Jika Anda berada dalam bisnis di mana Anda harus mampu merespon pada permintaan dengan jumlah atau volume yang tidak stabil, apa yang Anda lakukan?

Apakah Anda kesulitan menyesuaikan perencanaan produksi (kapasitas) dengan permintaan pasar?

Apakah Anda kadang merasa under-utilized, asset utilization rendah, sementara pada waktu tertentu tidak mampumemenuhi kebutuhan pelanggan?

Pertanyaan-pertanyaan di atas dijawab tuntas oleh Tim Konsultan SSCX, pada acara CoffeeTalk bulan Mei 2011,

Balancing Customer Satisfaction and Cost in Fluctuating Demand.

Tantangan industri saat ini semakin berat, pelanggan yang ingin lebih personalize terhadap produk / jasa yang melekat padanya, menyebakan lifetime produk menjadi pendek. Inovasi didefinisikan sebagai “lower price with more”, harga murah feature bertambah. Kompetisi dan perubahan perilaku pelanggan membuat abnormal is so normal today.

SSCX menyarankan bahwa organisasi seharusnya melakukan moment of pause, berhenti sejenak untuk melihat di mana saat ini berdiri dan kemana industri akan dilangkahkan, gunakan parameter dasar pada finansial (profit, ROI, cashflow) dan operasional (inventori, throughput, pengeluaran) sebagai petunjuk dasar. Banyak ditemui organisasi yang “terlihat sibuk”, beroperasi 24/7 namun dalam posisi merugi karena ketidak-pahaman para pembuat keputusan dalam mengelola demand

Rahasia sukses organisasi untuk menghadapi fluktuasi demand adalah:

  • Melakukan pengurangan lead time dan biaya inventory secara berkelanjutan dengan just in time
  • Menurunkan cacat, rework, dan scrap dengan autonomation
  • Sinkronisasi output dengan demand dengan mengetahui takt time proses operasi
  1. Hindari produksi yang berlebih
  2. Ciptakan aliran proses yang lancar
  • Optimalkan kebutuhan total karyawan
  • Analisa kapasitas dan utilisasi equipment
  • Update secara regular berdasarkan demand
  • Lakukan level-loading untuk beradaptasi terhadap fluktuatif demand
  • Organisasi bisa melakukan usaha ini dengan memahami terlebih dahulu:
  • Kebutuhan pelanggan dari sisi jumlah dan variasi produk
  • Kapasitas terpasang dan kemampuan saat ini
  • Proses inti dan proses yang nice to have. Analisa ekonomis untuk nice to have proses untuk kemungkinan dihilangkan atau dialih dayakan
  • Produk utama dan aksesoris
  • Key talent dan turnover
  • Tooling yang dipakai
  • Back Up Plan dan Back Up Products

Kesalahan umum yang dilakukan organisasi dalam mengelola demand adalah:

  • Punya perencanaan strategi untuk tumbuh, namun jarang mempunyai back-up plan ketika jatuh (ready for the best, not prepare for the worst)
  • Tidak memahami kapabiltas proses inti (mesin dan peralatan kritikal)
  • Master-plan tidak sesuai dengan kapasitas aktual
  • Manajemen resiko untuk melihat low high low demand, dari sisi jumlah dan variasi produk, durasi siklus, dan tren.
  • Tidak memahami karakteristik dan kebutuhan material pendukung. Contohnya demi efisiensi, manajemen menolak untuk menambah persediaan part yang mahal. Namun apabila terjadi mesin breakdown, jumlah kerugian bisa lebih besar lagi.
Baca juga  KAI Berkomitmen untuk Capai Zero Net Emission

Terakhir, Tim Konsultan SSCX menutup uraiannya dengan perlunya organisasi menciptakan KPI dan pengukuran untuk melihat efektifitas kerja. KPI bisa berupa:

  • Sistem persediaan (min-max, kanban)
  • Tracking & reporting system yang bersifat periodik (harian, setiap jam, setiap shift)
  • Assesment atau audit untuk melihat tindakan korektif dan keefektifannya.

Source: SSCX International (www.sscxinternational.com)