Today, everything is digital. Digitalisasi merambah ke setiap aspek kehidupan manusia hingga tak lepas dari kehidupan sehari-hari. Hadirnya teknologi pun dipandang sebagai urgensi bagi para pemimpin bisnis di Indonesia.
Dalam sebuah studi yang bertajuk ‘The Microsoft Asia Digital Transformation: Enabling The Intelligent Enterprise’, menunjukkan sebanyak 90% pemimpin bisnis di Indonesia menyatakan perlu melakukan transformasi digital untuk mendorong pertumbuhan perusahaan. Namun sayangnya, besarnya presentase kesadaran ini tidak disertai langkah nyata, terbukti hanya 27% dari angka tersebut yang memiliki strategi transformasi digital menyeluruh, sementara 51% masih dalam proses merencanakan, dan sisanya sebanyak 22% belum memiliki strategi apapun.
Segelintir perusahaan yang telah melakukan transformasi digital biasanya adalah perusahaan yang menghadapi masalah performa yang tidak baik, sehingga diperlukan suatu inovasi untuk menaikkan performa, dan perusahaan “market leader” yang ingin mempertahankan posisinya.
Lantas, mengapa hanya sedikit perusahaan yang merambah ke digital padahal kita semua tahu bahwa transformasi digital akan menjadi masa depan yang cerah bagi perusahaan? Hal ini dikarenakan prosesnya yang tidak mudah.
Di Indonesia, proses ini cenderung masih berjalan lambat. Menurut studi Microsoft, para pemimpin bisnis menyebutkan ada 5 faktor penghambat untuk melakukan transformasi digital, yaitu :
1. Masalah keamanan dan serangan cyber
2. Kurangnya tenaga kerja yang memiliki keahlian digital
3. Tidak adanya mitra teknologi yang tepat
4. Tidak pastinya lingkungan ekonomi
5. Kurangnya kebijakan pemerintah dan infrastruktur teknologi informasi & komunikasi yang mendukung
Selain faktor di atas, peran CEO atau pemimpin juga sangat menentukan berhasil atau tidaknya proses tranformasi ini. Karena transformasi digital bukan sekedar mengganti sistem manual dengan teknologi, tetapi mengubah mindset dan culture seluruh karyawan untuk beradaptasi dan bekerja lebih cepat.
Pengembangan teknologi juga harus diikuti dengan pengembangan sumber daya manusianya (SDM). Jangan sampai saat perusahaan sudah mengadopsi teknologi tetapi karyawan masih gagap memanfaatkannya. Kalau hal ini sampai terjadi, bukan efisiensi dan efektivitas yang didapat, tetapi justru kerugian, karena dalam melakukan transformasi digital diperlukan biaya yang tidak sedikit.
Nah, bagaimana dengan perusahaan Anda? Apakah mengalami hambatan dalam melakukan transformasi digital?