Inovasi menjadi topik hangat dalam dunia bisnis. Jelas. Banyak orang akan melihat, mencontoh dan belajar dari perusahaan-perusahaan besar kelas dunia bagaimana mereka bisa menjadi ‘seperti itu’.
Bloomberg, baru-baru ini memberikan sebutan kepada negara dengan bentuk pemerintahan Republik, Korea Selatan sebagai Negara paling inovatif di dunia.
Di Seoul, Ibu Kota Nasional Korea Selatan, ada lebih dari 25 juta orang tinggal dan menjalankan kehidupannya di bawah gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi. Meskipun banyaknya gedung-gedung tinggi ini tidak menjadi indikator dari makmurnya suatu bangsa, namun Korea Selatan memiliki satu hal yang menonjol, yaitu inovasi.
Terbukti, sejak beberapa dekade lalu, Korea Selatan bisa menyusul Spanyol dan Selandia Baru dalam hal pertumbuhan ekonominya. Padahal, sekitar 50 tahun yang lalu, Korea Selatan lebih miskin dari Bolivia dan Mozambik. Prestasi Korea Selatan beberapa dekade terakhir ini, dianggap masyarakat dunia karena mereka memiliki budaya yang inovatif dalam masyarakatnya.
Jika ditanya, apa yang paling Anda tahu tentang Korea Selatan? Mungkin sebagian besar dari Anda akan menjawab, film drama dan musiknya yang sangat fenomenal. Karena, tidak bisa dipungkiri budaya Korea Selatan yang ditunjukkan melalui film dan musik ini berhasil dikenal, bahkan memberikan pengaruh di sebagian besar negara-negara Asia.
Jadi, budaya inovatif seperti apa yang bisa kita contoh dari Korea Selatan yang juga bisa membangun budaya inovatif dalam organisasi Anda? Seperti dikutip dari blog.sandlagz.com, berikut Shift rangkumkan untuk anda:
Mempekerjakan Anak-Anak Muda
Para ekonom biasanya menghubungkan pertumbuhan ekonomi dengan 3 hal berikut: kenaikan modal, tenaga kerja dan produktivitas. Korea Selatan memanfaatkan dua faktor terakhir, yaitu tenaga kerja dan produktivitas. Angkatan kerja di Korea Selatan berkembang dengan produktif dan juga berpendidikan tinggi.
Di Korea Selatan, lebih dari 63% pekerjanya berasal dari kaum muda atau yang biasa disebut Generasi Y (Gen Y). Hubungan antara pekerja muda dengan tingkat produktivitas ini juga dibuktikan dari sebuah hasil studi Deloitte yang menunjukkan bahwa Gen Y sangat terbuka akan tantangan baru, ambisus, dan lebih bertanggung jawab dari generasi sebelumnya. Sehingga, membuat mereka lebih produktif dalam melakukan pekerjaan. Jadi, pelajaran dari poin ini: Jangan ragu untuk mempekerjakan bakat-bakat muda.
Mencari Bakat-Bakat yang Cocok dengan Budaya Perusahaan
Berbagai perusahaan di Korea Selatan terkenal dengan pertanyaan-pertanyaan aneh yang mereka ajukan kepada calon pekerjanya. Mereka lebih mengaitkan aspek-aspek personal, seperti berat badan, kebiasaan makan, dan lain sebagainya sebagai pertanyaan yang akan mereka ajukan ke calon pekerja. Menurut mereka, pertanyaan-pertanyaan seperti itu menjadi hal yang penting untuk bisa mencari tahu, apakah calon pekerja mereka cocok dengan budaya perusahaan.
Biasanya, setelah proses perekrutan, untuk terus memastikan bahwa pekerja mereka cocok dengan budaya perusahaan, para manajer perusahaan membuat program yang dapat membangun loyalitas para pekerjanya. Pelajaran berharga dari program ini adalah membuat anggota tim tetap berkomitmen pada budaya inovasi.
Hubungan antara budaya perusahaan dengan tingkat produktivitas juga terbukti dari hasil survei di tahun 2005 dari University of Lowa, bahwa hubungan yang kuat dari budaya di perusahaan akan mendorong produktivitas yang tinggi dan membangun komitmen bersama.
Tidak Pernah Berhenti Belajar
Korea Selatan melihat pendidikan sebagai hal yang mendukung inovasi. Di tahun 2010, Korea Selatan menginvestasikan 7,6% dari produk domestik bruto-nya (PDB) untuk pendidikan. Sehingga, berdasarkan studi dari Boston College, lebih dari 15% warga Korea Selatan mengatakan kesempatan untuk belajar dan berkembang adalah aspek penting dari karir mereka. Sebuah studi yang juga sering dikutip, yang dilakukan oleh para peneliti di Pennsylvania, menghubungkan hubungan antara kemampuan tim dalam mengenali dan menerapkan informasi baru, dapat membantu mereka menciptakan produk inovatif yang tidak terbayangkan oleh pesaingnya. Jadi, pelajarannya: berikan kesempatan kepada anggota tim anda untuk memperluas keterampilan dan mempelajari hal-hal baru.
Berjuang dalam Kompetisi
Kunci dari bertahan dalam kompetisi adalah inovasi. Korea Selatan percaya siapapun bisa menjadi inovatif. Itu sebabnya 92% dari mereka, berdasarkan survei yang dilakukan oleh perusahaan riset pasar global Edelmen Berland, mengatakan usaha kecil dan menengah dapat menjadi perusahaan besar yang inovatif. Selain itu, Korea Selatan juga mengakui inovasi dapat terjadi dalam berbagai cara, mulai dari peningkatan produk dan jasa, hingga mencoba model bisnis baru. Secara total, 95% warga Korea Selatan mengatakan inovasi adalah prioritas strategis.***RR
Sumber: blog.sandglaz.com