“Saya berharap dia dipecat saja,” pemikiran ini biasanya muncul dan terus terlintas dalam benak Anda ketika harus berhadapan dengan rekan kerja yang Anda anggap tidak bisa diajak bekerjasama atau dengan kata lain tidak Anda sukai. Ketidaksukaan ini biasanya muncul karena sentimen negatif seperti perasaan tersaingi atau dalam kasus sederhananya adanya ketidakcocokan sebagai rekan kerja.

Hal inilah yang memicu rasionalitas kita sehingga muncul pemikiran untuk mengeluarkan mereka dari kehidupan dan pekerjaan kita, dengan cara apa pun yang mungkin sehingga kita tidak perlu lagi bekerjasama atau bahkan berinteraksi sekalipun. Kita tidak akan peduli apakah mereka akan dipecat, mendapatkan pekerjaan di tempat lain, pindah, terserah. Kita hanya berfikiran bahwa mereka selalu menjadi penyebab rasa stres yang terus meningkat dan sebagai jalan keluarnya kita hanya ingin mereka pergi dari organisasi kita saat ini.

Tapi bagaimana jika kunci untuk bebas dari rasa stres ini bukan tentang mereka sama sekali, tapi tentang Anda? Berdasarkan penelitian Elizabeth Grace Saunders, seorang founder Real Life E Time Coaching & Training, ketika menghadapi konflik atau masalah orang cenderung menyalahkan orang lain dan sebisa mungkin menjauhkan dirinya. Tapi alih-alih mengurangi stres, memiliki pola pikir suka menuduh orang lain hanya akan menambah frustrasi.

Untuk meredakan situasi dan kembali ke dalam lingkungan yang profesional, pertama-tama yang seharusnya dilakukan adalah mengukur kontribusi Anda terhadap konflik, sekecil apapun. Umumnya, dalam situasi emosional (keadaan panas) Anda merasa sebagai pihak korban dan tersinggung akan hal tersebut sehingga sulit untuk melihat bagaimana energi negatif tersebut berhubungan dengan Anda. Padahal, dengan mengambil alih reaksi kita terhadap apa yang mereka lakukan, kita bisa lebih produktif dalam bekerja. Bekerja secara efektif tanpa harus terganggu oleh kinerja siapa pun. Seperti apa prakteknya? Simak tips berikut ini!

Baca juga  Actions speak louder than words, ubah idemu jadi aksi nyata

Klarifikasi Detail Kejadian

Ketika Anda terganggu dengan apa yang seseorang lakukan, apakah Anda merasa tertekan? Jika iya maka kemungkinan besar ada sesuatu yang belum sepenuhnya Anda ketahui. Periksa situasi yang membuat perasaan Anda sangat kesal dan lakukan penjelajahan dengan konteks yang lebih luas. Tanyakan pada diri Anda: apakah sesuatu telah terjadi dalam hidup saya yang berdampak pada cara pandang saya dalam melihat kondisi ini? Apakah sebelumnya terjadi sesuatu dalam hubungan kerja yang mempengaruhi penilaian saya terhadap orang ini? Apakah saya lelah, stres, lapar? atau karena pengaruh mental, emosional, spiritual, bukan pada kondisi terbaik saya? Lakukan proses identifikasi faktor-faktor eksternal yang ada, terutama yang mungkin tidak ada hubungannya dengan lawan bicara atau konflik Anda. Proses identifikasi ini akan membantu Anda mengenali setiap detail permasalahan dengan lebih luas dan objektif sehingga inti dari permasalahan ini dapat segera ditemukan dan diselesaikan.

Selidiki Mengapa Hal Itu Memicu Emosi Anda

Reaksi emosional Anda dalam menghadapi situasi dengan seseorang lebih berkaitan dengan Anda daripada dengan mereka. Ketika Anda merespons seseorang secara negatif, Anda akan merasakan ketidakamanan atau ketakutan sendiri. Misalnya, ketika Anda merasa optimis dengan proyek yang sedang Anda kerjakan, optimis dengan hubungan Anda dengan orang-orang di tempat kerja dan kinerja tim secara keseluruhan. Pada saat seseorang melakukan kesalahan, mungkin Anda akan terganggu namun hal tersebut tidak akan membuat Anda marah. Anda hanya akan menarik orang tersebut dan kemudian berbicara secara terbuka apa masalahnya, selanjutnya Anda akan mengembangkan sistem untuk mencegah situasi yang sama di masa depan, dan memantau perkembangannya.

Tapi ketika Anda merasa tidak yakin dengan proyek dan tim Anda, maka satu permasalahan kecil bisa menguras seluruh emosi Anda. Alih-alih bekerja tenang dengan rekan kerja untuk melakukan perbaikan, pada akhirnya Anda akan menyerang mereka atau Anda akan turun tangan mencoba menyelesaikan masalah sendiri di belakang mereka. Untuk menghindari hal ini, kenali apa inti ketidakamanan atau ketakutan yang menyebabkan Anda harus merespons dengan kritis. Jangan sampai hal ini merusak kepercayaan dan kinerja team Anda.

Atasi Ketakutan Anda

Satu-satunya cara untuk benar-benar terbebas dari pikiran negatif dan kemarahan luar biasa dalam menjaga hubungan baik secara pribadi maupun profesional adalah dengan mengatasi ketakutan Anda. Di saat Anda benar-benar kesal pada seseorang di tempat kerja, hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah melakukan evaluasi dan melihat apakah Anda telah melakukan pekerjaan dengan baik. Kebenaran yang merendahkan adalah bahwa kadang-kadang Anda menyadari, ada hal-hal yang Anda ingin orang lain melakukannya, namun masih berfikiran bahwa 100% Anda lah yang mempunyai kapasitas untuk melakukannya. Padahal dengan mengalihkan fokus Anda ke hal-hal yang dapat Anda lakukan, daripada apa yang tidak dapat dilakukan oleh rekan Anda, Anda bisa menggunakan waktu dengan cara yang lebih produktif.

Baca juga  Actions speak louder than words, ubah idemu jadi aksi nyata

Berkomunikasi dengan Jelas dan Penuh Simpati

Jika Anda telah mengatasi ketakutan Anda sendiri dan menyadari bahwa ada masalah yang masih perlu ditangani, Anda dapat melakukannya. Tapi untuk hasil terbaik, fokuskan pada komunikasi yang penuh dengan simpati. Meskipun Anda mungkin ingin memberitahu tentang bagaimana Anda menjadi stres dan frustrasi dengan apa yang mereka lakukan, Anda tidak akan terbantu dengan situasi ini dan hal itu mungkin membuat mereka membela diri.

Sebagai solusinya, jelaskan apa yang terjadi, dan jelaskan perubahan apa yang ingin Anda lihat dan mengapa. Anda tidak boleh mengatakan “Ketika Anda terlambat melaporkannya, saya akhirnya bekerja sampai jam 1 pagi dan melewatkan pertandingan sepak bola untuk menyelesaikan tenggat waktu klien.” Agar Anda bisa bekerja sama secara efektif, jelaskan bahwa Anda perlu menerima laporan tepat waktu dari mereka. Kemudian lanjutkan untuk memberikan solusinya: “Kita adalah tim, dan saya ingin kita bekerja sama dengan baik. Bisakah Anda menjelaskan apa yang terjadi, jadi kita bisa bekerja sama dalam mencegah situasi ini terjadi di masa depan?” Memang tidak mudah mengkomunikasikan hal ini. Tapi kita harus melakukannya dan tidak boleh menghindar. Kita harus mempertimbangkan masalah yang timbul akibat ini dan menempatkan tindakan berdasarkan prioritas.

Akankah Anda bisa mengubah rekan kerja Anda menjadi lebih produktif? Akankah Anda mampu meredakan konflik di masa depan? Jawabannya mungkin ya mungkin tidak. Dari beberapa pengalaman disimpulkan bahwa saat menemui ketidakcocokan dalam pekerjaan maka yang dilakukan pada umumnya adalah move on alias pindah. Tetapi jika Anda mengikuti langkah-langkah di atas, meskipun Anda tidak menyukai perilaku orang lain, Anda dapat terlepas dari emosi negatif di sekitarnya.

Baca juga  Actions speak louder than words, ubah idemu jadi aksi nyata

Sumber: hbr.org