Dokter dan para staf medis tidak boleh lagi menelantarkan pasien hanya karena urusan prosedural, dan harus berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Itulah yang disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Kamis lalu (4/7) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Hari itu, Presiden tengah menghadiri akreditasi resmi dari sebuah organisasi internasional terhadap rumah sakit milik pemerintah tersebut.
“Kita tidak ingin lagi mendengar pasien terlambat ditangani atau bahkan ditolak di rumah sakit hanya karena alasan prosedural,” kata Yudhoyono.
Joint Commission International (JCI), sebuah lembaga akreditasi asal AS, telah memberikan akreditasi kepada RSCM sebagai rumah sakit berstandar internasional. Akreditasi prestisius ini untuk pertama kalinya diberikan kepada sebuah institusi kesehatan di Indonesia.
Selama acara tersebut, Presiden menegaskan bahwa sistem administrasi yang baru seharusnya bisa menjadikan RSCM sebagai rumah sakit pilihan untuk komunitas internasional dan, yang lebih penting, mengurangi kebutuhan pasien Indonesia untuk berobat ke luar negeri. Saat ini, pasien lokal sering memilih untuk berobat keluar negeri karena alasan keterbatasan teknologi dan pelayanan kesehatan di tanah air.
“Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang berbasis kepada standar internasional akan mendatangkan kepercayaan publik dan mencegah masyarakat untuk mencari pengobatan ke luar negeri,” kata Presiden.
Menurut data yang berasal dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Februari lalu, pada tahun 2012 tercatat 600.000 warga Indonesia telah bepergian ke luar negeri untuk alasan medis, dan menghabiskan dana sekitar 13,5 triliun rupiah, seperti yang dilansir oleh Kompas.com. Negara yang paling banyak didatangi oleh pasien Indonesia antara lain Singapura dan Malaysia. Baru-baru ini, negara seperti Thailand, Cina, India dan Jepang juga mulai menarik pasien dari tanah air.
Presiden Yudhoyono menyatakan bangga atas sertifikat internasional yang diberikan kepada RSCM, namun ia juga mendorong para staf medis untuk menghindari diskriminasi terhadap pasien dari latar belakang manapun.
“Hormatilah hak-hak pasien dan perlakukan mereka sebagai partner,” katanya, menambahkan imbauan kepada setiap staf medis untuk menawarkan pengobatan sesegera mungkin.
“Kita harus memberikan pelayanan berkualitas tinggi, khususnya kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu. Hormati pasien sebagai partner dan hindari prosedur administratif yang rumit,” tambahnya.
Presiden berharap publik bisa mulai merasakan pelayanan kesehatan yang baik untuk warga miskin dengan program-program pelayanan kesehatan gratis, alih-alih “pengobatan gratis”.
“Saya ingin melihat semua direktur dan tim medis (di RSCM) memberikan pelayanan yang profesional dan fokus kepada pendekatan yang lebih baik, lebih mudah, lebih muran dan lebih cepat,” katanya. “Lebih penting, meningkatkan kualitas pelayanan yang penting untuk pasien dapat dikatakan sangat sesuai dengan standar internasional.”***
Sumber: TheJakartaGlobe.com / Ezra Sihite.