Semua orang – dari Bill Gates hingga Donald Trump- memiliki waktu yang sama 24 jam dalam sehari. Bagaimana Anda memanfaatkan dan menghabiskan 24 jam inilah yang menentukan pencapaian Anda.
Alih-alih membuat daftar prioritas dan kemudian menjadwalkannya ke dalam agenda mingguan, ada baiknya kita membalikkan proses untuk memaksimalkan waktu yang kita miliki. Untuk itu kita perlu melakukan pengukuran secara kuantitatif. Mengukur adalah langkah paling penting sekaligus rintangan terbesar. Anda bisa mencatat tugas di selembar kertas, spreadsheet, atau juga aplikasi yang bisa merekam informasi secara otomatis.
Setelah Anda men-tracking waktu selama seminggu, berikutnya Anda bisa mulai melakukan perbaikan. Catatan waktu Anda akan menemukan daftar mana yang harus dimodifikasi dan ditingkatkan sehingga produktivitas menjadi lebih baik. Temukan kegiatan yang menghabiskan banyak waktu dengan sedikit hasil. Misal, ternyata 25% hari Anda habis untuk mengemudi. Untuk itu, Anda bisa menemukan rute yang lebih cepat menggunakan peta google dan memperbaiki pola mengemudi, atau menggunakan layanan taksi atau ride hailing untuk bepergian.
Men-tracking waktu adalah dasar untuk manajemen waktu Anda sendiri, sehingga lebih produktif. Jika ini diterapkan dalam skala organisasi, tentu kinerja organisasi akan jauh lebih cemerlang. Laporan tentang bagaimana karyawan menghabiskan waktu dapat memudahkan organisasi dalam mengidentifikasi area untuk memaksimalkan produktivitas. Oleh karena itu, penting untuk perusahaan mendorong karyawannya men-tracking waktu mereka. Tracking waktu juga akan mendorong efisiensi tim pada proyek tertentu.
Bagi organisasi membagikan tujuan perusahaan adalah hal penting. Sementara hal yang tidak kalah penting selanjutnya adalah membuat semua orang berpartisipasi dalam mencapai tujuan tersebut, yaitu dengan memanfaatkan waktu terbaik mereka.
sumber : fastcompany