Isu kondisi kerja yang tidak layak yang menyangkut pelanggaran human rights masih terjadi, khususnya untuk para pekerja di Cina. Setelah sebelumnya ada perusahaan perakitan asal Taiwan, Foxconn yang terkena ‘bulan-bulanan’ media karena ditemukan fakta kondisi dan lingkungan kerja yang tidak manusiawi, kali ini kabar terbaru muncul dari Uniqlo.
Raksasa pabrikan pakaian asal Jepang tersebut, seperti dikutip msn.com, pada Kamis (15/1/2014) berjanji untuk memperbaiki kondisi kerja dari pemasoknya di Cina. Pasalnya, hasil studi dari SACOM (Students & Scholars Against Corporate Misbehaviour) yang dirilis baru-baru ini mengatakan kondisi pabrik tersebut tidak aman bagi pekerja.
“Menghormati hak asasi manusia dan memastikan kondisi kerja yang tepat untuk para pekerja mitra produksi kami adalah prioritas utama untuk Fast Retailing (perusahaan induk Uniqlo), dan dalam hal ini kita benar-benar selaras dengan SACOM,” jelas Uniqlo yang dikutip dari pernyataan yang dikeluarkannya pada Kamis (15/1/2014).
“Fast Retailling mendesak tindakan cepat terhadap pabrik-pabrik pada isu-isu yang diidentifikasi dalam laporan SACOM, dan kami akan bekerja sama sepenuhnya dengan mereka untuk memastikan bahwa mereka akan memperbaikinya.”
“Bersama dengan pihak ketiga, termasuk auditor dan LSM (lembaga swadaya masyarakat), kami akan memeriksa kemajuan dalam waktu satu bulan,” tambah pernyataan tersebut.
Laporan tersebut menyebutkan Uniqlo membeli dari dua pemasok, yaitu Pacific Tekstil dan Dongguan Tomwell Garment Co yang beradi di provinsi Guangdong, Cina Selatan yang membuat karyawan bekerja berjam-jam dalam kondisi yang tidak aman dan upah yang rendah.
Seorang juru bicara Fast Retailling yang berbasis di Tokyo mengatakan, “sulit bagi kami untuk secara langsung terlibat pada tingkat upah perusahaan mitra kami, tapi kami akan meminta tingkat upah yang sesuai.”
Pihak SACOM pun merespon baik upaya dari Uniqlo ini. “Kami menghargai sikap positif (Uniqlo) dan kesediaan mereka untuk berdialog dengan kami,” kata pemimpin proyek SACOM Alexandra Chang pada jumpa pers di Tokyo.***