Menjadi seorang team leader memang merupakan sebuah tugas yang tidak lah mudah namun, tidak juga serumit yang anda bayangkan.
Terkadang ada saja kendala yang pastinya anda temukan saat anda mulai mengarahkan dan menyatukan tim anda untuk mencapai tujuan tertentu, terlebih jika anda juga baru menjadi seorang team leader.
Lalu, bagaimana anda bisa menyisiati kendala ini?
Jeanne DeWitt, mantan Direktur di Divisi Enterprise SBM Sales untuk Google Amerika yang sekarang menjadi CRO (Chief Revenue Officer) di UberConference, sebuah perusahaan rintisan (startup) teleconference di San Fransisco berbagi pengalamannya bagaimana ia mejalankan perannya sebagai team leader.
Baginya, kesuksesan peran dari seorang team leader adalah keinginan untuk terus belajar, komunikasi yang terbuka dan jujur, serta benar-benar menyiapkan diri untuk mengambil tindakan yang tepat.
Jalin komunikasi yang intens
Menurut Jeanne, ketika ada seorang team leader baru yang ditempatkan ke dalam sebuah tim yang sudah ada, umumnya hal tersebut akan menimbulkan rasa gugup bagi orang tersebut. Karena pasalnya, semua anggota tim ingin mengetahui apa yang bisa anda lakukan untuk membuat perubahan dan bagaimana anda mengarahkan tim tersebut. Jika anda dalam posisi demikian, jangan ragu untuk terbuka dan ungkapkan segera apa yang anda pikirkan. Anda bisa memulainya dengan menuliskan rencana untuk 30 hari pertama. Selain itu, anda juga bisa bisa bertanya kepada anggota tim apa yang bisa anda pelajari dan evaluasi dari progress kinerja tim. Semakin anda terbuka, semakin nyaman pula anggota tim anda untuk berbagi dan berdiskusi dengan anda.
Jangan sungkan bertanya
Jeanne DeWitt mengatakan dalam rencana 30 hari pertamanya menjadi team leader, ia menetapkan untuk setiap kata-kata yang ia ucapkan, 50 persennya harus diakhiri dengan pertanyaan. Secara eksplisit sikap yang dilakukan Jeanne ini juga mengajak seluruh anggota timnya untuk jangan sungkan mengajukan pertanyaan. Saat Jeanne pertama kali menjadi manajer, ia memperkenalkan konsep “knower” vs “learner”. Seorang “knower” akan berasumsi bahwa ia tahu jawabannya, sedangkan seorang “learner” akan mengakui bahwa ia belum mendapatkan jawabannya, sekalipun ia memiliki pengalaman yang signifikan. Cobalah untuk selalu antusias akan kesempatan yang tersedia untuk belajar dan memahami situasi apa yang sedang terjadi di dalam organisasi, dan buatlah diri anda untuk mudah “didekati”.
Pahami apa yang paling diinginkan anggota tim anda
Saat Jeanne mengemban jabatan di Google, ia menceritakan bagaimana ia me-managed seorang wanita di divisi sales lalu kemudian menempatkan wanita tersebut sebagai “analis” nya dalam setiap projek besar yang ia tangani. Hal ini terjadi saat Jeanne melakukan obrolan kecil dengan wanita tersebut dan bertanya, “apa yang paling membuat kamu antusias bangun di pagi hari?” Jawaban dari wanita tersebut membuat Jeanne menyadari bahwa wanita tersebut memiliki bakat yang belum dimanfaatkan, yaitu kemampuan analisa dan kreativitasnya. Hingga akhirnya wanita tersebut menjadi salah satu top performers di divisi Jeanne saat itu. Menurut Jeanne, dalam 2-3 minggu pertama anda sebagai team leader cobalah untuk bertemu dan menjalin percakapan sederhana dengan anggota tim anda. Tanyakan kepada mereka apa yang benar-benar membuat mereka antusias dan menikmati pekerjaannya. Serta apa yang ingin mereka capai dalam 2-3 tahun ke depan. Jika anda bisa memanfaatkan bakat dan keterampilan dari setiap anggota tim, hal tersebut akan membuat perubahan peran yang signifikan dari masing-masing individu dalam tim anda.
Berikan arahan dengan menjadi “contoh”’
Sediakanlah waktu untuk anda benar-benar melakukan pekerjaan yang dilakukan anggota tim anda. Bukan hanya hal ini memberikan arahan yang jelas kepada anggota tim anda, namun hal ini juga akan membuat anda belajar menghadapai tantangan paling awal dalam menciptakan output terbaik. Di UberConference, Jeanne mengatakan bahwa setiap anggota tim baru akan ditempatkan di divisi customer support sebagai guest member selama satu minggu. Dari hasil pengalamannya selama satu minggu tersebut, setiap orang akan lebih terhubung dengan pelanggan, sehingga perubahan produk, tools, dan pesan yang ingin disampaikan dapat segera diimplementasikan karena pengalaman pertama menciptakan “passion”. Jika anda sudah memahami hal fundamental di garda depan (front lines), maka anda akan memiliki perspektif unik saat membuat keputusan strategis yang besar dan dapat mengomunikasikannya kepada tim anda.
Jadilah penentu
Menurut Jeanne, jika anda termasuk baru sebagai team leader, hal ini akan menjadi sulit ketika anda akan membuat sebuah keputusan. Orang-orang dalam tim anda mungkin sudah memahami gambaran besar dari situasi yang ada dan mengetahui seperti apa hal-hal yang ada di depan. Namun, Jeanne mengatakan bahwa jika anda sudah memiliki visi dan dapat “menerjemahkan” visi tersebut kepada seluruh anggota tim anda, maka mulailah untuk menjalankan rencana tersebut.
Menjadi seorang yang baru dalam sebuah kelompok memang bukan lah hal yang mudah, namun jika anda menggunakan waktu anda untuk terus belajar dan terus mengenal anggota tim anda, maka tidak ada kemungkinan lain selain anggota tim anda akan mengikuti anda saat anda melangkah maju dan memimpin mereka.***