Seperti produk-produk iPhone terdahulu, iPhone terbaru juga menghadapi kekurangan pasokan di tengah permintaan yang sangat besar. Bahkan saat Foxcon telah memproduksi 400.000 iPhone 6 dan jumlah itu tidaklah cukup. Sehingga akhirnya, Foxconn harus menambah produksi iPhone 6 dan 6 Plus hingga 140.000 per harinya. Namun, penambahan volume produsksi ini masih tidak bisa memenuhi permintaan pasar.

Hal ini membuat Apple harus berjuang untuk melakukan konsolidasi dengan pemasoknya, dan menentaskan isu-isu yang lebih sistemik seputar rantai pasokan Apple sendiri.

Meskipun tidak semua perusahaan menghadapi permasalahan serupa seperti Apple, yang ‘kualahan’ akan permintaan pasar dan harus bersaing dengan proses supply chain global yang kompleks, namun organisasi Anda bisa belajar, bagaimana Apple mengelola proses supply chain mereka yang kompleks demi bisa memenuhi permintaan pasar.

Berikut 3 hal yang bisa Anda pelajari dari proses Supply Chain di Apple seperti yang dijabarkan Paul Noel, seorang Advisor di PES Network dalam Industryweek.com:

‘Terlalu banyak telur dalam satu keranjang’

Kalimat ini memang hanya kiasan. Pasalnya, Apple seperti banyak diketahui, adalah salah satu perusahaan teknologi terkemuka di dunia. Sehingga, tidak heran perusahaan sekelas Apple seharusnya memerlukan pemasok lebih banyak demi memenuhi permintaan pasar.

Seperti dilansir Manufacturing.net, salah satu hambatan utama dalam rantai pasokan Apple adalah Apple sangat ketergantungan pada pemasok langganannya, Foxconn dalam memproduksi produknya.

Berbeda dengan tahun lalu saat Apple mengeluarkan iPhone 5S dan iPhone 5 C. Ternyata, proses produksinya tidak sekaligus dilakukan oleh satu pemasok yang sama. Saat itu, untuk memproduksi iPhone 5 S, Apple menggaet Foxconn, sedangkan untuk produksi iPhone 5C, Apple menggaet pemasok lain, yakni Pegatron.

Tahun ini? Produksi kedua model iPhone baik 6 dan 6 Plus, dilakukan sekaligus oleh Foxconn tanpa menggaet pemasok lain. Hasilnya, seperti banyak dikabarkan, Foxconn “kualahan” untuk memenuhi volume produksi yang diminta Apple.

Baca juga  Transform Your Manufacturing Process with Lean Six Sigma

Sehingga menurut Paul Noel, solusinya adalah perusahaan harus menghindari sentralisasi rantai pasokan untuk mencegah terjadinya kesalahan besar.

Siklus desain berfokus pada proses dan fleksibelitas

Hambatan lain yang dihadapi Apple dalam proses produksi iPhone adalah tingginya tingkat kompleksitas yang melekat pada desain layar. Tingkat keberhasilan untuk layar iPhone 6 yang berukuran 4,7 inci adalah sekitar 85% sedangkan untuk iPhone 6 Plus dengan layar 5,5 inci adalah sebesar 50-60%.

Sehingga margin terjadinya kegagalanpun menjadi harga yang harus dibayar Apple, demi menjaga kualitas desain layarnya.

Meskipun sebagian besar perusahaan belum se-ekstrim Apple dalam hal desain, namun menurut Noel, perusahaan tetap perlu menyadari kelemahan yang ada dalam proses produksi mereka sendiri. Perusahaan harus mempertimbangkan bahwa  proses produksi desain produk tidak selalu praktis. Untuk itu, terkait dengan pemasok, perusahaan juga harus melihat tingkat keterampilan karyawan, bahan yang digunakan dalam memproduksi, dan yang penting adalah membuat desain yang lebih jelas dan sederhana.

Menekankan pada stabilitas dan efektifitas supply chain

Bisnis yang ingin mengoptimalkan rantai pasokan dapat menarik dua pelajaran utama dari taktik canggih Apple, yaitu stabilitas dan efisiensi.

Alasan kenapa Apple hanya menggunakan satu pemasok atau memilih sentralisasi pemasok, hal ini mungkin didorong untuk menjaga rahasia perusahaan, seperti kekayaan intelektual dan peran mereka dalam melakukan kontrol terhadap proses produksi.

Salah satu cara untuk menemukan pemasok atau mitra terbaik adalah perusahaan harus mengevaluasi proses pengadaan internal dan dampaknya terhadap rantai pasokan organisasi. Proses pengadaan ini harus memperhatikan kuaitas pemasok dan kehandalannya dalam memproduksi. Perusahaan yang ingin memperluas basis pemasok mereka atau mencari keahlian khusus mungkin juga memerlukan database sebagai solusi pengadaan yang lebih modern. Hal ini bertujuan agar secara efektif dapat mengidentifikasi mitra terbaik.

Baca juga  Speak at OPEXCON 2024, Your Insights on Operational Excellence Needed!

Dalam kasus produksi iPhone 6 dan 6 Plus, Apple jelas telah mendorong batas-batas dalam ilmu rantai pasokan. Menyeimbangkan manfaat bagi pemasaran dan desain terhadap resiko pasokan yang tersentralisasi. Sehingga, tentu banyak yang bisa Anda pelajari dari strategi yang digunakan Apple terhadap proses rantai pasokannya.***

Sumber: Industryweek.com