Bos LEGO Group, Jorgen Vig Knudstorp, yang telah berhasil me-rebuild perusahaan mainan anak-anak tersebut sehingga kembali menjadi highly profitable company, menyarankan Eropa harus berani menghadapi realitas ekonomi mereka yang sedang morat-marit.
Seperti yang dilansir dari situs berita CNN, Knudstorp menganggap banyak orang Eropa yang berpikir bahwa mereka lebih kaya daripada kenyataannya, walaupun faktanya Eropa tengah mengalami krisis finansial global dalam tiga tahun terakhir ini. Dengan adanya krisis yang terus mengahncurkan pasar dan menggoyah sektor perbankan, “seharusnya kita memahami bahwa kita telah kehilangan sejumlah kekayaan kita,” ungkapnya.
LEGO sendiri pernah mengalami keterpurukan di akhir tahun 90-an, dan tenggelam dalam hutang sebelum mengalami rebound dengan double digit growth dibawah kepemimpinan Knudstorp.
Knudstorp menyarankan kepada menteri-menteri keuangan Eropa untuk melihat pengalaman perusahaan Denmark tersebut. “Saran terbaik saya adalah: hadapilah kenyataan — itulah yang saya pelajari ketika melalui tahun-tahun sulit di perusahaan kami,” katanya.
Knudstorp mengungkapkan bahwa LEGO pernah mengalami keterpurukan mendalam akibat hutang, seperti halnya yang sekarang tengah dialami negara-negara Eropa. Menurutnya, usaha menghentikan arus krisis dapat dimulai dengan menyatakan: “ya, kami memang terlalu jauh tenggelam dalam hutang; kami menyesal, kami telah mengacau.” Artinya Eropa harus mengakui kesalahan sebelum memperbaikinya.
Knudstorp percaya bahwa Eropa harus “menulis” daftar hutang mereka untuk menghindari stagnasi ekonomi dalam dekade mendatang. “Saya pikir kita telah menjalani masa 30 tahun hanya dengan meminjam uang lagi dan lagi, baik di level pemerintahan maupun rumah tangga,” jelas Knudstorp. Terlebih lagi, menurutnya juga, Eropa kini tengah memasuki sebuah fase dimana harga bahan mentah kemungkinan akan naik dan ketersediaan tenaga kerja murah di dunia semakin sedikit.
Di LEGO, Knudstorp akan fokus kepada memastikan perusahaan mampu beradaptasi terhadap kondisi ekonomi saat ini, yang diyakininya sangat krusial dalam mempertahankan stabilitas bisnisnya. LEGO juga telah memperbaharui protofolio produknya, dan berencana untuk meluncurkan mainan yang didesain khusus untuk anak perempuan.
Namun Knudstorp juga menekankan kebutuhan untuk membuat segalanya tetap sederhana. “Anda butuh menghadirkan tantangan bagi organisasi Anda dari waktu ke waktu, untuk tetap berjalan secara koheren, tapi jangan membuat segala sesuatu menjadi terlalu rumit,” pungkasnya.