Dalam banyak perusahaan, saat performa tim menurun atau masalah terus berulang, solusi cepat yang sering diambil adalah mengganti leader. Harapannya, pemimpin baru bisa membawa angin segar dan membalikkan keadaan. Tapi kenyataannya, pergantian pemimpin sering kali hanya menghasilkan perubahan permukaan — masalah inti tetap tinggal.

Karena masalah utamanya bukan pada orangnya, tapi pada sistem kerjanya.

Jika struktur kerja berantakan, standar tidak jelas, proses tidak stabil, dan budaya saling menyalahkan masih kuat, maka siapa pun yang duduk di kursi pemimpin akan terjebak dalam pola yang sama. Ia mungkin membuat perbaikan kecil, tapi tidak akan mampu mengubah arah organisasi secara signifikan.

Ganti Orang ≠ Ganti Cara Kerja

  • Mengganti pemimpin tanpa memperbaiki sistem kerja ibarat mengganti sopir saat jalanan masih rusak dan kendaraan tidak dirawat.
  • Pemimpin yang hebat pun akan kesulitan bila tidak diberi alat, wewenang, dan dukungan untuk membangun sistem yang sehat.
  • Sering kali, yang dibutuhkan bukan “orang baru”, tapi pendekatan baru dalam memimpin, menyelesaikan masalah, dan mendorong kolaborasi.

Apa yang Lebih Efektif?

Alih-alih buru-buru mencari pemimpin baru, organisasi sebaiknya fokus membangun fondasi yang kuat. Dimulai dari standar kerja yang jelas, keterlibatan aktif dari tim dalam memperbaiki proses, hingga menciptakan kontrol harian yang konsisten. Pemimpin yang efektif pun tak harus selalu datang dari luar; sering kali, justru pemimpin internal yang paham konteks dan budaya tim bisa lebih berhasil, asalkan diberi dukungan dan sistem yang sehat. Intinya, perubahan nyata datang dari pembenahan cara kerja — bukan hanya mengganti orang di posisi teratas.

Organisasi yang unggul tidak sekadar mencari “leader pengganti”, tapi membangun sistem kerja yang memungkinkan siapa pun yang memimpin bisa sukses. Ganti orang boleh, tapi jangan lupa: yang paling penting adalah mengubah cara kerja.

Baca juga  Mengenal Self-Improvement, Sang Peningkat Kualitas Hidup

Artikel ini merupakan pengembangan dari e-book “Belajar Lean” karya Riyantono Anwar (2015)