
Bagi perusahaan manufaktur yang sangat mengandalkan mesin dalam memproduksi produknya, maka sangat penting bagi mereka untuk terus mempertahankan bahkan meningkatkan produktivitas mesin agar tetap optimal dalam memproduksi barang.
Untuk menjaga kinerja mesin tetap optimal dan berada dalam keadaan terbaiknya, banyak perusahaan manufaktur memprioritaskan pentingnya pemeliharaan mutu yang digunakan dalam merawat mesin. Service dan maintenance menjadi hal utama bagi perusahaan manufaktur untuk mempertahankan produktivitas mesin demi menjaga kualias produknya.
Agar upaya pemeliharaan mesin dapat dilakukan secara optimal, berikut 10 kerugian yang terjadi dalam proses kerja mesin yang dapat dihindari dengan melakukan pemeliharaan yang terjadwal dan disiplin.
Sepuluh kerugian ini dibagi menjadi 4 kategori utama, yaitu planned shutdown, downtime, performance efficiency, dan quality losses.
Planned shutdown
Kerugian 1: Kehilangan kapasitas karena produksi tidak dijadwalkan, mesin tidak diistirahatkan, dan perubahan shift. Kebanyakan perusahaan manufaktur mengoperasikan mesin dari Senin-Jumat, Sabtu dan Minggu waktunya mesin untuk istirahat. Jika sebuah pabrik membagi 3 shift dalam mengoperasikan mesinnya, maka di shift ketiga (terakhir) dapat digunakan untuk melakukan maintenance. Seorang operator yang berada di site dapat bertugas untuk mematikan mesin. Sehingga dengan memberlakukan jadwal istirahat mesin secara teratur seperti ini, dapat membantu perusahaan terhindar dari kerugian hilangnya kapasitas produksi.
Downtime losses
Kerugian 2: Kegagalan mesin atau breakdowns. Jika Anda tidak melacak downtime atau tidak percaya pada angka, cobalah untuk fokus pada peristiwa besar. Untuk memulainya, dokumentasikan peristiwa penting yang menyebabkan mesin tidak berfungsi selama dua jam atau lebih. Buatlah diagaram analisis akar penyebab sederhana untuk melacak penyebab terjadinya mesin tidak berfungsi dengan baik. Libatkan tim lintas fungsional seperti pemeliharaan dan operasi untuk menemukan akar penyebab masalah.
Kerugian 3: Tingginya waktu setup dan changeover yang dibutuhkan untuk pergantian produk. Untuk mengurangi losses ini, Anda bisa memberdayakan karyawan untuk mengembangkan metode baru untuk mengurangi waktu setiap kali pergantian. Misalnya, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk siklus Clean in Place (CIP) dapat menghasilkan pembersihan yang sama namun dapat mengurangi waktu changeover secara keseluruhan.
Kerugian 4: Tingginya waktu yang diperlukan untuk menukar penggunaan alat atau sparepart. Tools seperti SMED menjadi solusi tepat untuk mengurangi losses ini.
Kerugian 5: Waktu menyalahkan dan mematikan mesin dan prosesnya. Setiap orang harus mengikuti prosedur yang diberlakukan dalam menggunakan mesin. Libatkan tim di maintenance dan operasi untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk setiap urutan proses yang harus dilalui.
Performance-effiency losses: Kategori ini termasuk kerugian terkait kecepatan mesin, output, atau tidak mencapai kapasitas yang dibutuhkan.
Kerugian 6: Berhentinya mesin karena ada gangguan kecil. Umumnya, gangguan kecil yang terjadi pada mesin tidak dilacak namun saat gangguan kecil ini menjadi penyebab gangguan besar, hal ini dapat berdampak pada kecepatan mesin dalam memproduksi, output dan juga kapasitas produksi.
Kerugian 7: Output yang lebih rendah (produktivitas) menurun karena faktor usia pakai mesin. Mesin yang semakin lama digunakan cenderung akan berjalan lebih lambat. Umumnya, kerugian 10 persen dari lambatnya mesin ini menjadi hal yang normal terjadi. Namun, sebagai kompensasi dari lambatnya mesin, potensi kegagalan mesin atau berhentinya mesin menjadi lebih kecil. Sehingga operator dapat melakukan maintenance yang lebih teratur.
Quality losses: Kategori ini merupakan hal yang paling krusial. Kualitas yang baik tidak bisa didapat jika mesin kurang terpelihara.
Kerugian 8: Kerugian yang dihasilkan dari adanya scrap sangatlah mudah terjadi. Bukan hanya hal tersebut sebagai waste, tapi itu berarti juga hilangnya kapasitas produksi.
Kerugian 9: Produk yang rusak atau tidak laku adalah kerugian besar. Bahkan, jika produk tersebut dapat dikerjakan ulang, itu akan menambah biaya tenaga kerja dan kapasitas produksi.
Kerugian 10: Waktu jeda antara menghidupkan dan mematikan mesin juga dapat menyebabkan kerugian.***
Sumber: reliableplant.com