Meskipun dibutuhkan, kecerdasan bukanlah satu-satunya yang diperlukan untuk memecahkan masalah.

Penelitian yang dilakukan pada tahun 1990-an oleh salah satu lembaga penelitian paling inovatif “Bell Labs”, menunjukkan kebenaran prinsip ini. Mereka mengidentifikasi ilmuwan paling produktif di laboratorium, yang mereka sebut sebagai “bintang”, dan melihat apa yang membedakan mereka dari ilmuwan lain. Melalui penelitian ini, Robert Kelley dan Janet Caplan mengungkapkan fakta menarik tentang para ilmuwan paling produktif. “Ketika dikembangkan, kesuksesan akademis bukanlah penentu produktivitas kerja dan tidak juga IQ yang menjadi faktor (utamanya)”. Kemungkinan IQ tidak menjadi faktor karena semua orang yang dipekerjakan oleh Bell Labs sudah memiliki baseline skill kecerdasan  (Robert Kelley and Janet Caplan, “How Bell Labs Creates Star Performers,” Harvard Business Review, July–August 1993).

Jika bukan kecerdasan, lalu apa bedanya? Mengutip laman Forbes, penelitian Zenger Folkman mengungkapkan ada lima hal yang harus dimiliki seseorang untuk menjadi problem solver sejati selain kecerdasan tentunya.

1. Keahlian Teknis dan Pengalaman yang Mumpuni.
Problem solvers terbaik memiliki keahlian yang cakap dan memiliki pengalaman sendiri  atau akses ke orang lain yang memiliki keahlian dan pengalaman tersebut, Steve Jobs, misalnya. Jobs memiliki visi dan ide, tetapi dia tidak memiliki keahlian teknik yang mendalam. Di masa awal, Steve Wozniak lah orang yang membangun mesin di Apple. Tetapi visi Jobs – lah yang mengantar keberhasilan Apple, mengalahkan semua batasan.

Masalah penting yang menghalangi individu cerdas adalah keinginan mereka untuk menjadi satu-satunya sumber ahli. Masalah hari ini lebih rumit, lebih sulit dipecahkan, dan sering melibatkan banyak disiplin. Mereka membutuhkan lebih banyak keahlian dan pengetahuan. Bersikap terbuka terhadap keahlian orang lain adalah langkah strategis untuk menjadi problem solver yang hebat.

Baca juga  Actions speak louder than words, ubah idemu jadi aksi nyata

2. Kemampuan Berinovasi dan Melakukan Perubahan
Masalah terpecahkan ketika kita melihatnya dari arah berbeda. Pengalaman akademis mengajarkan pendekatan dan algoritma yang standar, sementara masalah baru membutuhkan pendekatan baru. Ketika mayoritas masih mengikuti pola yang berhasil di masa lalu, para problem solver berusaha mencari solusi inovatif dengan pendekatan yang berbeda dan perspektif unik.

3. Memiliki Fokus yang Luas
Kita sering menganggap orang terbaik yang bisa menyelesaikan masalah adalah orang yang fokus di area tersebut. Meskipun orang-orang ini akan sangat membantu, data Zenger Folkman menunjukkan bahwa seorang problem solver selalu memiliki pemahaman yang baik tentang strategi dan arah organisasi. Orang yang fokus di area kerjanya hanya dapat menyelesaikan masalah tetapi seringnya solusi tersebut bertentangan dengan arah strategi organisasi.

4. Pekerja Keras
Sembilan puluh sembilan persen problem solvers adalah pekerja keras. Kita bisa melihat bagaimana Edison harus melewati 1.000 usaha yang gagal untuk berhasil menciptakan bola lampu.

5. Kemampuan Interpersonal yang Sangat Baik
Ilmuwan paling produktif di Bell Labs sangat baik dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan juga memiliki keterampilan komunikasi yang kuat. Solusi hebat datang dengan mengintegrasikan ide Anda dengan ide orang lain.

Problem solvers selalu memahami bagaimana cara membangun jaringan dan tahu bagaimana cara berkolaborasi. Mereka ahli membawa orang untuk bekerjasama, juga berbagi pengetahuan dan informasi, sehingga mereka dipercaya oleh orang lain.

Menurut kami, penyelesaian masalah terbaik adalah menggunakan prinsip olahraga tim. Anda mungkin harus berbagi kredit dengan orang lain, tetapi hal ini juga akan meningkatkan persepsi orang lain terhadap kemampuan Anda dalam menyelesaikan masalah.