Ketika operasional perusahaan berjalan secara efisien, dampaknya dapat dirasakan secara langsung oleh pelanggan di beberapa industri.
Industri penerbangan melibatkan serangkaian proses yang saling terkait satu sama lain, masing-masing memiliki tantangannya sendiri. Selain masalah keamanan, maskapai penerbangan juga ingin meningkatkan kepuasan penumpangan. Ada banyak area di mana bisa terjadi kesalahan, mulai penerbangan tertunda, kehilangan koneksi, terjadi delay, kehilangan bagasi, dan yang terburuk adalah penerbangan dibatalkan.
Cuaca memainkan peran dalam beberapa masalah disini, dan tentu saja itu di luar kendali maskapai. Namun, seperti dilaporkan McKinsey & Company, maskapai penerbangan juga mengeluarkan biaya mahal untuk pesawat yang menganggur setelah mendarat dan membayar peralatan dan staf yang menganggur dalam jangka waktu yang lama.
Melihat masalah tersebut, penerbangan adalah industri yang sempurna untuk penerapan metodologi Lean Six Sigma, banyak masalah yang dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan dengan menerapkan alat yang digunakan dalam Lean Six Sigma, termasuk masalah berikut ini:
Mengumpulkan data
Salah satu langkah pertama dalam metodologi Lean dan Six Sigma adalah mengumpulkan data tentang operasi saat ini untuk menentukan area yang perlu ditingkatkan dan mengidentifikasi langkah-langkah proses yang boros. Pemantauan arus lalu lintas penumpang, jumlah penerbangan yang tertunda dan dibatalkan dan contoh bagasi yang hilang adalah kuncinya.
Salah satu langkah pertama dalam metodologi Lean dan Six Sigma adalah mengumpulkan data operasi saat ini untuk menentukan area yang perlu ditingkatkan dan mengidentifikasi pemborosan dalam proses. Memantau arus lalu lintas penumpang, jumlah penerbangan yang tertunda dan dibatalkan, dan bagasi yang hilang adalah penting. Tetapi, pemimpin aviasi juga bisa mendapatkan umpan balik langsung dari pelanggan melalui survei dan fokus grup, untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.
Pemborosan Waktu
Salah satu dari delapan pemborosan yang teridentifikasi dalam Lean adalah waktu karyawan. Maskapai penerbangan memiliki masalah ini, menurut McKinsey & Company. Ini disebabkan ketidakakuratan ketika perusahaan menentukan level staf yang tepat baik untuk layanan pelanggan ataupun pemeliharaan meskipun tugas ini bersifat rutin. McKinsey menemukan bahwa di beberapa area perawatan, 20 hingga 30% waktu mekanik dihabiskan di ruang istirahat. Dengan mengadopsi prinsip dasar Lean, yaitu menghilangkan delapan bidang pemborosan akan mengarahkan perusahaan pada proses identifikasi masalah dan perbaikannya.
Penerbangan yang tertunda
Penerbangan bisa tertunda karena menghabiskan banyak waktu untuk menunggu penumpang. Melalui penerapan Six Sigma, perusahaan dapat mengurangi dan menghilangkan tindakan yang berlebihan atau tidak perlu yang bisa menyebabkan penundaan. Tools Six Sigma dapat memecah proses menjadi sub-proses dan juga mengidentifikasi detail setiap operasi serta waktu yang dibutuhkannya. Jenis penilaian berbasis data dan tidak emosional ini dapat menghilangkan “perkiraan” yang mengarahkan perusahaan pada kesalahan
Penanganan Bagasi
Tidak ada alasan kuat mengapa sebuah maskapai penerbangan tidak dapat memindahkan koper dari pesawat ke korsel bagasi sebelum penumpang datang mengambilnya, apalagi sampai kehilangan koper. Sama seperti memindahkan penumpang ke pesawat, Lean Six Sigma dapat mengidentifikasi area pemborosan dalam proses, merampingkan alur kerja dan menciptakan standar waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
Pelayanan pelanggan
Beberapa bandara sekarang memiliki prosedur check-in otomatis di mana penumpang dapat mencetak tiket pesawat dan bagasi mereka. Ini membantu mempercepat proses, tetapi juga menambah pekerjaan pelanggan, beberapa di antaranya dapat menyebabkan penundaan yang lama hanya karena mereka belum pernah melakukannya sebelumnya. Hal tersebut tidak jauh lebih baik dibanding ketika petugas maskapai penerbangan melakukan pekerjaan itu. Six Sigma dapat menghilangkan variasi semacam ini dengan sangat baik.
Implementasi Lean Six Sigma di Maskapai Penerbangan
Penerapan Lean Six Sigma dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas layananan di berbagai bidang dalam industri penerbangan. Beberapa maskapai penerbangan telah menjadi katalis di area ini. Southwest Airlines mungkin contoh terbaiknya. Maskapai ini telah menerapkan Lean Six Sigma, khususnya di bidang layanan pelanggan. Perusahaan sering meminta umpan balik dari para pelanggan. Mereka juga maskapai pertama yang menggunakan penerbangan tanpa tiket, menggunakan staf yang berkompeten dan terminal self-check in untuk mempercepat proses chek in. Selama penerbangan, mereka menawarkan Wi-Fi gratis, eBook gratis, dan video sesuai permintaan penumpang. Menurut Departemen Perhubungan setempat, Southwest adalah maskapai dengan jumlah pengaduan penumpang terendah dibanding maskapai lain. Perusahaan juga memiliki kebijakan “no layoff” tidak memberlakukan PHK dan berhasil menciptakan pekerjaan baru pada saat resesi berlangsung.
Perusahaan industri penerbangan lain yang juga telah melembagakan Lean Six Sigma dalam organisasi yaitu American Airlines, mereka menggunakan teknik Lean untuk merampingkan proses klaim penumpang.
Industri penerbangan yang mulai beralih ke Six Sigma semakin banyak, ini bagus untuk maskapai yang membutuhkan operasi yang lebih efisien. Dan yang terpenting, manfaat ini juga dirasakan oleh penumpang mereka secara langsung.
sumber: sixsigmadaily.com