus berhenti.

Tentu saja, proyek berisiko tinggi harus ditentukan oleh metrik hasil seperti proyek lainnya. Tim yang luar biasa, anggotanya akan semakin bersemangat ketika mengetahui bahwa proyek mereka berisiko tinggi. Mereka akan terus berjalan, bahkan setelah mereka melewati pencapaian yang telah disepakati.

Baca juga  Saksikan Inovasi Terbaik di OPEXCON Conference & Award 2023!

Kondisi tersebut tentu tidak bermasalah bagi perusahaan, permasalahannya adalah ketika Anda sedang berhadapan dengan proyek yang stagnan atau gagal dan tidak tahu kapan dan bagaimana untuk mengakhirinya, Anda sering menundanya karena tidak yakin sehingga permasalahan ini berlarut-larut terlalu lama. Jadi untuk kebaikan tim Anda, maka tentukan dari awal kapan tenggat waktu dari proyek tersebut dan juga siapkan langkah-langkah antisipasinya.

3. Rekrut Orang Terbaik

Siapa yang harus bekerja pada proyek-proyek berisiko tinggi? Tampaknya jelas: mereka yang memiliki keahlian terbaik. Tetapi bagaimana jika mereka juga dibutuhkan untuk inisiatif lain? Bagaimana jika mereka tidak percaya pada proyek berisiko tinggi? Bagaimana jika kepribadian mereka tidak cocok dengan stres yang berlebih?

Langkah yang terbaik adalah mengumpulkan tim impian Anda dan menanyakan kepada orang-orang itu apakah mereka siap menjadi sukarelawan, pastikan mereka memahami kemungkinan kegagalan. Ketika tim mulai menghadapi hal yang sulit, penting bagi mereka untuk mengetahui bahwa Anda mendukung mereka.

4. Bicarakan Kegagalan
Jika Anda akan mengembangkan budaya yang openness dimana kegagalan diterima, maka cara terbaik untuk mengambil stigma itu adalah dengan membicarakannya. Jika sebuah proyek dihentikan, maka Anda harus membuat pertemuan untuk membicarakannya, jelaskan alasan mengapa Anda melakukan proyek tersebut dan berterimakasih kepada mereka yang mengerjakannya. Bagikan metrik penilaian proyek tersebut, berikan evaluasi atas kegagalan tersebut jika memang ada. Keterbukaan ini akan menjadikan mereka siap kembali untuk proyek berisiko Anda berikutnya.

5. Evaluasi Kegagalan

Ketika Anda gagal memenangkan kemitraan penting bagi perusahaan atau kehilangan pelanggan, Anda bersama semua orang yang terlibat harus dapat menemukan akar permasalahannya, inilah kesempatan belajar yang Anda miliki.

Anda sebagai leader harus memanggil mantan pelanggan Anda dan meminta penjelasan singkat. Anda tidak harus membuka negosiasi lagi, sebaliknya Anda meminta penjelasan yang tidak jelas : Mengapa mereka memindahkan bisnisnya ke tempat lain? Apakah karena harga, produk? Atau ada kesalahan dari tim marketing Anda?

Baca juga  Mengapa Project Improvement Perlu di-Coaching?

Setelah Anda telah menyelesaikan pencarian fakta, bagikan apa yang telah Anda pelajari kepada tim yang mendukung, baik marketing, produksi, teknik, dan siapa pun. Jika Anda telah mengidentifikasi akar penyebabnya, putuskan apakah hal itu perlu ditangani atau tidak. Jika ya, mulailah dengan memperbaiki akar masalahnya.

**Kegagalan tidak akan membuat bisnis Anda tumbuh. Tetapi jika Anda beruntung, Anda dapat mengalami beberapa kegagalan dan menghasilkan perusahaan yang hebat kemudian, pilihannya Anda akan mengambil peluang itu atau tidak.

(sumber: businessinsider, forbes, inc, medium)