Salah satu cara efektif untuk meningkatkan perilaku karyawan adalah dengan mengimplementasikan program peningkatan perilaku atau behavior improvement.
Sustainability sebuah perusahaan ditentukan oleh perilaku karyawannya. Secara dinamis, perilaku karyawan akan membentuk habit, selanjutnya habit akan bertransformasi menjadi budaya. Jika perilaku karyawan baik, kinerja perusahaan akan naik. Sebaliknya, jika perilaku karyawan buruk kinerja perusahaan akan ambruk.
Faktor Penyebab Kesenjangan
Sebagai konsultan di bidang operational excellence, SSCX memiliki banyak pengalaman dalam membantu klien untuk melakukan perbaikan proses dan mewujudkan keunggulan operasi. Program ini sangat beragam, mulai dari metode pendekatan hingga target atau tujuan yang ingin dicapai. Namun, kami menemukan satu kesamaan antara organisasi satu dengan organisasi lainnya, yaitu adanya kesenjangan atau perbedaan tingkat kepedulian karyawan ketika bekerja. Meski bukan berarti karyawan dengan kepedulian rendah bekerja tanpa memiliki rasa kepedulian. Ada beberapa hal yang mendorong kesenjangan tersebut, diantaranya:
- Masalah Otoritas
Permasalahan otoritas biasanya menjadi alasan bagi seseorang untuk melempar tanggung jawabnya kepada pihak lain. Misalnya, di level pengawas produksi, mereka lebih memilih menyerahkan tugasnya untuk menegur operator yang bandel kepada departemen human capital daripada menegurnya langsung. Mereka tidak berani berinteraksi dengan bawahannya, padahal pencapaian kinerja yang notabene dipengaruhi oleh kinerja operator menjadi tanggung jawabnya.
- Kemampuan Berkomunikasi yang Buruk
Buruknya komunikasi pada akhirnya akan menghambat kinerja korporasi, dan parahnya hal ini seringkali terjadi di hampir semua level. Misalnya, di level operator, ketika terjadi masalah, mereka cenderung tidak berani melapor ke atasan karena takut disalahkan atau dimarahi. Akibatnya, masalah yang tidak pernah di-ekskalasikan tersebut menjadi masalah sehari-hari yang terus terjadi tanpa dipikirkan solusinya. Begitu sebaliknya, ketika atasan tidak memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, maka produktivitas akan terhambat karena tidak terjadi transfer knowledge.
- Tidak memiliki kompetensi untuk melakukan supervisi yang baik
Melakukan supervisi tidak berarti hanya melihat dan mengawasi pekerjaan, tetapi juga harus mampu melakukan banyak tugas, termasuk melakukan penyelesaian masalah (problem-solving).
Selain tiga faktor dominan di atas, rendahnya kepedulian juga bisa disebabkan oleh kondisi karyawan yang kurang memahami pentingnya tujuan perusahaan dan peran mereka dalam mencapainya, kurangnya dukungan dan pengakuan dari atasan atau rekan kerja, serta tidak adanya motivasi dan insentif yang memadai untuk meningkatkan kinerja.
Dalam rangka meningkatkan kepedulian karyawan, salah satu cara efektif untuk meningkatkan perilaku karyawan adalah dengan mengimplementasikan program peningkatan perilaku atau behavior improvement. Program ini umumnya dilakukan selama 6-9 bulan. Dalam periode waktu yang cukup panjang ini, diharapkan terjadi peningkatan kinerja yang signifikan dan perbaikan tersebut dapat berkelanjutan. Meskipun demikian, kita harus memahami dari awal bahwa implementasi proyek seringkali mengalami masalah dan penyebabnya pun bervariasi.
Baca artikel selanjutnya tentang cara implementasi behavior improvement disini