Konsep Lean Enterprise mungkin mulai terdengar akrab di telinga kita. Kali ini kami akan mengajak anda menaiki mesin waktu untuk mengintip sedikit cuplikan sejarah dari metode Lean modern yang kita kenal sekarang ini.
1500an – Assembly Line Pertama di Dunia.
Venetian Arsenal adalah galangan kapal untuk angkatan laut Venesia. Galangan ini menerapkan tata letak produksi dan standarisasi kerja yang meminimalkan perpindahan material dan kecepatan proses. Penemuan yang paling inovatif adalah pola assembly line yang memanfaatkan kanal, dimana rangka kapal bergerak menuju material dan bahan mengikuti desain perakitan
1780an – Interchangeable part
Angkatan perang Perancis memperkenalkan konsep ini untuk produksi senjata dalam jumlah volume yang tinggi.
1799 – Automatic Production untuk part sederhana
Marc Brunel mendesain suatu alat otomatis sederhana yang menggunakan tenaga air untuk angkatan laut kerajaan Inggris
1890 – Scientific Management
Frederich Taylor memperkenalkan time motion study, menganalisa cara terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan. Taylor juga mendokumentasikan alur perjalanan part dan memperkenalkan standard cost accounting untuk mengalokasikan overhead pada mesin
1902 – Jidoka
Sakichi Toyoda menemukan alat yang membuat mesin pemintal mati secara otomatis ketika terjadi kesalahan/ produk cacat. Hal ini memungkinkan mesin bekerja tanpa pengawasan, cikal bakal pengoperasian banyak mesin oleh seorang operator (multimachine single operator)
1913 – Modern Assembly Line Manufacturing
Pabrik mobil Henry Ford, Highland Park, memperkenalkan “flow production” untuk pertama kali, dimana perakitan mobil berjalan sesuai urutan proses.
1924 – Quick changeover
Mesin pemintal Tipe G yang dikembangkan oleh Toyoda memperkenalkan zero-time changeover sehingga mesin pemintal dapat berjalan secara kontinyu.
1926 – Mass Production
Henry Ford memperkenalkan Mass Production. Aliran material berjalan sesuai flow process melalui konveyor
1937 – Just in Time
Kiichiro Toyoda mengimplementasikan Just in Time dalam perusahaan Toyota Motor Company yang dimilikinya. Metode ini mampu meminimalkan inventory dan meningkatkan hubungan dengan supplier
1930an – Takt Time
Industri pesawat Jerman memperkenalkan takt time yang dipakai untuk sinkronasi pergerakan proses perakitan pesawat dari satu stasiun ke stasiun yang lain membutuhkan waktu yang relatif sama.
1941 – Training Within Industry
Departemen Perang Amerika memperkenalkan instruksi kerja, metode kerja, relasi kerja, dan program pengembangan pekerja. Setelah perang usai di 1945, Jepang (Toyota) mengadopsi metode ini sebagai standar kerja
1960an – Lean Management
Di bawah kepemimpinan EijiroToyoda, Toyota mulai mengembangkan manajemen sistem yang berupa teknik dan metode problem solving, kepemimpinan, operasi produksi, kolaborasi supplier, pengembangan proses dan produk, serta customer support.
1960 – Deming Prize
Japanese Union of Scientist and Engineer menginisiasi Deming Prize untuk menggalakkan statistical quality control dan metodologi PDCA
1973 – Toyota Production System
Fujio Cho, Sugimori, dan lainnya membukukan manual Toyota Production System untuk internal perusahaan
1982 – TPS dikenal dunia
Manual TPS diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan dipublikasikan di Amerika oleh Institute of Industrial Engineer
1987 – Lean
John Krafcik seorang peneliti muda dari MIT memberi nama Lean untuk manajemen sistem yang dipelopori oleh Toyota ini
1996 – Lean Thinking
Jim Womack dan Dan Jones membuat buku yang berjudul Lean Thinking yang membahas tentang definisi dan rencana kerja untuk perusahaan yang ingin melakukan transformasi Lean
2000 – Lean Six Sigma
George menggabungkan Lean dan Six Sigma sebagai sebuah manajemen sistem perbaikan yang terpadu dan terbukti berhasil membantu perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya