Agile dan Lean secara umum dipandang sebagai filosofi yang ditujukan untuk mencapai tujuan bisnis dan memberikan kepuasan kepada pelanggan melalui produk kompetitif dengan kualitas terbaik. Lalu apa perbedaan dari Lean dan Agile?

Kesuksesan perusahaan menghadapi pasar global saat ini bergantung pada kemampuannya dalam memberikan nilai, baik kepada pelanggan maupun karyawannya, Perusahaan perlu menemukan cara untuk bergerak (berekspansi) lebih cepat dan memberikan produk dan layanan yang berkualitas tinggi kepada pelanggan, sekaligus secara terstruktur dan stabil mampu mempromosikan budaya organisasi yang sehat. Ini bukanlah masalah kecil, karena tidak akan bisa dicapai melalui struktur perusahaan yang masih tradisional dan lamban.

Agar dapat bertahan, perusahaan di seluruh dunia ingin mengadopsi metode yang lebih cerdas dan efisien yang telah berhasil digunakan oleh perusahaan-perusahaan muda (startup – red) yang bertumbuh dengan cepat. Sehingga mereka pun berusaha mengadopsi metodologi Lean dan Agile untuk membantu memperbaiki proses bisnis, meningkatkan kualitas, dan membentuk lingkungan kerja yang sehat dan berkelanjutan. Karena bisa diimplementasikan dalam berbagai team, perusahaan dan industri, mengakibatkan banyak penafsiran dalam memahami perbedaan dari kedua metodologi ini.

Lean VS Agile, Mana yang Lebih Baik?

Agile dan Lean, seperti yang kita kenal sekarang, berakar pada organisasi TI (Teknologi Informasi). Agile awalnya dirancang untuk pengembangan perangkat lunak (software) dan sampai sekarang masih terus dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan TI sedangkan Lean sudah dijalankan jauh sebelum perangkat lunak dikembangkan, namun saat ini 48% tranformasi Lean dimulai di divisi TI sebelum menyebar ke seluruh organisasi. Dengan meningkatnya kebutuhan akan sistem informasi yang canggih dan mudah beradaptasi, pengaruh TI dalam organisasi telah berkembang secara signifikan. Perkembangan signifikan ini yang kemudian memperkenalkan efisiensi dan produktivitas menggunakan prinsip Lean dan Agile kepada tim non-teknis seperti pemasaran dan penjualan.

Baca juga  Menuju Perfection dengan Kaizen dan Lean

Organisasi TI juga telah menunjukkan efek transformatif menggunakan prinsip Lean dan Agile terhadap budaya organisasi. Dengan mengubah cara kita bekerja, kita mengubah cara kita berinteraksi satu sama lain, yang pada gilirannya mengubah budaya kita. Prinsip Lean dan Agile menekankan fokus pada pekerjaan dan proses, bukan orang-orang yang bertanggung jawab atas pekerjaan itu. Pendekatan ini (dikenal sebagai pengembangan Lean dan Agile di TI) memungkinkan tim untuk beralih dari siklus yang tidak sehat, memungkinkan kolaborasi yang lebih baik, kreativitas yang lebih banyak, dan pengiriman nilai lebih cepat.

Agile dan Lean secara umum dipandang sebagai filosofi yang ditujukan untuk mencapai tujuan bisnis dan memberikan kepuasan kepada pelanggan melalui produk kompetitif dengan kualitas terbaik. Lalu apa perbedaan dari Lean dan Agile?

Secara definisi, Lean membicarakan bagaimana menghilangkan apa pun yang tidak memberikan nilai tambah dan hanya mengerjakan apa yang benar-benar perlu kita lakukan pada saat ini. Yang berarti juga menghilangkan cara kerja yang tidak efisien, sehingga kita dapat bekerja lebih cepat. Lean juga menekankan pada apa yang disebut “sistem” – yaitu, cara kerja tim secara keseluruhan. Hal ini untuk memastikan kita telah bekerja optimal secara keseluruhan. Selain itu dalam Lean kita harus menghormati bahwa orang-orang yang melakukan pekerjaan adalah orang-orang yang paling tahu bagaimana melakukannya (capable).Beri apa yang mereka butuhkan agar efektif kemudian percayakan mereka untuk melakukannya.

Di sisi lain Agile didefinisikan sebagai metode yang digunakan dalam pengembangan software, memerlukan proses adaptasi yang cepat  untuk menghadapi segala bentuk perubahan. Agile mempunyai beberapa prinsip, diantaranya: kepuasan klien adalah prioritas utama dengan menghasilkan produk lebih awal dan terus menerus, proyek dibangun di lingkungan orang-orang yang bermotivasi tinggi yang bekerja dalam lingkungan yang mendukung dan yang dipercaya untuk dapat menyelesaikan proyek, software yang berfungsi adalah ukuran utama dari kemajuan proyek, menerima perubahan kebutuhan sekalipun diakhir pengembangan.

Baca juga  Mengenal Definisi dan Keunggulan Design Thinking untuk Berinovasi

Dengan melihat definisi di atas kita mungkin masih kesulitan memahami perbedaan dari kedua filosofi ini. Untuk mempermudah mengenali perbedaannya, kita bisa mempelajarinya dalam tabel berikut ini:

Agile PhilosophyLean Philosophy
Tujuannya untuk mempercepat pekerjaan, mempermudah proses adaptasi terhadap perubahan. Memperbaiki hampir semua hal yang Anda lakukan dengan menghilangkan apa pun yang tidak memberi nilai bagi pelanggan
Membuat proses pengembangan fleksibelMembuat proses pengembangan berkelanjutan
Awalnya dirancang untuk pengembangan perangkat lunak kemudian diperluas ke pemasaran dan saat ini diterapkan di bidang lain.Dimulai dari manufaktur tradisional kemudian berekpansi ke semua industri yang ada.
Action loop: product backlog – sprint backlog – iteration (sprints) – potentially shippable resultAction loop: build-measure-learn
Metodologi: Scrum, XP, FDD, DSDM, Crystal Methods, dll.Metodologi: Kanban, Kaizen, dll.