Berdiri selama 10 tahun, sebuah perusahaan minyak dan gas di Kanada telah berkembang pesat hingga mampu mengakuisisi beberapa perusahaan dan lahan sumber minyak milik kompetitor. Dari hanya tiga lahan sumber minyak, kini telah menjadi 18 lahan.

Dengan kondisi ini, mereka tiba-tiba menghadapi tantangan baru, yakni adanya budaya operasional yang berbeda di tiap-tiap operasional yang telah diakuisisi dari berbagai perusahaan,  yang memberatkan optimalisasi proses produksi yang berjalan sekarang dan di masa depan.

Namun apa yang dilakukan perusahaan ini adalah mengintegrasi dan standardisasi proses kerja antar unit-unit bisnisnya, untuk mencapai proses produksi dan efisiensi yang optimal. Bahasa lainnya, Operational Excellence.

[cpm_adm id=”10763″ show_desc=”no” size=”medium” align=”left”]

Simak bagaimana perusahaan ini melakukan misi ini.

  1. Menilai Masalah dan Kekurangan

Ini adalah langkah awal yang penting bagi perusahaan apapun yang ingin melakukan perubahan. Menurut hasil penilaian yang dilakukan perusahaan ini, ditemukanlah:

  • Beberapa matriks operasional tidak lengkap
  • Belum ada visibilitas target produksi dan informasi mengenai hasil yang ideal
  • Laporan menunjukkan jumlah produksi bersih tanpa korelasi dengan volume kotor
  • Ditemukan pula downtime dan production loss
  • Tidak ditemukan laporan mengenai pemakaian biaya operasional
  • Hubungan antara insinyur produksi dan operator lapangan terputus di poin eksekusi
  • Tim di lapangan merasa terlalu “didikte” dengan prioritas yang selalu berubah, sementara tim insinyur merasa respon tim lapangan terhadap arahan yang diberikan tidak antusias.

Setelah diusut, ternyata masalah yang telah terakumulasi ini merupakan “warisan” sistem operasional lama di tiap-tiap lahan sumber minyak yang satu-persatu diakuisisi oleh perusahaan.

2. Mulai Bergerak!

Setelah assessment selesai dilakukan, tim di perusahaan mengembangkan dan mengimplementasikan metode perbaikan. Implementasi fokus kepada perbaikan berupa optimasi produksi tambang dan mengurangi biaya operasional. Perusahaan memilih mempraktikkan program perbaikan yang dirancang khusus berbasis Lean Six Sigma.

3. Peninjauan tambang minyak

Baca juga  Bagaimana cara kerja pemimpin yang agile?

Setelah mengimplemantasikan program perbaikan khusus berbasis Lean Six Sigma, tim perusahaan meninjau kinerja tambang minyak secara komprehensif di seluruh unit bisnis.

4. Komunikasi dan Koordinasi

  • Melaksanakan rapat peninjauan harian yang dilakukan di lapangan langsung, dipimpin oleh kepala operator
  • Mengimplementasikan pertemuan Foremen’s Roundtable dan membuat scheduling boards di setiap kantor untuk memperbaiki komunikasi
  • Mengklarifikasikan dan mendokumentasikan tugas dan tanggung jawab para pekerja

5. Pengembangan yang Berkelanjutan

  • Melakukan proses sustainability audit dan scorecard
  • Melatih kepala lapangan dan superintenden untuk menciptakan laporan yang fokus dan spesifik
  • Memformalkan proses penyusunan anggaran untuk memenuhi biaya operasional, menciptakan metodologi formal dengan tools yang ada
  • Mempersatukan insinyur produksi dan kepala lapangan dalam melakukan perencanaan dan penentuan prioritas proyek-proyek kunci dan aktifitas perbaikan

Hasilnya?

Implementasi Sistem Kontrol Eksekusi telah memfasilitasi perubahan operasional di seluruh unit bisnis, dimana akuntabilitas mulai dari anggaran hingga operasi di lapangan menjadi jelas. Tugas dan tanggung jawab juga menjadi jelas dan terkomunikasikan dengan baik. Kualitas komunikasi juga meninghat sehingga membuat target dan tujuan menjadi jelas. Perbaikan-perbaikan ini membantu transformasi unit bisnis menjadi organisasi yang lebih produktif dan efektif dalam keuangan. Downtime juga berkurang dan proses teroptimasi:

  • Produksi telah berhasil teroptimasi sebesar 4,3% diatas rata-rata operating field pada umumnya
  • Terdapat 23,6% pengurangan di controllable well dan surface equipment downtime hours pada baseline di seluruh field
  • Seperti yang telah direncanakan, proyek telah berstatus cash-neutrals pada tahun fiskal berikutnya

[cpm_adm id=”11002″ show_desc=”no” size=”medium” align=”none”]

Ya, Anda bisa melihat bagaimana semua prosesnya dimulai dari menemukan masalah dan mengimplementasikan program khusus berbasis Lean Six Sigma. Di Indonesia sendiri, implementasi Six Sigma sudah banyak digunakan pada banyak perusahaan untuk membantu transformasi mereka. Anda cukup menghubungi perusahaan konsultan berpengalaman seperti SSCX International, yang dikenal dengan kemampuannya dalam memberikan program pelatihan dan sertifikasi Lean Six Sigma di Indonesia. ***