Beberapa waktu belakangan, topik seputar peran Internet of Things (IoT) menjadi pembicaraan yang hangat, terlebih pada industri manufaktur. Kabar terakhir yang terdengar adalah IoT telah merambah ke dunia industri. Munculnya IoT pasalnya menjanjikan perubahan besar dalam aspek bisnis. IoT sendiri telah diterapkan pada industri manufaktur, distribusi, dan bahkan logistik untuk melakukan hal-hal seperti pemantauan kondisi lingkungan selama pengiriman produk, pertanda apabila peralatan pabrik membutuhkan pemeliharaan, dan juga melacak kemanan serta efisiensi bahan bakar dari kendaraan mereka. Tentunya, bagi para produsen manufaktur yang tidak menerapkan IoT pada perusahaan, akan menghadapi persaingan yang sangat ketat.
Howard Heppelman, Wakil Presiden dan General Manajer untuk Connected Produc Management di PTC, pembuat platform IoT mengatakan, “Setiap harinya lebih banyak sensor digunakan di pabrik-pabrik untuk memeriksa getaran dan suhu, atau mengukur produksi dan kualitas produk.” Heppelman memprediksi bahwa akan muncul aplikasi IoT yang lebih maju, seperti misalnya aplikasi Augmented Reality yang akan mampu membaca tampilan 3D dari pabrik yang sama.
Dalam laporan yang ditulisnya, ‘The IoT Impact: Finding Your Company’s Role in The New Smart Connected World’, Bill McBeath, Chief Research Officer di Research ChainLink menyebutkan bahwa munculnya teknologi IoT adalah sebuah perubahan ‘tektonik’ yang akan mengubah banyak aspek bisnis, termasuk juga struktur industri.
McBeath meramalkan adanya aplikasi IoT yang menyediakan pelacakan dan pengiriman pesanan dengan sangat akurat, dengan memberikan tanda kepada penerima apabila terjadi penundaan akibat cuaca buruk, atau yang dapat memonitor suhu, getaran, dan guncangan barang selama pengiriman. Juga menetapkan faktor risiko untuk mengetahui adanya kerusakan. Pemeliharaan pun dapat dilakukan melalui jaringan, dengan perbaikan dikirimkan dalam bentuk perangkat lunak, bukan lagi teknisi dengan sekotak peralatannya.
Perangkat IoT mempengaruhi data aktual dari sensor dan data back-office yang sudah ada dari ERP, supply chain, CRM, dan aplikasi lainnya untuk menghasilkan informasi yang lebih berguna. Ada kemungkinan virtual yang tak terbatas untuk kemampuan pelacakan smart chip dan bagaimana penggunaannya dalam manajemen supply chain, manufaktur, pengiriman, dll. Fakta bahwa PTC memperkirakan akan ada satu trilliun perangkat pintar pada tahun 2035 merupakan satu indikator yang baik dari adopsi IoT di masa depan.
Chip + Software + Internet = Model Baru Industri Manufaktur
McBeath mengungkapkan bahwa efek jangka panjang dari penerapan IoT pada industri manufaktur dan distribusi akan sangat besar, dan hal ini akan menambah inteligensi di lantai pabrik, gudang, dan proses distribusi. Produk fisik seperti peralatan konstruksi, telepon, atau jasa pengiriman, sekali tertanam dengan menggunakan jaringan chip, akan mendapatkan kemampuan untuk menyediakan jasa layanan dan akan diatur oleh SLA.
Contohnya, sebuah pabrik membeli tikar industri yang akan diletakkan di gudang. Tikar tersebut dilengkapi dengan sensor kecil untuk mendeteksi keausan, dan mengirimkan peringatan ketika akan terjadi kegagalan. Bahkan tikar pengganti juga dapat dipesan otomatis, tergantung SLA yang disetujui oleh pelanggan. Software berbasis produk seperti TV atau telepon dapat dilayani oleh update firmware, untuk menghemat biaya perjalanan produsen manufaktur.
Pemimpin perusahaan perlu mempertimbangkan dampak dari teknologi IoT pada organisasi mereka dan sudah harus memikirkan rencana masa depan saat ini juga. Hal itu berarti melakukan evaluasi produk dan jasa yang sudah ada, pasar, mitra kerja, dan aspek lainnya, dan juga memikirkan potensi keuntungan yang mampu dihasilkan dari penerapan IoT.
McBeath menyarankan untuk bertanya lebih dahulu terhadap masalah yang dialami pelanggan yang membutuhkan solusi, kemudian menentukan jawaban yang mengarah pada IoT. Hal itu akan menjadi dasar dari roadmap IoT, yang juga harus mempertimbangkan infrastruktur perusahaan, sumber daya R&D, model bisnis saat ini, kemungkinan pasar baru dan aset internal – seperti data pelanggan, yang memungkinkan untuk munculnya profit.