Ada sebuah pertanyaan bagus dari salah seorang klien mengenai mana yang kinerjanya lebih baik, Black Belt dengan latar belakang bisnis atau Black Belt dengan latar belakang Quality Control? Umumnya, Black Belt dengan latar belakang bisnis memiliki kinerja lebih baik karena mereka memiliki perspektif yang lebih luas tentang perusahaan, industri, dan target pasar mereka. Mereka memahami gambaran besar dalam hal keuangan, kepatuhan, hukum, manajemen risiko dan pemasaran. Sementara Black Belts dengan latar belakang Quality Control (QC) belum tentu memiliki pengalaman yang memberikan perspektif bisnis yang luas. Ini karena kebanyakan perusahaan menempatkan Departemen QC beroperasi hanya pada saat proses terakhir.

Namun terlepas dari latar belakang Black Belt, perusahaan harus membuat Black Belt dapat menutup kesenjangan kompetitif yang besar dengan meningkatkan pengalaman pelanggan atau menghasilkan keuntungan ekonomi positif.

Kualifikasi yang paling penting saat akan menggunakan Black Belt adalah:
1. Pengalaman dalam menggunakan metodologi dan alat Six Sigma
2. Keseluruhan pengetahuan tentang Six Sigma
3. Kompatibilitas budaya

Memastikan tingkat keahlian yang tepat pada dua kualifikasi pertama, banyak perusahaan membuat kesalahan dengan berpikir bahwa cukup bagi kandidat untuk menjadi Black Belt “bersertifikat”. Sayangnya, kurangnya standar sertifikasi untuk Black Belts telah memberi kontribusi pada peningkatan jumlah kandidat yang meski bersertifikat, tetapi belum tentu menguasai keterampilan Six Sigma. Sebagai contoh, Anda bisa saja menemukan Black Belt bersertifikat tapi tidak pernah menggunakan perangkat lunak statistik selama fase analisis dan atau tidak mengerti apa itu metrik utama proyek.

Perusahaan harus mencari pengalaman langsung dalam metodologi pelengkap DMAIC, DFSS, Lean, TRIZ dan Six Sigma, serta pengalaman menggunakan teknik dan perangkat lunak statistik dan flowcharting.

Baca juga  Ingin Organisasi Inovatif? 3 Landasan Ini Wajib Ada Loh

Ajukan pertanyaan berikut untuk mengeliminasi risiko penggunaan Black Belt yang belum memenuhi syarat tanpa sertifikasi:
• Berapa banyak proyek Six Sigma yang telah Anda selesaikan?
• Berapa banyak proyek Six Sigma yang telah Anda latih?
• Apa tiga masalah Six Sigma yang paling penting?
• Apa tiga faktor keberhasilan Six Sigma?

Pada akhirnya, penting untuk bekerjasama dengan manajer perekrutan yang sangat serius memahami budaya perusahaan. Untuk menghindari masalah gesekan dengan Black Belt karena kurangnya kecocokan budaya, manajer perekrutan harus mengembangkan profil posisi untuk Black Belts untuk mencerminkan peraturan perusahaan dan budaya perusahaan.

Bagi Anda yang ingin lebih dari sekedar sertifikasi, SSCX International akan mengadakan Public Training dan Sertifikasi Lean Six Sigma Black Belt pada 10 – 13 Juli (part 1), 22 – 25 Agustus (part 2), 26 – 29 Juni (part 3).

SSCX merancang program ini untuk membekali Black Belt dengan kurikulum yang terintegrasi, lengkap dan seimbang untuk memastikan kesuksesan Black Belt dalam memimpin proyek. Black Belt akan memiliki kemampuan untuk melakukan eksekusi proyek, memberikan pelatihan internal, dan mengembangkan keterampilan dalam membimbing karyawan lain dalam lingkup Lean Six Sigma. Semua diskusi dan pengetahuan yang diberikan dalam program ini akan meliputi seluruh lingkup industri, termasuk manufaktur dan jasa.

Program sertifikasi LSS Black Belt ini sangat tepat diikuti oleh project manager, project leader, change agent, konsultan Lean Six Sigma internal di perusahaan, atau karyawan yang telah dikandidatkan sebagai Black Belt.

Informasi dan Pendaftaran
Hubungi 021 5763020 atau melalui email training@sscx.asia