Meskipun berbeda, kualitas proyek dan kualitas produk adalah dua hal yang memiliki keterikatan kuat satu sama lain.

Kualitas suatu proyek diukur dari seberapa baik mereka dapat memenuhi tujuan atau visi yang telah ditetapkan oleh sponsor. Dengan kata lain, apakah proyek memberikan hasil yang diharapkan? Karena terkadang, hasil-hasil tidak bisa dicapai karena adanya keterbatasan biaya, bakat, atau waktu.

Dengan memanfaatkan berbagai metrik proyek, kita akan dapat mengetahui tentang kualitas dan kebenaran fungsi manajemen proyek. Kumpulan metrik inilah yang kita sebut dengan konsep earned value management. Mengutip assemblymag, konsep earned value ini terdiri dari lima hal, yaitu:

Schedule performance index – untuk menunjukkan seberapa efisien suatu proyek, yaitu dari rasio antara kinerja jadwal aktual dengan kinerja jadwal yang direncanakan sehingga kemajuan terlihat.

Schedule variance – untuk mengetahui jumlah penyimpangan, yaitu perbedaan antara jumlah pekerjaan yang diselesaikan hingga saat ini dan jumlah pekerjaan yang belum diselesaikan.

Cost performance index – perbandingan antara biaya aktual dengan biaya yang direncanakan pada tanggal tersebut.

Cost varianceperbedaan antara biaya yang direncanakan dan biaya aktual.

Scopeatau daftar target yang diharapkan akan dicapai .

Kegiatan manajemen proyek dapat memiliki efek signifikan pada kualitas produk. Selama tahap perencanaan, manajer proyek, yang bekerja di dalam tim, akan memastikan bahwa semua kegiatan berjalan untuk mencapai tujuan proyek. Artinya, mereka mengidentifikasi semua langkah yang dibutuhkan untuk menciptakan produk, termasuk kegiatan berkualitas yang harus dilakukan. Pada gilirannya, upaya ini akan membantu mendeliver kualitas kunci metriks untuk proyek, seperti biaya dan jadwal.

Jika perencanaan proyek buruk, maka ada kemungkinan kegiatan penjaminan kualitas terabaikan, juga buruknya pengukuran, tentunya kedua hal ini akan mengarah pada kualitas produk yang buruk. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk memastikan kualitas produk, dan semua harus dimulai dari sebelum produk dirancang, prototype dirakit, dan produksi skala penuh dimulai. Semua kegiatan yang kita lakukan harus dapat menginformasikan tentang produk terutama kualitas potensinya.

Baca juga  7 Fakta Menarik dari Metode Inovasi Design Thinking

Baik manajemen proyek maupun aktivitas pengembangan produk diperlukan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Sangat mungkin, proyek yang kita kelola dengan baik menghasilkan produk yang gagal. Demikian juga sebaliknya. Tetapi peluang keberhasilan terbaik, dimiliki oleh mereka yang memiliki manajemen proyek juga pengembangan produk yang dilakukan dengan baik.