“People like Martin Luther King Jr., Steve Jobs, and the Wright Brothers had little in common, but they all started with WHY. They realized that people won’t truly buy into a product, service, movement, or idea until they understand the WHY behind it……. Sinek”
Merupakan buku garapan Simon Sinek, seorang penulis sekaligus public speaker yang berbicara mengenai kepemimpinan. Dalam buku ini dia mengupas model yang luar biasa dan sederhana tentang kepemimpinan yang inspiratif. Semuanya dimulai dengan pertanyaan “Mengapa?”.
Menurut Sinek, alasan untuk memulai dengan “why” sesuai dengan prinsip kerja emosi di otak kita. Kita biasa termotivasi oleh keinginan untuk memiliki (sense of belonging) dan terlihat menonjol (sense of status), dan merek selalu menjadi faktor penentu. Dalam bukunya ini Sinek ingin membantu orang-orang untuk bisa keluar dari kesalahan paradigma untuk memulai sesuatu. Kebanyakan masih menggunakan “what”, sebuah lingkaran terluar untuk memulai sesuatu, yang secara rasional akan mempengaruhi mereka untuk melakukan sesuatu tanpa disertai perasaan emosional yang mendalam. Sehingga tidak ada tujuan jangka panjang yang harus terus dilakukan, akibatnya bisnis yang mereka jalankan tidak akan bertahan lama.
Sinek memberikan sejumlah gambaran yang berbeda dengan mengubah “what” menjadi “why”. Menurutnya, setelah kita bisa menemukan “why”, kita akan tahu kenapa kita menjalankan bisnis dan semesta pun akan membuka jalan untuk keberhasilan kita. Meski tanpa rasionalitas yang kuat hal ini memungkinkan kita lebih dekat dengan keberhasilan.
Sinek berulang kali menekankan “They buy why you do it, not what you do”, setiap orang tidak membeli karena apa yang Anda lakukan atau bagaimana Anda melakukannya, mereka membeli karena mereka tahu apa alasan Anda melakukannya. Ya, dengan kata “why”, “mengapa”, mereka akan memahami sebuah alasan untuk membeli lebih dari sekedar alasan fungsional. Menurutnya inilah yang akan membedakan nilai suatu merek dengan yang lainnya, yaitu kemampuan menciptakan loyalitas pelanggan dan penjualan produk baru yang lebih tinggi. Contoh nyatanya adalah perusahaan Apple jika kita bandingkan dengan perusahaan komputer lain.
Selain untuk memahami bisnis, menurut Sinek “why” mempunyai peran tersendiri dalam organisasi. Dengan “why” akan membantu organisasi menemukan orang yang tepat dan menjadikan organisasi selalu fokus berjalan sesuai tujuan. “why” disini adalah bagaimana seorang leader mampu memberikan alasan yang dapat menginspirasi orang lain agar mereka mau mengikutinya. Ini mengarah pada komitmen dan kemampuan yang lebih besar untuk menghadapi masalah yang lebih besar dalam team. Kemampuan seorang leader membuat seluruh anggotanya mempunyai pandangan akan “why” yang sama akan memudahkan organisasi dalam mencapai tujuannya.
Cari tau ulasan kami seputar leadership skill lainnya di http://bit.ly/ArtikelLeadership