Power dan politik memainkan peran besar dalam organisasi, mulai dari lingkungan pemerintahan hingga lingkungan kerja di perusahaan dari bagaimana proses pengambilan keputusan dibuat agar tercipta interaksi antar karyawan. Dalam bisnis, baik itu yang berskala besar maupun kecil, dampak dari power bergantung pada apakah setiap orang di dalam organisasi menggunakan kekuatan tersebut untuk memberikan pengaruh yang baik atau buruk di lingkungan kerja mereka.

Sedangkan politik secara langsung memengaruhi setiap orang yang memiliki power dan sebagai penentu apakah budaya yang tercipta dari politik ini mampu mendorong produktivitas atau sebaliknya.

Apa itu politik kantor?

Politik kantor adalah sebuah fakta kehidupan yang sudah cukup akrab untuk kebanyakan orang termasuk juga untuk karyawan di kantor. Karyawan yang mendapatkan promosi jabatan, misalnya, promosi jabatan ini mungkin saja tidak sepenuhnya karena mereka memiliki kinerja dan keahlian yang paling baik, tapi juga karena mereka mengerti bagaimana ‘memainkan permainan’.

Survey yang dilakukan oleh Robert Half International di tahun 2012 menunjukkan sebanyak 56 persen para karyawan merasa politik kantor dibutuhkan untuk menunjang karir mereka namun, fakta lain menunjukkan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan perebutan posisi di kantor, dapat merugikan produktivitas organisasi itu sendiri.

Lalu, seperti apa sebenarnya dampak politik kantor terhadap produktivitas kerja?

#Hasil Survey Gallup

Sementara hasil survey Robert Half International menunjukkan 57 persen karyawan merasa politik kantor dibutuhkan untuk menunjang karir mereka namun, sebagian lagi merasa hal tersebut malah dapat menurunkan produktivitas kerja mereka.

Hasil studi dari Gallup menemukan bahwa persepsi karyawan terhadap lingkungan kerja juga dapat memengaruhi kesejahteraan dan produktivitas mereka. Studi yang berjudul “Causal Impact of Employee Work Perceptions on the Bottom Line of Organizations” ini menunjukkan bagaimana persepsi dari setiap tim kerja dapat memengaruhi organisasi dalam mengambil keputusan.

Baca juga  ESG dan LEAN Itu Penting! Daftar Gratis Webinarnya Sekarang!

Beberapa organisasi menilai bahwa karyawan yang selalu merasa senanglah yang lebih produktif, memiliki keterlibatan, bahkan lebih kreatif, sehingga mereka mengurangi peran politik kantor di dalam organisasinya.

Selain itu, hasil studi yang dilakukan Gallup tahun lalu juga menunjukkan sebanyak 70 persen karyawan merasa tidak memiliki keterlibatan dalam organisasi. Kurangnya keterlibatan karyawan ini dikarenakan tidak adanya antusiasme dan hasrat dari karyawan dalam melakukan pekerjaannya.

#Hasil Wawancara dari Harvard Business Review

Berbeda dengan hasil survey Gallup, wawancara yang dilakukan Sarah Green dari HBR dengan Karen Dillon, penulis HBR Guide to Office Politics dan Dorie Clark, penulis Reinventing You justru menunjukkan sisi lain dari peran politik kantor dalam organisasi. Menurut Karen, politik kantor justru sangat penting dalam menunjang karir dan produktivitas seseorang. “Anda harus memahami politik kantor untuk tujuan yang baik sehingga anda bisa menavigasi hal tersebut dan terus maju dalam karir anda,” jelasnya.

Begitupun yang diungkapkan Dorie, ia mengatakan bahwa kata ‘politik’ entah bagaimana memang telah menjadi sarat yang negatif oleh kebanyakan orang. Namun, menurutnya hal ini adalah tentang bagaimana mengatur dinamika dan membangun interkaksi antar orang-orang di lingkungan kerja. “Politik kantor yang kita bicarakan adalah berkaitan dengan orang lain, membuat anda melihat dan menyadari dinamika dan bagaimana hubungan orang-orang di sekitar anda,” katanya.

Seperti hasil survey Gallup yang menunjukkan karyawan yang merasa bahagia adalah karyawan yang lebih produktif, Karen pun beranggapan demikian. Menurutnya, peran dari seorang pemimpin adalah membuat karyawan mereka menjadi se-efektif, se-produktif, dan se-bahagia mungkin. “Karyawan yang merasa senang adalah karyawan yang termotivasi, sederhana saja kan,” katanya.

Sehingga menurut Karen, jika seorang pemimpin  berhasil membuat karyawannya merasa senang dan melakukan pekerjaannya dengan baik, itu menunjukkan dengan jelas bahwa ia telah menciptakan lingkungan politik kantor yang baik dan sehat.

Baca juga  Siklus Lima Langkah untuk Transformasi Perusahaan

“Jika sebaliknya, berarti anda belum menjadi pemimpin yang efektif dan itu menjadi masalah,” ungkapnya.

Bersambung di bagian II