Pada tanggal 24 Februari 2025 lalu, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto meresmikan pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Melalui konsolidasi dari pengelolaan aset negara, Danantara diproyeksikan menjadi lembaga yang menyatukan dan mencapai kemajuan ekonomi nasional Indonesia, sesuai dengan visi Prabowo yang bertajuk Indonesia Emas 2045. Eksistensi Danantara diharapkan membuka 3 juta lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia hingga investasi dan kontribusi pada Produk Domestik Bruto nasional sebesar ratusan miliar dolar.
Di balik kapal besar seperti Danantara yang akan berlayar memimpin kapal-kapal aset negara, terdapat sejumlah tokoh berpengalaman yang memegang kemudinya. Salah satunya ialah Rosan Roeslani, Menteri Investasi Indonesia. Rosan Roeslani sendiri merupakan salah satu tokoh penting dalam dunia bisnis dan pemerintahan Indonesia. Dikenal sebagai sosok yang visioner dan berdedikasi tinggi, Rosan telah menorehkan berbagai prestasi di bidang bisnis, diplomasi, dan pemerintahan. Keberhasilannya meniti karier dari dunia usaha hingga menduduki posisi strategis di pemerintahan menjadikannya figur yang patut dipertimbangkan dalam kepemimpinan nasional.
Perjalanan Hidupnya Sebelum Menjadi Pebisnis
Rosan lahir pada tanggal 31 Desember 1968 di ibukota Indonesia dalam lingkungan keluarga yang menanamkan nilai-nilai kerja keras dan pendidikan. Sejak muda, ia dikenal sebagai pribadi yang tekun dan memiliki semangat belajar tinggi. Ia memiliki ketertarikan pada dunia keuangan dan bisnis sejak duduk di bangku sekolah, yang kemudian membentuk arah karirnya di masa depan. Keputusannya untuk menempuh pendidikan di luar negeri menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan hidupnya.
Pendidikan formal Rosan dimulai di Indonesia, namun ia kemudian melanjutkan studi ke luar negeri. Ia meraih gelar Bachelor of Arts (BA) di bidang Administrasi Bisnis dari Oklahoma State University, Amerika Serikat pada tahun 1992. Tidak berhenti di situ, Rosan melanjutkan pendidikan ke Antwerpen European University di Belgia dan berhasil memperoleh gelar Master of Business Administration (MBA) pada tahun 1995. Kombinasi pendidikan di Amerika Serikat dan Eropa memberikan Rosan wawasan global serta jejaring internasional yang sangat bermanfaat dalam perjalanan kariernya.
Titik Awal Karirnya
Setelah menyelesaikan pendidikan master, Rosan memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Bersama dua sahabatnya, Sandiaga Salahuddin Uno dan Elvin Ramli, ia mendirikan perusahaan konsultasi keuangan bernama PT Republik Indonesia Funding (Finance Indonesia) pada tahun 1997. Perusahaan ini berfokus pada pendampingan, restrukturisasi, dan akuisisi perusahaan-perusahaan yang terdampak krisis ekonomi Asia 1997-1998. Di tengah situasi ekonomi yang penuh tantangan, Rosan dan timnya berhasil membantu banyak perusahaan untuk kembali sehat secara finansial, bahkan beberapa di antaranya berhasil dijual kembali dengan nilai yang menguntungkan.
Keberhasilan awal tersebut menjadi fondasi bagi ekspansi bisnis Rosan. Pada tahun 2002, PT Republik Indonesia Funding berganti nama menjadi PT Recapital Advisors dan memperluas bidang usahanya ke sektor asuransi, properti, pertambangan, batu bara, dan media. Rosan kemudian dipercaya menduduki berbagai posisi strategis, antara lain Presiden Komisaris Komite Investasi Recapital Asset Management (2002-2003), Komisaris Sriboga Raturaya (2003-2008), Kepala Pemantauan Kreditur Capitalinc Finance Tbk. (2003-2005), dan Komisaris Kaltim Prima Coal (2003-2007).
Pada tahun 2005, ia menjadi Presiden Komisaris PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) hingga 2007, serta menjabat sebagai Dewan Penasehat PT Lupita Amanda dan Komisaris Lativi Mediakarya (TV One). Selanjutnya, Rosan juga dipercaya sebagai Direktur Non-Eksekutif BUMI Plc (2010-2012), Presiden Direktur Berau Coal dan Berau Coal Energy (2010-2013), serta Wakil Ketua Umum Bidang Perbankan dan Finansial di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) pada 2010-2015.
Puncak karir bisnisnya ditandai dengan penunjukan sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2015-2021. Dengan posisi barunya tersebut, Rosan berperan penting dalam memperkuat hubungan dagang dan investasi antara Indonesia dengan berbagai negara, serta mendorong reformasi ekonomi nasional. Atas kontribusinya, ia menerima penghargaan The Order of Leopold dari Kerajaan Belgia sebagai pengakuan atas inovasi dan kontribusinya dalam memajukan hubungan perdagangan dan industri antara Indonesia dan Belgia.
Perjalanan Lanjutan di Panggung Pemerintahan
Kepindahan Rosan ke dunia pemerintahan dimulai ketika Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBPP) Republik Indonesia untuk Amerika Serikat pada tahun 2021. Dalam kapasitas ini, Rosan berhasil memperkuat hubungan diplomatik dan ekonomi antara Indonesia dan Amerika Serikat. Ia juga menerima penghargaan Henry G. Bennett Distinguished Fellow Award dari Universitas Negeri Oklahoma atas kontribusinya di bidang pendidikan, pelayanan publik, dan diplomasi.
Setelah masa tugasnya sebagai duta besar, Rosan diangkat menjadi Wakil Menteri BUMN I dan Wakil Komisaris Utama PT Pertamina. Pada tahun 2024, ia dipercaya sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggantikan Bahlil Lahadalia. Dalam peran barunya, Rosan memimpin Satuan Tugas Percepatan Investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Satgas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol, yang bertujuan mempercepat pembangunan infrastruktur strategis dan ketahanan pangan nasional.
Puncak karier Rosan di pemerintahan terjadi saat Presiden Prabowo Subianto meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) dan menunjuk Rosan sebagai Chief Executive Officer (CEO) pada tahun 2025. Di bawah kepemimpinannya, Danantara diproyeksikan mengelola aset lebih dari 900 miliar dolar AS, dengan dana awal sebesar 20 miliar dolar AS untuk membiayai proyek-proyek berkelanjutan di sektor energi terbarukan, manufaktur, industri hilir, dan produksi pangan.
Prestasi, Kekayaan, dan Hal Ikonik
Rosan Roeslani dikenal sebagai salah satu tokoh terkaya di Indonesia. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) per akhir 2023, kekayaannya tercatat sebesar Rp860,71 miliar. Forbes juga menempatkannya di peringkat ke-87 orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan 450 juta dolar AS pada tahun 2021.
Selain kekayaan materi, Rosan juga dikenal atas kepemimpinannya dalam berbagai bidang, mulai dari hukum hingga politik. Ia pernah menjadi Ketua Satgas Omnibus Law dan Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin pada tahun 2019, Chief de Mission Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo pada tahun 2020, serta Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran dari tahun 2023 hingga 2024.
Hal ikonik lain dari Rosan adalah kemampuannya membangun jejaring lintas sektor, baik di dunia bisnis, pemerintahan, maupun diplomasi. Ia dikenal sebagai pemimpin yang inklusif, inovatif, dan mampu mengelola organisasi besar dengan tata kelola yang baik. Di bawah kepemimpinannya, Danantara diharapkan mampu menjadi motor penggerak investasi strategis Indonesia menuju Visi Indonesia Emas 2045.
FAQ (Pertanyaan Umum)
- Siapakah Rosan Roeslani dan apa latar belakang pendidikannya?
Rosan Roeslani adalah seorang tokoh penting di dunia bisnis dan pemerintahan Indonesia yang dikenal sebagai sosok visioner dan berdedikasi. Ia lahir di Jakarta pada 31 Desember 1968. Rosan menempuh pendidikan sarjana di Oklahoma State University, Amerika Serikat dan memperoleh gelar Master of Business Administration (MBA) dari Antwerpen European University di Belgia. Pendidikan internasional ini memberinya wawasan global yang sangat berguna dalam kariernya.
- Bagaimana perjalanan karier awal Rosan Roeslani di dunia bisnis?
Setelah menyelesaikan pendidikan, Rosan kembali ke Indonesia dan mendirikan PT Republik Indonesia Funding bersama dua sahabatnya. Perusahaan ini membantu restrukturisasi dan akuisisi perusahaan yang terdampak krisis ekonomi Asia 1997-1998. Kesuksesannya ini menjadi fondasi baginya untuk memperluas bisnis ke sektor asuransi, properti, pertambangan, batu bara, dan media melalui PT Recapital Advisors.
- Apa saja posisi strategis yang pernah dipegang Rosan Roeslani?
Rosan pernah menduduki berbagai posisi penting, di antaranya sebagai Presiden Komisaris PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Komisaris Kaltim Prima Coal, Direktur Non-Eksekutif BUMI Plc, Presiden Direktur Berau Coal, serta Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). Puncak karier organisasinya adalah saat menjadi Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2015-2021.
- Bagaimana kontribusi Rosan Roeslani di bidang pemerintahan dan diplomasi?
Rosan diangkat sebagai Duta Besar RI untuk Amerika Serikat pada 2021, berhasil memperkuat hubungan diplomatik dan ekonomi kedua negara, lalu menjadi Wakil Menteri BUMN I dan Wakil Komisaris Utama PT Pertamina. Pada 2024, Rosan menjabat sebagai Menteri Investasi dan Kepala BKPM serta dipercaya sebagai CEO Danantara pada 2025 yang mengelola aset lebih dari 900 miliar dolar AS.
- Apa prestasi dan karakter ikonik yang menonjol dari Rosan Roeslani?
Selain termasuk jajaran orang terkaya Indonesia, Rosan dikenal karena kepemimpinan inklusif, kemampuan membangun jejaring lintas sektor, serta keterlibatan dalam berbagai tim kampanye nasional dan satgas strategis. Ia juga menerima berbagai penghargaan, seperti The Order of Leopold dari Kerajaan Belgia. Di bawah kepemimpinannya, Danantara diharapkan menjadi penggerak utama investasi menuju Indonesia Emas 2045.
Meniti Karier dari Bawah hingga ke Puncak
Rosan Roeslani merupakan figur yang menonjol dalam dunia bisnis dan pemerintahan Indonesia. Dengan latar belakang pendidikan internasional, pengalaman luas di sektor swasta, serta rekam jejak kepemimpinan di berbagai institusi strategis, Rosan telah membuktikan kapasitasnya sebagai pemimpin nasional. Penunjukannya sebagai CEO Danantara dan Menteri Investasi menandai kepercayaan besar pemerintah terhadap kemampuannya dalam mengelola investasi dan mendorong pembangunan berkelanjutan. Prestasi, kekayaan, serta penghargaan yang diraihnya menjadi bukti nyata kontribusi Rosan bagi kemajuan Indonesia. Dengan kepemimpinan yang visioner, Rosan diharapkan mampu membawa Indonesia menuju era baru transformasi ekonomi dan investasi yang inklusif serta berkelanjutan.