Zero defects atau nol cacat adalah tujuan yang dikejar dalam metodologi Six Sigma. Konsep zero defects bertujuan untuk mencapai tingkat kualitas yang sempurna, di mana tidak ada cacat atau kesalahan yang terjadi dalam proses atau produk.

Menurut standar Six Sigma, definisi zero defects  didefinisikan sebagai  3,4 DPMO, artinya adalah 3.4 cacat dalam 1 (satu) juta kesempatan. Kepanjangan dari DPMO adalah Defects Per Million Opportunities yaitu Cacat per Satu Juta kesempatan. 

Pendekatan untuk mencapai kondisi nol cacat menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Langkah awalnya yaitu dengan menentukan (mendefinisikan) secara jelas ‘defect’ dalam konteks proses atau produk yang akan dihilangkan. Disini kita harus memahami dengan jelas tentang standar kualitas seperti apa yang diinginkan pelanggan. Baru setelahnya kita bisa mengukur tingkat kualitas produk atau proses dengan memanfaatkan data yang ada (terkumpul), tentunya harus menggunakan tools statistik yang mendukung dan kemudian menemukan akar penyebab masalah dan solusi yang tepat untuk menghilangkan defect tersebut.

Prinsip Zero Defects

  1. Kualitas adalah jaminan terhadap permintaan, zero defects dalam suatu proyek berarti harus memenuhi keselarasan antara produk dengan permintaan pasar. 
  2. Kualitas harus diintegrasikan ke dalam proses dari awal, ini lebih baik dibandingkan harus memecahkan masalah pada tahap selanjutnya.
  3. Mutu kualitas tidak bisa hanya mendekati tapi harus benar-benar ‘0’ defect. Kinerja harus diukur berdasarkan standar yang dipakai, sedekat mungkin dengan kesempurnaan. 
  4. Kualitas diukur berdasarkan harga. Kita perlu mengetahui dampak pemborosan terhadap biaya produksi dan pendapatan. Setiap cacat memiliki biaya, langkah-langkah perbaikannya pun jelas membutuhkan biaya. Oleh karena itu, setiap langkah yang dilakukan untuk memperbaiki cacat tersebut, harus dipertimbangkan dengan tetap menjaga kualitas.
Baca juga  Pendaftaran Kompetisi OPEXCON 2024 Ditutup 31 Agustus

Dalam praktiknya, mencapai nol cacat mungkin tidak selalu realistis dalam setiap situasi. Namun, konsep ini menjadi pendorong untuk terus meningkatkan kualitas, menghilangkan cacat, dan meminimalkan kesalahan dalam proses dan produk.

Melibatkan karyawan dalam upaya mencapai zero defects juga menjadi hal yang sangat penting, karena merekalah yang nantinya berperan penting untuk mengidentifikasi defects dan melakukan continuous improvemet. Untuk itu, kita perlu membekali mereka dengan pelatihan Six Sigma. Anda bisa mengirim mereka ke dalam pelatihan White Belt untuk pengenalan metode Six Sigma dan pelatihan Green Belt untuk mempersiapkan mereka menjadi improvement leader yang mampu memimpin project untuk mencapai zero defects.