Pada hari Rabu (28/02), pemerintah menunjukkan data output industri Jepang jatuh 6,6% pada Januari dari bulan sebelumnya.
Hal ini salah satunya disebabkan oleh turunnya produksi mobil mengikuti penurunan penjualan ke Amerika Serikat . Data Kementerian Perdagangan menunjukkan output pabrik turun 6,6 persen pada Januari dari bulan sebelumnya, lebih tinggi dari perkiraan ekonom dengan prediksi 4,2 persen, mengikuti kenaikan 2,9 persen di bulan Desember. Penurunan tersebut dipimpin oleh turunnya produksi mobil, truk, peralatan konstruksi, dan chip memori.
Produsen yang disurvei oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) memperkirakan output akan naik 9,0 persen pada Februari namun turun 2,7 persen di bulan Maret.
Secara keseluruhan, data tersebut menunjukkan bahwa ekonomi Jepang menghadapi penurunan yang buruk dalam dua tahun terakhir, yang selanjutnya mengganggu upaya Bank of Japan untuk mengerek inflasi ke target 2 persen.
Namun, dengan permintaan global yang cukup baik, beberapa bulan ke depan kemungkinan akan menunjukkan pertumbuhan dapat bertahan sepanjang tahun.
Output mobil dan truk turun 14,4 persen, sementara peralatan konstruksi turun 7,8 persen. Salah satu faktor yang memberatkan output industri Jepang sementara adalah liburan Tahun Baru Imlek di China dan negara-negara Asia lainnya pada Februari .
Perekonomian Jepang telah tumbuh selama delapan kuartal berturut-turut, ekspansi terpanjang yang terus berlanjut sejak 1980-an. Belanja konsumen, ekspor, dan belanja modal telah mendorong pertumbuhan. Para ekonom mengatakan bahwa tahun ini bisa kehilangan momentum belanja konsumen, namun mereka memperkirakan ekspor tetap kuat berkat permintaan global yang terus berlanjut.
Sumber: CNBC