Banyak perusahaan, baik skala besar maupun kecil cenderung melakukan langkah gegabah dengan ekspansi ke pasar-pasar baru termasuk ke berbagai negara dengan maksud untuk mendongkrak pendapatan secara cepat. Sayangnya, banyak perusahaan yang terjebak pada ekspansi semata ini tanpa mempertimbangkan pertumbuhan perusahaan secara jangka panjang.
Padahal, tujuan bisnis adalah senantiasa bertumbuh dari zaman ke zaman. Bisnis yang tidak bertumbuh bisa diprediksi sedang mengalami masalah. Namun, proses bertumbuh ini bukan sembarang, seperti asal cepat, asal profitnya naik, dan sebagainya secara jangka pendek. Pertumbuhan yang dimaksud adalah pertumbuhan yang berkesinambungan secara jangka panjang.
Tidak disangkal, era digital sekarang ini menyuguhkan aneka peluang baru untuk bisnis. Tuntutan untuk senantiasa berubah dan bergerak cepat juga membuat perusahaan berupaya terus mengadaptasi dirinya agar tetap relevan dengan kebutuhan konsumennya. Tapi, globalisasi dan revolusi digital saat ini juga menyuguhkan aneka ketidakpastian bagi bisnis.
Profesor Mohan Sawhney dalam bukunya yang berjudul “Fewer, Bigger, Bolder”: From Mindless Expansion to Focused Growth memberikan cara cerdas bagi perusahaan agar bisa memahami pertumbuhan yang signifikan dengan cara-cara cerdas. Ekspansi gegabah di atas oleh Sawhney “dilawan” dengan apa yang disebut dengan sustainable growth (pertumbuhan yang berkesinambungan).
Pertumbuhan yang dimaksud adalah pertumbuhan yang tidak mengharuskan anda berpusing ria dengan angka-angka di setiap kuartal, pertumbuhan yang menghasilkan marjin yang layak, pertumbuhan yang membuat struktur perusahaan berorientasi pada profit, maupun pertumbuhan yang digapai dengan simplisitas dan bukan kompleksitas yang menguras energi.
Untuk mendapatkan pertumbuhan yang berkesinambungan tersebut, perusahaan harus melakukan tiga langkah utama, yakni Fewer, Bigger, Bolder. Tahap demi tahap, perusahaan yang mengimplementasikan strategi ini bisa mengalami pertumbuhan bisnis yang langgeng dengan kenaikan profit serta penghematan ongkos.
Kata kunci dari ketiga langkah tersebut adalah fokus. Intinya, perusahaan harus bisa fokus pada potensi-potensi yang bisa membawanya pada pertumbuhan berkesinambungan tersebut. Sebab itu, Sawhney menyebutnya dengan framework Focus7. Dalam hal ini, perusahaan harus mengisolasi potensi-potensi pertumbuhan bagi perusahaan, termasuk modal, peluang, program, sumber daya manusia, dan sebagainya.
Kerangka kerja ini terdiri dari tujuh langkah, yakni Discovery (Search for Growth), Strategy (Pick your bets), Rallying Cry (Rouse the troop), People (Unleash potential), Execution (Simplify and delegate), Organization (Align and collaborate), dan Metrics (Measure and communicate progress).
Secara umum, perusahaan harus bisa melakukan pengurangan sejumlah aktivitas perusahaan dan fokus pada inisiatif-inisiatif yang memiliki potensi pertumbuhan terbesar. Dalam proses Discovery, perusahaan harus mampu memetakan potensi-potensi besar yang ada. Selain itu, perusahaan harus bisa menyelaraskan kepemimpinan dengan inisiatif-inisiatif baru.
Terkait strategi, perusahaan harus bisa memprioritaskan sisi-sisi mana saja yang paling memengaruhi pertumbuhan terbesar perusahaan. Selanjutnya, strategi tersebut harus bisa dikomunikasikan secara sederhana ke seluruh elemen perusahaan (rallying cries). Ini bisa diterjemahkan dalam aneka bentuk, seperti slogan, akronim, gambar, maupun warna.
Langkah berikutnya adalah menaruh perhatian pada SDM yang paling berpotensi dan relevan dalam upaya membangun pertumbuhan tersebut. perusahaan harus menaruh perhatian besar pada orang-orang yang cerdas, memiliki passion, dan energi besar dalam proses transformasi itu. Intinya, menaruh orang-orang yang tepat di tempat yang tepat pula.
Lalu, perusahaan harus bisa mensimplifikasi proses operasional bisnisnya. Dalam hal ini, perusahaan harus mampu mendelegasikan tugas-tugas penting kepada orang-orang yang berbakat tadi. Selanjutnya, perusahaan juga harus mampu membangun kolaborasi dengan banyak elemen. Kolaborasi ini dimaksudkan untuk mendobrak rintangan dan masalah yang selama ini menghambat perusahaan dalam bertumbuh. Terakhir, perusahaan harus bisa membuat indikator keberhasilan untuk mengukur kemajuan yang dicapai. Lalu, mengomunikasikannya kepada semua elemen dalam perusahaan.
Dengan ketiga langkah fokus tersebut, harapannya, perusahaan tidak lagi melakukan ekspansi secara gegabah yang tampak gemilang di jangka pendek namun rapuh, tetapi bisa selalu bertumbuh secara berkesinambungan sekarang dan di masa depan.***
Prof Mohan Sawhney akan bertandang kembali ke Indonesia dan akan memberikan seminar di Jakarta pada 16 Oktober mendatang. Guru New Wave Marketing dari Kellog Scholl of Management ini akan memberikan seminar bertajuk “Fewer, Bigger, Bolder”, yang diusung berdasarkan buku Sawhney terbaru yang ia tulis bersama Sanjay Khosla berjudul “Fewer, Bigger, Bolder: From Mindless Expansion to Focused Growth”
Artikel ini diadaptasi dari Kompas.com