Change is good. Itulah ungkapan yang selalu terlontar saat kita harus dihadapkan pada perubahan. Atau meskipun perubahan tidak selalu membawa hasil yang bagus, setidaknya perubahan membawa harapan.
Sebagai ilustrasi mengenai perubahan itu sendiri. Berikut beberapa hal yang bisa kita jadikan contoh.
Jika Anda pengendara mobil atau pastinya Anda sudah cukup akrab dengan kendaraan roda empat tersebut, pernahkah Anda berpikir bagaimana kendaraan tersebut sebelum terlihat seperti sekarang?
Atau, di jaman yang serba cepat dengan arus informasi seperti sekarang, kebanyakan dari kita sudah tidak bisa dipisahkan lagi dengan sebuah benda kecil bernama handphone. Dan masih pertanyaan yang sama, pernahkah Anda berpikir seperti apa bentuk alat komunikasi tersebut, dulu?
Jika Anda sudah bisa menemukan jawabannya, seperti itulah kira-kira contoh dari perubahan. Uniknya, dari semua hal yang ada, justru perubahan lah yang bersifat konstan. Artinya satu-satunya hal yang tidak akan berubah adalah perubahan.
Sebagai individu ataupun bagian dari organisasi, tentunya kita selalu ingin berubah, menjadi lebih baik, pastinya. Namun, mungkinkah perubahan itu terjadi dengan sendirinya, tanpa kita melakukan suatu hal apapun?
Atau justru sebaliknya, kita memiliki keinginan dan keyakinan bahwa perubahan akan membawa organisasi kita menjadi lebih baik, namun faktanya saat kita sudah melakukan perubahan, mengharapkan hasil yang lebih baik, tapi tidak ada hasil apapun yang berubah. Inilah yang sering menjadi ketakutan kita. Lalu, bagaimana kita menghadapi hal tersebut?
Dalam pelatihan Green Belt (GB) yang diselenggarakan SSCX International pada Selasa (01/03/2016) Anda mungkin bukan lagi sekedar menemukan jawabannya, tapi juga mendapatkan jawaban bagaimana cara melakukan perubahan agar hasilnya sesuai dengan harapan.
Dax Ramadani trainer dari pelatihan GB yang diselenggarakan SSCX menjelaskan bahwa Lean Six Sigma merupakan sebuah framework dalam melakukan perubahan. Ada tiga hal yang menurut Dax akan dibantu dengan Lean Six Sigma. “Perbaikan yang lebih proaktif, metode problem solving yang lebih terstandar dan tepat sasaran, artinya kita tidak hanya memadamkan api tapi mencari sumber api, dan perbaikan yang terjadi dipastikan tidak hilang.”
Dax juga menjelaskan ada dua hal yang menjadi fokus utama dalam Lean Six Sigma. “Lean Six Sigma selalu berorientasi pada customer, proses dan variasi, sedangkan six sigma berfungsi untuk menyambungkan antara business needs dangan customer needs.”
Inilah yang menurut Dax membuat six sigma menjadi sebuah metode efektif untuk terus melakukan perbaikan (improvement) agar proses bisnis menjadi lebih baik dan lebih baik. “Kalau kita hanya melihat rata-rata saja, akan susah bagi kita untuk mencari room improvement, tapi kalau kita melihat secara variasi, kita punya room improvement yang baru.”
Seperti juga yang dijelaskan dalam buku Lean Solutions oleh James Womack dan Daniel Jones tada lima prinsip dalam lean enterprise. Menurut Dax, kelima prinsip lean tersebut bertujuan untuk membangun fondasi dasar dari budaya continuous improvement. “Prinsip Lean akan mengarahkan organisasi pada budaya perbaikan terus menerus alias continuous improvement.”
Ini juga yang diharapkan dari para peserta yang mengikuti pelatihan GB ini. Seperti yang dikatakan Librita Arifiani salah satu manajer dari perusahaan provider di Indonesia. Menurutnya tujuan dia mengikuti pelatihan GB ini yaitu untuk memahami bagaimana melakukan efisiensi dari sisi cost dan peningkatan produktivitas. “Kita ingin menciptakan sebuah organisasi yang menerapkan budaya lean,” jelasnya.
Begitu juga yang dikatakan oleh peserta lainnya yang berasal dari industri manufaktur, Franky Sim, meskipun menurutnya six sigma memang lebih akrab diterapkan di industri manufaktur, namun ia mengatakan bahwa ia mengikuti pelatihan GB agar terbiasa menggunakan framework six sigma. “Agar kita terlatih dan membiasakan menggunakan framework six sigma.”
Tidak hanya terkait dengan cost dan peningkatan kualitas produk atau jasa, budaya lean juga sangat terkait dengan pengembangan sumber daya manusia. Seperti yang dikatakan Santo Yacob, salah satu peserta dari salah satu perusahaan manufaktur. “Lean six sigma sebenarnya tidak selalu berkaitan dengan produk saja, tapi juga people dan mindset.”
Dax juga menjelaskan ada beberapa key benefit yang akan didapatkan peserta dari pelatihan GB tersebut. “Memiliki dukungan dan komitmen manajemen atas, memiliki Value Creation dari sebuah proyek perbaikan, membentuk tim untuk membantu pertumbuhan bisnis, selalu menggunakan data dan fakta untuk menjadi petunjuk, dan yang paling penting membangun diri dengan kualitas.”
Untuk informasi, pelatihan GB yang diselenggarakan SSCX International berlangsung selama 6 kali pertemuan dikemas dengan kombinasi antara games dan workshop. Juga sharing pengalaman dan kondisi nyata dari para peserta yang berasal dari berbagai industri.***
Informasi mengenai pelatihan lainnya dari SSCX International hubungi di (021) 5763020 atau info@sscx.asia