SHIFT SSCX Toyota way 2

Jika bicara tentang Toyota, rasanya kurang lengkap jika kita tidak mengambil waktu sebentar untuk mengetahui lagi sejarah singkat si Raksasa Otomotif ini.

Berangkat dari industri tekstil, perusahaan yang tadinya adalah bagian dari divisi mobil pabrik tenun, akhirnya memutuskan untuk memisahkan diri dari induknya dan mulai memproduksi produk mobil mereka sendiri, tepatnya pada 27 Agustus 1937.

Munculnya nama Toyota ini ternyata juga bisa dibilang cukup unik, jika kita melihat kembali awal ceritanya. Toyoda AA, terinspirasi dari nama sang pemilik pabrik tenun, Sakichi Toyoda (1867-1930). Namun, ternyata penyebutan nama ‘Toyoda’ ini dirasa kurang enak didengar, tidak akrab dan agak kaku bagi orang-orang Jepang, sehingga nama Toyoda diplesetkan menjadi Toyota.

Mobil rakyat Toyoda AA sendiri (yang saat itu masih menggunakan nama Toyoda) adalah mobil keluaran mereka yang paling pertama dan diluncurkan satu tahun sebelum mereka memisahkan diri. Itu artinya hampir 77 tahun sudah, perusahaan yang berawal dari pabrik tenun ini membangun bisnisnya hingga akhirnya menjadi sebuah perusahaan produsen mobil terbesar di dunia seperti sekarang ini.

***

Kisah sukses Toyota hingga mendapat julukan “Raksasa Otomotif” dunia ini tentu bukanlah sebuah perjalanan singkat tanpa lika-liku dan hambatan yang menghadang.

Namun, dengan pengaruh namanya yang besar, Toyota berhasil menularkan prinsip-prinsip dan filosofi bisnisnya kepada banyak perusahaan di dunia. Bahkan saat ini, banyak perusahaan yang merangkum budaya perusahaan mereka dengan istilah “Toyota Way”.

Berikut yang bisa anda pelajari dibalik “Toyota Way” seperti ditulis dalam salah satu buku terlaris The Toyota Way Fieldbook karya Jeffrey K Liker dan David Meier:

Bukan Hanya Mobil, Toyota juga Membangun Orang

Baca juga  Kaizen Perbaikan Kecil untuk Wujudkan Resolusi Besarmu

Buku karya Jeffrey dan David ini juga disebut sebagai buku kerja dari buku The Toyota Way karena menggali lebih jauh mengenai prinsip dan filosofi Lean yang mendasari “Toyota Way”. 

Selain Lean Process yang menjadi rahasia efisiensi produksi Toyota yang banyak dipelajari industri manufaktur maupun industri lain, Toyota juga sangat unggul dalam program-program pengembangan sumber daya manusia.

Para pemimpin di Toyota sering mengatakan bahwa dalam proses memproduksi mobil, ada sumber daya manusia yang membantu melakukan pengerjaannya hingga mobil tersebut bisa digunakan. Dalam proses inilah, para pemimpin Toyota, tidak hanya fokus pada menciptakan mobil yang berkualitas tapi juga bagaimana bisa membangun orang-orang yang bekerja di dalam perusahaan dengan membiarkan mereka belajar dan berkembang.

Toyota menggunakan analogi sebuah kebun dalam mendeskripsikan keyakinan mereka terhadap orang. Tanah digemburkan dan disiapkan, benih disiram dan ketika benih tumbuh, tanah dipelihara, disiangi dan disiram lagi hingga akhirnya buah siap dipetik. Prinsip ini tercermin dalam kebijakan HR di Toyota.

Proses seleksi yang sangat panjang juga menjadi prioritas utama di dalam HR Toyota, mereka membuat menargetkan keterampilan dari calon karyawannya, mulai dari motivasi yang sesuai pekerjaan, kemampuan bekerja dengan orang lain, kepemimpinan inisiatif, kemampua dalam pekerjaan, kemampuan beradaptasi, identifikasi masalah dan kemampuan  memecahkan masalah, kecepatan kerja, dan keterampilan komunikasi.

Dari hal tersebut, jelas terlihat Toyota memberikan perhatian besar untuk berinvestasi pada orang, baik dalam bentuk fasilitas maupun waktu. Bahkan, pabrik Toyota di Georgetown memiliki departemen pelatihan dan pengembangan dan seluruh fasilitas yang didedikasikan pada kursus untuk manufaktur, kantor dan karyawan pemasaran agar semuanya dapat memiliki kemampuan yang terampil.***