Ketika mengukur produk dari setiap proses, ada variasi yang dimiliki oleh proses itu sendiri dan juga ada variasi dari sistem pengukuran. Dengan menggunakan Gage R&R kita dapat membedakan keduanya dan mengurangi variasi pada sistem pengukuran jika ada.
Dalam metode MSA, standard yang digunakan minimal 5-2-2, yaitu dengan menggunakan 5 samples, 2 orang, dan 2 pengulangan. Hasil pengukuran MSA biasa kita kenal dengan nilai Gage R&R atau gage repeatability and reproducibility, semakin kecil nilai yang didapat maka semakin bagus kepresisiannya. Mengacu pada standard ISO/TS19649, sistem pengukuran dapat diterima jika nilai gage R&R dibawah 10%.
Gage R&R adalah pemahaman yang lebih mendalam tentang variasi dalam proses dan sistem pengukuran, memungkinkan kuantifikasi sumber variasi tersendiri. Nilai disini merupakan estimasi penggabungan dari repeatability dan reproducibility. Dengan kata lain, disebut sebagai varians hasil penjumlahan varians dalam sistem dan antar sistem.
Untuk melakukan studi Gage R&R, Anda bisa melakukannya dengan mudah mengikuti langkah-langkah di bawah ini :
- Ambil sampel yang acak tetapi juga mewakili bagian-bagian yang akan diukur.
- Pilih operator yang memenuhi syarat untuk melakukan pengukuran, setidaknya dua operator untuk menentukan reprodusibilitas.
- Tentukan berapa kali pengukuran yang harus dilakukan oleh setiap operator
- Buat rencana pengukuran dan lakukan pengukuran.
Terkait metodenya, Gage R&R memiliki dua metode yang bisa Anda pilih yaitu crossed method dan nested method.
Nested method digunakan untuk alat ukur yang sifatnya destruktif, misalnya uji pull test, uji shear strength, uji drop test, uji weld strength.
Crossed method digunakan untuk alat ukur yang sifatnya non destruktif, seperti panjang, berat, suhu, dll.
Karena menilai sistem pengukuran Anda sangat penting, maka analisa statistik Anda harus bisa diandalkan. Baik Anda menggunakan metode nested ataupun crossed, pastikan Anda memilihnya dengan benar. Untuk memulainya, bisa Anda lakukan dengan menjawab tiga pertanyaan ini. Pertama, berapa banyak operator yang akan terlibat? Kedua, berapa kali operator akan mengukur objek “yang sama”? Ketiga, berapa banyak hasil yang bisa didapat dan dikatakan identik? Selanjutnya, Anda bisa menentukan metode mana yang paling tepat setelah Anda memiliki jawaban atas pertanyaan di atas.
***Hasil analisa MSA akan memberikan dua kemungkinan yaitu apakah sistem pengukuran kapabel atau tidak. Jika hasil MSA bagus maka kita bisa lanjut ke langkah berikutnya. Tetapi jika hasilnya tidak bagus berarti kita menemukan ada masalah yang membutuhkan perbaikan. Banyak proyek Six Sigma yang terbantu dengan hasil MSA ini. Ini seakan membenarkan pemikiran Taguchi tentang pentingnya pengukuran dalam proses perbaikan. Dia pernah mengatakan, “Jika Anda tidak bisa mengukur, maka Anda tidak akan bisa memperbaiki”.