Lean Hospital kembali diterapkan di salah satu rumah sakit di Amerika Serikat. Rumah sakit Roper St. Francis Healthcare menggunakan metode Lean dan Six Sigma untuk meningkatkan efektifitas progam pencegahan infeksi. COO Marion Martin menuturkan implementasi Lean Six Sigma di rumah sakitnya dalam pertemuan tahunan Becker’s Hospital Review pada 10 Mei 2013 lalu.
Menurut Martin, sebelum menggunakan Lean Six Sigma, Roper St. Francis Healthcare memiliki data yang kaya namun tak terutilisasi dengan baik. Ia dan timnya memimpin inisiatif untuk pemanfaatan data dengan lebih maksimal, dengan strategi pengembangan yang berbasis pada data untuk diterapkan dalam alur kerja organisasi. Untuk itu, organisasi merekrut dan melatih para change agent dan kini mereka memiliki 452 orang Green Belt yang menempati posisi strategis.
“Sejujurnya, sebelumnya kami terbiasa dengan keadaan yang kurang baik,” kata Martin, mengacu kepada banyaknya waste dan inkonsistensi dalam proses rumah sakit. Dengan fokus kepada peningkatan kontrol atas infeksi, Martin mengumpulkan para karyawan dari semua level dan bagian yang relevan untuk melakukan brainstorming. Hasilnya difilter untuk menyaring ide mengenai perampingan proses untuk efisiensi. Program yang dirumuskan akhirnya membantu untuk menstandaridisasi proses, menghilangkan waste berupa waktu dan tenaga kerja. Selain itu, pembagian tugas dan tanggung jawab antara karyawan dan pimpinan di setiap level pelayanan pasirn. Semua prosedur, rutinitas, dan produk telah distandardisasikan kedalam variasi yang rendah dalam alur kerja.
Ketika wabah virus diare akut menyebar di region, tiga pertanyaan ditambahkan kepada skrip triase perawat untuk mengidentifikasi pasien yang mungkin terkontaminasi wabah secara lebih efektif. Dengan demikian, mereka yang terkena wabah dapat langsung mendapatkan tindakan medis yang tepat. Dengan model tersebut, rumah sakit juga dapat memfasilitasi hubungan antara pasien di panti jompo dengan ambulans yang akan membawa mereka ke rumah sakit. Selain itu, inisiatif Lean Six Sigma juga membantu identifikasi pemberian antibiotik yang memicu timbulnya simptom diare tersebut.***
Sumber: Becker Hospital Review.