“Secara berkesinambungan (TPM) meningkatkan semua kondisi operasional dalam sebuah sistem produksi dengan cara menstimulasi daily awareness dari semua karyawan.” – Seichi Nakajima, Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM).
Overall Equipment Effectiveness atau OEE adalah sebuah tool yang digunakan untuk mengukur keefektifan program TPM (Total Productive Maintenance). TPM adalah sebuah program perawatan mesin yang melibatkan konsep baru dalam merawat pabrik dan mesin-mesinnya. Tiga tujuan utama program TPM adalah meningkatkan kapasitas produksi secara signifikan, sambil mendongkrak moral karyawan dan kepuasan kerja mereka. TPM pertama kali diperkenalkan oleh Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM) pada tahun 1972.
OEE Mulai Dikenal di Dunia Industri Barat
Meskipun konsep awal OEE ini berasal dari Jepang, namun ternyata dengan cepat konsep tersebut menyebar luas ke berbagai negara dunia.
OEE – Overall Equipment Effectiveness pertama kali dijelaskan sebagai komponen utama dari konsep TPM, seperti yang dibahas dalam buku Seiichi Nakajima ‘TPM tenkai’ (1982, JIPM Tokyo). Konsep TPM kemudian berkembang luas hingga ke benua Eropa, tepatnya di akhir tahun 1980-an. Saat itu, media Productivity Press (OR, USA) mempublikasikan dua buku hasil karya Seiichi Nakajima yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, yaitu Introduction to TPM dan TPM Development Program.
OEE Makin Populer di Eropa
Sejak publikasi buku terbitan Productivity Press, konsep asal Jepang ini mulai dikenal luas di Eropa. Masih dalam waktu yang berdekatan dengan publikasi dari Productivity Press, Fuji Photo-Film membangun 3 pabrik di Belanda. Pembangunan pabrik ini merupakan sebuah gebrakan investasi besar di luar Jepang yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Namun, saat proses pembangunan berlangsung, muncul tantangan bagi pihak manajemen pabrik: Bagaimana pabrik bisa memproduksi produk yang zero defect dan zero loss dengan menggunakan prinsip-prinsip Jepang namun, menerapkannya di lingkungan kerja khas Eropa. Disinilah konsep TPM dan Lean mulai diimplementasikan di luar Jepang.
Mengenai implementasi ini, direktur Fuji Steven Blom memiliki slogan: “Ukur OEE dan hilangkan kerugian, dengan menggunakan Small Group Activities”. Bagaimana mengukur OEE secara praktis dan menurut standar, dan menggunakannya untuk mengaktifkan program Continuous Improvement di lantai produksi, menjadi tugas insinyur Arno Koch.
Lalu pada sekitar tahun 1995, berbagai macam industri semi-konduktor seperti SEMATECH menerbitkan sebuah buku panduan berjudul “Semiconductor Manufacturing Productivity Overall Equipment Effectiveness (OEE)” disertai juga pedoman pelaksanaannya. Selain itu, Arno Koch, bekerja sama dengan para editor dan penulis dari Productivity Press, menerbitkan OEE Toolkit pada 1999 dan OEE for Operators yang merupakan bagian dari Shingo Prize.
Hasil kerjasama tersebut menjadi sebuah upaya efektif membuat penerapan OEE menjadi mudah di akses dan layak digunakan di departemen produksi perusahaan-perusahaan Eropa dan Amerika.
Pada 2001, Bob Hansen turut menulis tentang OEE dalam buku “Overall Equipment Effectiveness”. Dengan tulisan tersebut, ia mencoba menjelaskan cara menerapkan OEE yang efektif dengan penekanan pada pemeliharaan dan keandalan mesin.
Konsep yang Mendunia
Penulisan demi penulisan oleh insinyur dan penulis berbahasa Inggris membuat konsep TPM dan OEE makin populer di Amerika dan Eropa. Bahkan, karena permintaan dari para pengguna OEE yang berasal dari berbagai perusahaan multinasional, Koch mulai membuat publkasi baru lewat “OEE Industry Endeavour”. Sejak saat itu muncullah definisi OEE dan standar yang berlaku di seluruh dunia.
Jerman menjadi salah satu negara yang mengapresiasi konsep tersebut. Tepatnya di sebuah Universitas bernama Ansbach University, seorang professor bernama Prof. Dr. Constantin pada 2006 mulai mendirikan Centre of Excellence for TPM (CETPM). Program OEE menjadi standar dalam kurikulum di kampus.
Dengan makin populernya konsep TPM dan OEE di pabrik-pabrik Eropa, berbagai karya tulis dan laporan mengenai contoh kasus dan implementasinya mulai banyak dipublikasikan. Pada tahun 2010, di Austria, Gregor Hintringer menerbitkan hasil penelitiannya dalam bahasa Jerman : “the Effects on OEE When Eliminating Losses in a Production System”. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, publikasi ini secara efektif menyimpulkan wawasan utama OEE dan TPM hingga saat itu.
Sampai dengan saat ini Publikasi mengenai OEE terus bermunculan di Eropa dan Amerika. Salah satunya adalah yang disusun oleh Stamatis di Amerika Serikat dengan judul “The OEE Primer. Understanding Overall Equipment Effectiveness, Reliability, and Maintainability”.***RR/RW
Sumber: www.oeefoundation.org