Salah satu ciri yang mungkin ‘terlihat’ dari kesuksesan penerapan Lean Manufacturing adalah terciptanya lingkungan kerja yang Lean. Namun, seperti apakah “lingkungan kerja yang Lean” tersebut akan terlihat?

Seperti yang telah kita ketahui, Lean Manufacturing adalah suatu filosofi yang merupakan kompilasi antara teknik-teknik operasional yang didukung oleh riset dan praktek. Eliminasi waste dan identifikasi aktifitas yang mendatangkan value (value-added activities) adalah pendorong utama terciptanya budaya Lean di organisasi. Filosofi Lean ditemukan dalam metode yang digunakan Taiichi Ohno untuk melakukan pengembangan di Toyota dan menciptakan continuous improvement (Womack and Jones, 1996). Filosofi ini dapat diaplikasikan di setiap bagian dalam value stream.

Womack dan Jones menjabarkan konsep Lean dalam buku mereka, Lean Thinking. Konsep ini memberukan gambaran “Lean Thinking” di keseluruhan value stream, termasuk aktifitas yang mengadakan value, teknik-teknik untuk menghilangkan waste di seluruh sendi organisasi. Aktifitas-aktifitas yang demikian harus terus dilakukan mulai dari proses yang berkaitan dengan bahan mentah hingga barang jadi sampai di tangan pelanggan. Organisasi harus bisa merangkul supplier dan customer kedalam Lean Culture untuk memaksimalkan eliminasi waste dan hanya meninggalkan aktifitas-aktifitas yang mendatangkan value di lingkungan kerjanya. Demikianlah ciri-ciri lingkungan kerja yang Lean.

Baca juga  4 Budaya Unik di Netflix, Wajib Tahu!