Lebih dari sekedar persaingan, mereka berjuang untuk menciptakan solusi atas permasalahan yang dihadapi pelanggannya disana.

Hari ini, masyarakat India memiliki pilihan untuk berbelanja sesuai keinginan mereka. Perilaku belanja mereka mencerminkan waktu, teknologi, penawaran peritel, dan pengalaman keseluruhan. Dalam hal ini, Walmart atau Amazon mengklaim bahwa mereka adalah pemain online dan karenanya hanya dapat memberi penawaran terbatas kepada para pelanggan.

Kini baik Walmart atau Amazon telah memiliki dua posisi, yaitu sebagai penyedia layanan online dan juga toko fisik. Apakah ini akan berhasil, ketika preferensi belanja meningkat? Keduanya tetap kukuh meletakkan fokus besar mereka pada “konsumen” dan terus berkomitmen penuh untuk memenuhi kebutuhan konsumennya.

Misalnya, ketika  pelanggan tidak paham teknologi, Amazon mengembangkan asisten suara seperti Alexa, sehingga memungkinkan semua pemesanan dapat dilakukan melalui suara. Juga dengan barcode produk, disana produk dapat dipesan menggunakan Dash, perangkat yang secara efektif memindai kode batang, menjadikan hidup lebih mudah karena adanya layanan yang berkualitas dan menjawab kebutuhan mereka.

Jika pelanggan tidak dapat menerima pesanan di rumah mereka, mereka juga bisa dengan mudah mengambilnya di titik temu yang telah disepakati. Sebenarnya, ini adalah tantangan yang menjadi hambatan terbesar bagi pelanggan ritel secara global. Namun dengan Whole Foods, Amazon berhasil menghadirkan layanan penjemputan di tepi jalan. Sementara di sisi lain, Walmart mendapatkan keuntungan yang tidak kalah besar karena lebih dari 90 persen penduduk AS hidup dalam jarak kurang dari sepuluh mil dari toko Walmart sehingga masih cukup mudah dijangkau.

Cukup jelas keduanya sedang bersaing ketat memperebutkan pasar India. Namun tidak hanya itu saja, keduanya juga sedang bersaing untuk memecahkan masalah pelanggannya disana dan berjuang untuk terus meningkatkan pengalaman pelanggan secara keseluruhan, dibanding melabeli diri sebagai perusahaan online atau offline.

Ini adalah pelajaran bagus untuk raksasa lain. Perusahaan tidak harus membatasi diri terhadap hambatan regulasi. Pada akhirnya, kehadiran bisa diterima jika mereka berhasil mengintegrasikan layanan dan memberikan pengalaman yang unggul bagi para pelanggannya.

Baca juga  Pemborosan yang Tak Terlihat: Bahaya Terbesar di Balik Rutinitas