Salah satu praktek dan filosofi Lean mulai diterapkan dalam operasional pemerintahan, yang dalam kasus ini adalah operasional pelabuhan Tanjung Priok. Pemerintah ingin mengurangi waste berupa waiting time di pelabuhan dengan memangkas waktu pergerakan barang / peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok untuk meningkatkan pelayanan.

Kementrian Perhubungan berencana untuk segera mempersingkat waktu pergerakan barang atau dwelling time peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, untuk meningkatkan kualitas pelayanan di pelabuhan.

“Upaya tersebut diwujudkan dengan kerjasama dengan pihak pengelola pelabuhan, pengguna jasa, dan instansi pemerintahan yang beroperasi di pelabuhan,” kata Dirjen Perhubungan Laut Bobby Mamahit dalam rilis Pusat Komunikasi Publik pada hari Sabtu, di Jakarta.

Menurut Bobby, pemangkasan waktu pergerakan peti kemas sejak dibongkar hingga keluar dari pelabuhan memiliki dilakukan untuk memenuhi target mengurangi waktu tunggu rata-rata yaitu enam hari menjadi kurang dari itu. Harapan pemerintah, hasil dari pemangkasan dwelling time akan mulai terlihat pada April 2013.

“Selama ini upaya menuju pengurangan dwelling time telah dilakukan, dan dengan melibatkan banyak pihak,” ungkapnya.

Menurutnya, salah satu strategi yang diterapkan dalam usaha implementasi antara lain dengan mengeluarkan kontainer-kontainer kosong yang sudah lama menumpuk didalam pelabuhan.

Selain itu, berbagai kontainer impor yang berisi barang dengan dokumen yang telah rampung akan segera dikeluarkan dari pelabuhan menuju tempat yang telah ditetapkan ketika proses pengiriman dilakukan.

“Makin cepat kontainer keluar dari pelabuhan, ketersediaan lahan akan semakin tinggi sehingga kapal-kapal yang membawa kontainer baru bisa segera melakukan bongkar muat,” katanya.

Upaya menurunkan dwelling time mulai dilakukan setelah ada permintaan dari Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Selain itu, untuk melancarkan aliran, akses jalan dari dan menuju pelabuhan ikut mendapatkan perhatian. Sebelumnya (23/3), Menteri Perhubungan EE Mangindaan mengemukakan, seiring pertumbuhan sarana pelabuhan setiap tahunnya, makia akses jalan menuju pelabuhan juga harus diperhatikan.

Baca juga  Indonesia Raih Kerja Sama USD 10 Juta di Manufacturing World Osaka

Sumber: ANTARA