Semua strategi dan aktifitas telah dirancang dengan sempurna. Semua sumber daya telah dianggarkan dan dipersiapkan. Berbagai rapat telah dilaksanakan untuk menentukan area perbaikan. Semua orang merasa bergairah untuk segera mulai menjalankan proyek Lean Six Sigma terbaru di perusahaan. Dengan semua persiapan tersebut, kegagalan implementasi Lean menjadi mimpi buruk semua orang. Lalu bagaimana menghindari kegagalan yang mengerikan itu?
Bill Waddell mengemukakan 8 dosa besar yang umumnya terjadi di perusahaan yang menjalankan proyek Lean Six Sigma. Apa saja 8 dosa tersebut? Inilah mereka:
1) Melihat Lean sebagai koleksi proyek
Banyak perusahaan terjebak dengan asumsi bahwa Lean sama saja dengan menjalankan bisnis seperti biasa, tapi dengan tambahan beberapa aktifitas Kaizen. Jika demikian, tidak heran jika hasil improvement tidak maksimal dan hanya bertahan sementara.
2) Berpikir untuk “Membeli” Lean
Beberapa perusahaan punya pandangan keliru yang melihat Lean seperti komoditas yang bisa dibeli. Dengan mengeluarkan sekian juta dolar, mereka berpikir bisa langsung menjadi perusahaan yang Lean. Di salah satu artikelnya, Waddell pernah membahas mengenai “… perusahaan yang menanamkan investasi 400.000 dolar AS untuk memperkenalkan 90 poin program Lean Manufacturing.” Bagaimana bisa perusahaan membayar 400.000 dolar lantas berubah jadi perusahaan yang Lean? Teknologi dan perangkat lunak hanyalah penunjang dalam usaha menuju perusahaan Lean. Manusia-lah yang paling berperan.
3) Memandang Lean sebagai kumpulan tools
Inilah dosa yang paling sering membuat perusahaan terjerumus. Banyak perusahaan melihat Lean sebagai koleksi tool, teknik, trik di pabrik yang bahkan tidak mengubah apapun di sisi manajemen. Cukup masuk akal jika dikatakan bahwa apa yang Anda dapat adalah apa yang Anda kelola. Jika Anda mengelola bisnis dengan cara yang sama, maka Anda akan mendapat hasil yang sama. Ubahlah sistem manajemen dan Anda akan mendapatkan hasil berbeda. Sesederhana itu.
4) Terjebak dalam perbaikan proses yang (a) sebenarnya sama sekali bukan proses atau (b) seharusnya dihilangkan saja alih-alih diperbaiki
Untuk kasus pertama (a), sangat umum menemukan orang mendefinisikan sekumpulan aktifitas di tengah-tengah end-to-end proses dan mengatakan bahwa “proses” tersebut telah diperbaiki. Padahal, yang mereka lakukan hanyalah “memindahkan” waste ke awal atau akhir proses. Pada kasus kedua (b), sangat umum kita melihat orang memperbaiki proses material handling atau quality inspection, dimana mereka seharusnya menghilangkannya, atau mencari cara untuk mengurangi biaya handling paperwork atau mengadakan meeting alih-alih menyadari bahwa paperwork atau meeting seharusnya benar-benar dihilangkan.
5) Pilih-pilih metode Lean
Sangat umum terjadi, perusahaan mengabaikan sikap hormat kepada karyawan karena sulit dilakukan, dan memulai 5S karena paling mudah dilakukan. Lean adalah pendekatan yang terintegrasi dan komprehensif untuk menjalankan bisnis. Anda tidak bisa memilih sedikit konsep Lean yang Anda suka, dan meninggalkan yang lain karena sulit dilakukan atau dipahami.
6) Salah pengertian mengenai Lean
Percaya atau tidak, Lean yang berarti “ramping” sering menimbulkan kesalah-pahaman. Sangat sering “improvement” diartikan sebagai perbaikan dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja secara langsung dengan mengurangi tenaga kerja. Pemahaman ini benar-benar sesat dan menyimpang dari poin fundamental Lean. Perhatikan ini: Lean adalah tentang eliminasi waste, dan waste adalah semua hal yang tidak menambah value bagi pelanggan. Apakah mengurangi tenaga kerja akan menambah value bagi pelanggan? Mengurangi cycle time adalah target utamanya, dan hanya sedikit perusahaan yang benar-benar mengejar target ini.
7) Ketergantungan berlebihan kepada konsultan dan koordinator Lean
Kesalahan yang terjadi adalah, perusahaan terbiasa memandang Lean sebagai pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh para spesialis, alih-alih berusaha membuat lean thinkin menjadi bagian fundamental dari pekerjaan setiap orang. Selain konsultan dan koordinator Lean, semua orang bekerja seperti biasa, tanpa ada perubahan.
8) Ketidak-pedulian manajemen atas
Walaupun perusahaan telah mengumumkan komitmen mereka untuk Lean, mempublikasikannya secara luas, dan menyusun strategi Lean dengan cermat, namun berapa banyak waktu yang dimanfaatkan para manajemen atas untuk mempelajari Lean lebih dalam? Seberapa besar pemahaman mereka mengenai “strategi” perusahaan itu sendiri?
Jangan sampai Anda melakukan 8 dosa tersebut, karena perusahaan yang gagal menjalankan Lean umumnya terjebak di dalamnya. Silakan tambahkan versi Anda sendiri di kolom komentar.***