Bila ada masalah yang muncul dalam manufaktur one-piece-flow, seluruh lini produksi akan terhenti. Dalam keadaan ini, sistem manufaktur sangat buruk. Tapi ketika produksi berhenti, semua orang dipaksa untuk segera memecahkan masalah sehingga anggota tim harus berpikir, dan dengan berpikir itulah mereka akan berkembang menjadi praktisi dan orang yang lebih baik.”  – Teruyuki Minoura, mantan Presiden Toyota Motor Manufacturing, Amerika Utara.

Para pimpinan Toyota sangat yakin dengan prinsip, jika mereka menciptakan proses yang benar, maka akan membuahkan hasil yang benar pula.

Sebagian Besar Proses Bisnis Terdiri dari 90% Pemborosan dan 10% Aktifitas Bernilai Tambah (Value-Added Activities)

Cara terbaik yang dapat dilakukan perusahaan untuk mulai menapaki jalan menuju organisasi yang lean adalah dengan menciptakan aliran yang kontinu (continuous flow) di area manapun yang dapat diterapkan, baik dalam proses manufaktur ataupun proses pelayanan. Proses yang mengalir adalah inti dari sebuah organisasi yang Lean, yaitu tentang mempersingkat waktu yang diperlukan untuk serangkaian aktifitas mulai dari material dasar hingga menjadi barang atau jasa. Proses yang mengalir akan memunculkan kualitas terbaik, biaya terendah, dan waktu pengiriman tersingkat.

Proses yang mengalir akan mendorong implementasi dan penggunaan banyak perkakas (Lean tool) dan filosofi Lean lainnya seperti pemeliharaan preventif (preventive maintenance) dan built-in quality (jidoka). Dalam konsep organisasi Lean, ada perumpamaan bahwa menurunkan “level permukaan air” dari inventori akan membawa masalah ke permukaan; saat itulah anda harus mengatasi masalahnya atau anda akan tenggelam.

Memiliki proses yang mengalir, baik material ataupun informasi, akan menurunkan tingkat permukaan air dan mengungkapkan inefisiensi yang harus diatasi dengan segera. Setiap karyawan yang terlibat merasa termotivasi untuk segera menyelesaikan masalah dan inefisiensi, karena proses akan tetap berhenti jika mereka hanya diam dan tidak melakukan tindakan. Proses bisnis tradisional, sebaliknya, akan menyembunyikan inefisiensi yang besar tanpa diketahui siapapun. Mereka hanya akan mengasumsikan bahwa proses tertentu memang butuh waktu penyelesaian selama berhari-hari ataupun berminggu-minggu tanpa mengira bahwa masalah dan inefisiensilah yang menyebabkan waktu yang panjang tersebut. Proses yang Lean sesungguhnya bisa mencapai hasil yang sama baiknya hanya dalam waktu beberapa jam atau bahkan menit saja.***

Baca juga  Data-driven Manufacturing untuk Transformasi Industri