Setiap perusahaan manufaktur, terutama otomotif tentunya memiliki kiat-kiat meningkatkan produktifitas dan mengurangi emisi karbon. Lesunya bisnis industri otomotif dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah nampaknya cukup menyulitkan perusahaan melakukan penghematan biaya operasi.

Peningkatan efisiensi meliputi pengurangan konsumsi energi, waktu tunggu perbaikan, pemeliharaan, serta pengurangan limbah nampaknya bisa menjadi solusi penghematan biaya operasi manufaktur otomotif. Menurut pengamatan sejumlah praktisi, pelaku industri manufaktur memiliki kecenderungan mengabaikan fungsi pelumas yang sebenarnya berkontribusi terhadap bertambahnya keuntungan tiap tahun.

Tak heran jika selama ini operasional fasilitas manufaktur kerap tak berjalan efisien. Padahal perusahaan bisa meraup keuntungan melalui penghematan operasional menggunakan pelumas hemat energi.

Pelumas hemat energi bisa digunakan maksimal pada fasilitas manufaktur semisal untuk gearbox, mesin ataupun sistem hidrolik. Bahkan pada sejumlah aplikasi pelumas hemat energi mampu meningkatkan efisiensi hingga enam persen.

Nampaknya pemilihan yang tepat pelumas mampu membantu produsen mendapatkan keuntungan maksimal jangka panjang. Menurut penilaian laboratorium, pelumas sintetis nampaknya bisa menjadi solusi pengurangan biaya operasional, meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Salah satu perusahaan yang siap memenuhi kebutuhan efisiensi manufaktur otomotif adalah Mobil Industrial Lubricants Indonesia, brand dari Exxon Mobil. Produk pelumas hemat energi Mobile SHC 600 series atau Mobil SHC Gear series, mampu menghemat 3,6 persen untuk berbagai aplikasi industri. []

Baca juga  Pendapatan Negara 2024 Mencapai Rp2.842,5 Triliun, Berikut Rinciannya