Setiap organisasi memiliki pelanggan, baik itu pelanggan internal ataupun pelanggan eksternal. Ketika Anda harus bekerja untuk merancang dan membuat produk yang bisa melampaui ekspektasi pelanggan maka QFD akan sangat membantu Anda.
Quality Function Deployment (QFD) pertama kali dikembangkan di Jepang pada akhir 1960-an oleh Dr. Yoji Akao kemudian dibawa ke Amerika Serikat pada awal 1980-an dan semakin populer ketika sukses digunakan industri otomotif. Dr. Yoji Akao mendefinisikan QFD sebagai metode untuk mentransformasikan permintaan dari user menjadi sebuah design quality ke dalam sistem, bagian komponen, dan elemen-elemen spesifik dalam proses manufaktur. Sementara Jui-Chin J., Ming-Li S., & Mao-Hsiung T. dalam laporannya (QFD’s Evolution in Japan and the West), menyebut QFD sebagai metode yang paling lengkap, sistematis dan meyakinkan untuk merancang produk dengan kualitas yang memenuhi keinginan konsumen. Para profesional di bidang quality pun merujuk QFD dengan berbagai istilah, mulai dari matrix product planning,, hingga customer-driven engineering.
Manfaat utama QFD adalah membantu tim pengembangan produk berkomunikasi dengan manajemen tentang apa yang ingin mereka lakukan, dan menunjukkan strategi untuk melangkah. Manajemen dapat meninjau rencana ini untuk kemudian mengalokasikan anggaran dan sumber daya lainnya. QFD akan membantu manajemen untuk mengevaluasi apakah rencana produk tersebut memiliki nilai investasi atau tidak. Dengan demikian keinginan antara tim proyek dan manajemen bisa selaras. Biasanya QFD digunakan ketika perusahaan ingin merancang dan mengembangkan produk baru atau ketika perusahaan ingin memodifikasi produk lama sesuai tren yang ada saat ini atau prediksi yang akan datang.
QFD akan membantu tim fokus pada karakteristik produk maupun layanan yang ada dari sudut pandang segmentasi pasar, perusahaan, atau kebutuhan pengembangan teknologi. Disini, kualitas menjadi ukuran kepuasan pelanggan terhadap suatu produk atau layanan. QFD juga sangat membantu dalam mentransformasikan Voice Of Customer (VOC) ke dalam karakterisik engineering untuk sebuah produk atau layanan dengan memprioritaskan karakteristik masing-masing produk atau layanan bersamaan dengan pengaturan target pengembangan secara simultan untuk produk atau layanan tersebut.
Mengapa Menerapkan QFD?
Beberapa manfaat dari penerapan QFD adalah sebagai berikut:
- Design kita lebih sesuai dengan keinginan Customer
- Membantu menjelaskan hubungan antara persyaratan internal kita dengan kebutuhan pelanggan.
- Lebih efisien dan efektif dalam perencanaan, mengurangi waktu dan biaya dalam pengembangan produk.
- Meningkatkan koordinasi antar fungsi dalam organisasi.
- Membuat framework untuk manajemen proses.
- Mendorong persaingan dengan kompetitor.
Untuk menjalankan QFD, kita harus mulai dengan membuat matriks dasar atau house of quality. Anda harus memahami tentang apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggan Anda. Setelah Anda memiliki daftar prioritas keinginan, Anda bisa mulai membawanya ke fungsi organisasi yang sesuai. Dengan demikian, QFD mendorong kualitas (yang didorong oleh pelanggan) ke fungsi yang bertanggung jawab di organisasi. QFD secara opsional juga memperluas matriks untuk membuat rencana lebih lanjut dan mengelola keputusan selama proses pengembangan produk atau layanan.
Proses QFD antara praktisi satu dengan praktisi lain cenderung bervariasi, namun semua kasus yang menggunakan QFD selalu membutuhkan penilaian akurat dalam hal kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu dilakukan proses mengumpulkan suara pelanggan atau voice of costumer (VoC). Beberapa variasi proses VoC ini sendiri sudah mewakili setengah dari definisi QFD. VoC akan menampilkan semua keinginan dan kebutuhan pelanggan, dengan demikian tim bisa menentukan keputusan terkait produk dan proses desain yang paling berhubungan dengan kebutuhan pelanggan.