Ford adalah salah satu dari beberapa perusahaan global yang telah menginvestasikan tahun-tahun berharganya untuk mengembangkan sistem produksinya. Apa yang dilakukan Ford didasarkan kepada fokus implementasi metode manufaktur yang populer di Jepang, Lean Manufacturing. Jaguar, sebagai bagian dari Ford Group, telah mengikuti jejak ‘orang tua’-nya dalam menerapkan metode efisiensi dan penghematan tersebut.
Kita tentunya telah memahami bahwa untuk menerapkan sebuah metode produksi yang baru, harus ada beberapa perubahan dan penyesuaian yang dilakukan di pabrik. Perubahan tersebut, sayangnya, melibatkan banyak karyawan dan Anda harus mendapatkan dukungan dari mereka, jika ingin menuai keberhasilan. Karyawan adalah kunci sukses Anda. Lalu bagaimana Jaguar melakukannya?
Berikut beberapa cara yang mereka lakukan melalui salah satu strategi lean production yang lebih dikenal dengan visual factory:
Control Board
Sistem Visual Factory (visible management) diterapkan di pabrik Castle Bromwich untuk memastikan semua orang memahami sistem produksi yang tengah berjalan. Dengan sistem visual yang mudah dipahami, diharapkan semua karyawan yang terlibat dalam proses akan mampu memahami setiap bagian proses, dan memudahkan mereka untuk terlibat dan berkontribusi dalam usaha pencapaian target.
Salah satu alat yang digunakan dalam sistem Visual Factory di Jaguar adalah Control Board (visual screen) yang dapat dilihat oleh semua karyawan yang terlibat dalam proses. Mereka bisa melihat dan memeriksa performa produksi dari lini mereka. Control Board akan mengungkapkan target produksi harian untuk setiap lini dan mengukur seberapa baik performa setiap lini terhadap target tersebut.
Dengan papan visual tersebut, semua orang bisa mengukur performa lini dan pencapaian target, mendeteksi area-area dengan bottleneck, sehingga setiap masalah bisa segera ditindak.
Control Board adalah salah satu perkakas visual yang memudahkan karyawan dan manajemen memonitor masalah yang terjadi di lini produksi. Pada lini produksi Jaguar, mobil-mobil yang tengah diproduksi berbaris di sepanjang lini, ditangani oleh tim yang melaksanakan proses perakitan dengan urutan pekerjaan yang telah ditetapkan. Setiap orang yang menangani satu pekerjaan harus menyelesaikannya dengan hasil yang berkualitas tinggi sebelum mobil memasuki posisi berikutnya dalam lini.
[cpm_adm id=”10097″ show_desc=”no” size=”medium” align=”right”]
Andon Cord
Jika salah satu karyawan mengalami masalah, mereka menarik seutas tali yang berada di dekatnya yang akan memberikan peringatan kepada pemimpin grup. Pemimpin grup, yang memiliki kemampuan lebih, akan memberikan bantuan dan jika masalah teratasi, lini bisa berjalan kembali dengan normal. Tali yang ditarik untuk memberi peringatan tersebut adalah tali andon (andon cord); salah satu perkakas yang powerful, yang digunakan juga oleh Toyota pada lini produksi mereka. Andon adalah salah satu perkakas dasar dalam Toyota Production System, yang berfungsi untuk menghindarkan lini memproduksi barang yang cacat atau bermasalah.
Namun jika pemimpin grup tidak mampu menyelesaikan masalah dengan segera, seluruh lini akan dihentikan dan semua akan menunggu hingga masalah bisa diselesaikan. Estimasi penarikan tali andon di setiap shift adalah 130-150 kali. Totalnya akan direkam dalam Control Board yang mengindikasikan performa setiap lini. Dengan cara ini, akan mudah bagi manajer dan supervisor untuk mengidentifikasi masalah.
Pusat Informasi
Aspek lain dari visual management di Jaguar adalah utilisasi pusat informasi di area kerja di pabrik. Pusat Informasi ini merupakan bagian dari pendekatan ‘three minute management’. Informasi dapat didistribusikan dengan cepat kepada karyawan (dalam tiga menit) untuk membantu mereka memahami visi dan target yang berkaitan dengan pekerjaan, dan isu serta masalah yang mempengarui bagian tertentu dari area kerja.
Pusat Informasi bertugas untuk melakukan komunikasi dengan cara yang langsung dan sederhana, yaitu menggunakan skema grafis untuk menyampaikan isu-isu, kejadian dan perkembangan. Skema dan rencana kerja, yang ditempel di Pusat Informasi, ditanda-tangani oleh manajer, supervisor, dan pemimpin grup yang terlibat dalam proses pembuatan bagan. Ini dimaksudkan untuk menunjukkan kepedulian, tanggung jawab, dan pemahaman dari para pimpinan atas isu-isu operasional.
Gemba
Jaguar juga telah mengadopsi cara kerja lain dari perusahaan Jepang, yaitu melakukan gemba atau turun ke lapangan untuk melihat kondisi yang sebenarnya. Para manajer di Jaguar didorong untuk konsisten dalam melakukan gemba untuk memahami, menangkap dan menyelesaikan masalah dengan cepat dan lebih tepat. Cara ini akan jauh lebih efektif dibandingkan jika manajer hanya melakukan penyelesaian masalah di kantor dari jarak jauh.