Kita sering mengatakan “kami memiliki budaya yang hebat”, apa makna sebenarnya?

Budaya sering kita definisikan sebagai “cara untuk melakukan sesuatu di organisasi”. Jika kita lihat secara spesifik, budaya di dalam sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu perilaku, sistem, dan praktik, semua ini menjadi aspek nilai yang menyeluruh. Dan budaya yang hebat, adalah ketika ketiga hal tersebut mampu berjalan selaras dan sejajar dengan nilai-nilai dalam organisasi. Jika mulai ada gap (kesenjangan) disini, Anda akan mulai menemui masalah dan kehilangan karyawan hebat Anda.

Gap muncul dalam berbagai bentuk. Sebuah organisasi mungkin mendukung “work life balance” tetapi uang cuti karyawannya tidak dibayar atau tetap memaksa karyawannya untuk bekerja lembur (behavior-system gap). Anda mungkin mendukung program pengembangan SDM, tetapi tidak benar-benar memberi mereka waktu untuk belajar di tempat kerja (system-behavior gap).

Gap ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan mengandalkan cara konvensional seperti mendeklarasikan ulang nilai perusahaan ataupun melalui kepemimpinan yang inspirasional. Untuk memperbaiki budaya organisasi yang buruk tersebut, Anda perlu me- review ulang behaviors (perilaku), systems (sistem), dan practices (praktek) yang ada di organisasi.

Behaviors

Membangun budaya pada umumnya merupakan praktek aktualisasi nilai organisasi. Tetapi hal yang paling fundamental adalah perilaku para pemimpinnya, yaitu bagaimana mereka menerapkan nilai organisasi tersebut. Semua karyawan melihat apa yang dilakukan pemimpinnya, jika pemimpin tidak menunjukkan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai perusahaan, maka nilai-nila tersebut juga tidak berarti.

Setiap karyawan membutuhkan kejelasan yang berbeda, tetapi sebagian besar lebih fokus dengan perilaku yang mengarah ke promosi. Luangkan waktu Anda untuk mengidentifikasi perilaku dan keterampilan yang dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dalam organisasi Anda.

Para pemimpin juga harus mengklarifikasi perilakunya masing-masing, sudah melakukan tanggungjawabnya atau belum, karena perilaku mereka adalah wujud budaya dan nilai nyata sebuah organisasi. Ketika perilaku yang diharapkan sudah jelas, kita dapat menggunakan waktu kita untuk lebih fokus mempraktekkan perilaku tersebut daripada menghabiskan banyak waktu untuk mencoba mengidentifikasi perilaku seluruh karyawan di organisasi, sehingga akuntabilitas menjadi lebih terukur dan kesuksesan semakin mudah dicapai.

Baca juga  Antara Lean dan Agile, Mana yang Lebih Efektif di Masa Kini?

Systems

Setiap proses yang dibuat, setiap sistem yang dipasang, setiap teknologi yang digunakan, setiap struktur yang dirancang, setiap jabatan yang diberikan akan memperkuat budaya atau sebaliknya.  Ada lima hal penting dalam sebuah sistem budaya, yaitu proses perekrutan, strategi dan penetapan tujuan, penilaian, pengembangan, dan penghargaan.  Budaya yang baik akan mengatur semua proses tersebut sehingga bisa memberikan manfaat yang lebih baik untuk organisasi.

Practices

Praktek disini mencakup semua agenda perusahaan, rapat yang berjalan, proses umpan balik, hingga bagaimana keputusan dibuat. Praktek perlu berubah ketika perusahaan berubah – seiring pertumbuhannya, reorganisasi, atau menghadapi ancaman baru. Praktek yang unggul bisa cepat menjadi basi, tidak berarti, atau bahkan kontra-produktif ketika ukuran perusahaan semakin besar.

Organisasi dan pemimpin yang hebat tahu bahwa sesuatu mengenai budaya adalah hal yang sulit. Banyak waktu yang dibutuhkan untuk menentukan dan mengeksekusinya. Namun, jika kita bisa memahami perilaku yang diharapkan di organisasi, mengidentifikasi sistem dan proses yang bisa membantu mengaktualisasikan nilai organisasi, melakukan praktek yang membuat karyawan dan organisasi menjadi lebih baik, maka kita dapat menutup gap budaya di perusahaan dan mempertahankan karyawan terbaik perusahaan. 

sumber: hbr.org