SHIFT SSCX BM2

Apa Itu Basic Manufacturing Management (BM2)

Basic Manufacturing Management (BM2) adalah suatu framework untuk perusahaan manufaktur berupa aplikasi pengetahuan, tools, teknik, dan sistem untuk meningkatkan kinerja kunci dari operation.

BM2 mencakup aspek-aspek manajemen dasar, dimana hal ini berguna untuk meningkatkan kinerja indikator kunci dari aktivitas operation, seperti :

  • Peningkatan Throughput
  • Optimisasi Inventory
  • Penurunan Cost

Selain bertujuan menciptakan sistem dasar dalam mengoperasikan perusahaan, penerapan BM2 juga memiliki cakupan luas dengan 5 aspek utama, yaitu employee engagement, hubungan pelanggan, supply chain, sistem manufaktur, dan inovasi.

Untuk memahami lebih jauh mengenai implementasi metode Basic Manufacturing Management (BM2), mari simak contoh kasus implementasi di sebuah perusahaan komponen otomotif berikut ini. Perusahaan ini merupakan perusahaan asal Indonesia yang memproduksi komponen. Untuk alasan kerahasiaan, sebut saja PT. Optimax.

Berikut studi kasus yang disajikan:

PT. Optimax memiliki dua pabrik utama, yaitu East Plant dan West Plant. Studi kasus ini dipilih karena perusahaan tersebut telah berhasil menerapkan best practice metode Continuous Improvement dan memenangkan penghargaan Operational Excellence level nasional.

Proses produksi yang dijalankan oleh Optimax adalah proses stamping, blowing, injection, vacuum, painting, dan assembly. Jumlah karyawan yang mereka miliki sekitar 300 orang, dan klien terbesar mereka antara lain Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nissan dan Honda.

Basic Manufacturing Management yang dijalankan oleh Optimax bertujuan untuk:

  • Meningkatkan pencapaian pemenuhan order (order fulfillment) hingga 100%
  • Menigkatkan produktifitas
  • Menurunkan jumlah produk cacat internal (internal defect)
  • Menurunkan inventori
  • Memperbaiki manajemen maintenance
  • Menciptakan area kerja yang lebih rapi dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.

Implementasi BM2 di Optimax dimulai pada awal 2010, dengan fokus utama untuk meningkatkan performa pemenuhan order, mencakup pembenahan di sistem perencanaan, procurement, manajemen gudang, dan manajemen produktifitas.

Baca juga  Lebih Rapi, Lebih Efisien! Kenali Budaya Jepang 5S!

Program BM2 di Optimax dimulai dengan mengundang expert untuk memberikan pendidikan mengenai Basic Manufacturing Management kepada karyawan. Pendidikan (awareness) tersebut meliputi konsep, tujuan, metode implementasi, dan mekanisme evaluasinya.

Setelahnya, para expert tersebut melakukan penilaian (assessment) secara menyeluruh terhadap sistem-sistem yang ada. Penilaian mencakup penerapan kebijakan (policy deployment), manajemen performa, pengembangan sumber daya manusia, manajemen area kerja, manajemen perencanaan permintaan (demand planning management), dan aspek-aspek lainnya.

Penilaian ini dilakukan untuk melihat kekurangan yang ada. Misalnya apakah sistem sudah lengkap dan memadai, apakah sistem yang baru dikembangkan di pilot area berjalan dengan baik, apakah sistem sudah dijalankan dan direplikasi, sudah memiliki standar dan dilakukan audit yang teratur untuk memastikan konsistensinya. Melalui hasil penilaian ini, maka terlihatlah adanya celah di beberapa area.

Program BM2 lalu dilanjutkan dengan menentukan area yang menjadi prioritas perbaikan. Setelah area diidentifikasi, maka dibuatlah target pencapaian perbaikan yang dibutuhkan. Setelah target tersusun dengan jelas, tim yang merupakan gabungan dari Optimax dan konsultan dari pihak ketiga membentuk infrastruktur untuk menjalankan proyek tersebut.

Banyak perusahaan yang berusaha melakukan implementasi Lean, yang menemui kegagalan karena sistem dasar yang tidak memadai.

Sistem dasar tersebut mencakup standard work, manajemen area kerja, manajemen pemeliharaan (maintenance), dan sebagainya. Lean Production System mensyaratkan stabilitas dari proses sebelum penerapan konsep just-in-time, termasuk pull system dan pembatasan inventori.

Ketidakstabilan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti proses cycle time yang sangat variatif, cacat internal yang tinggi, sering terjadi kerusakan mesin, waktu changeover panjang dan tak terprediksi, masalah dalam ketersediaan material, penempatan barang yang tak teratur (banyak waktu terbuang untuk mencari peralatan), kemampuan dan kompetensi operator yang tidak merata, dan sebagainya.

Baca juga  Siklus Lima Langkah untuk Transformasi Perusahaan

Stabilitas dan kelancaran proses produksi menjadi perhatian utama dari program BM2. Dengan kesungguhan dari tim yang menjalankan proyek, didukung komitmen penuh dari manajemen dan direksi selama program berjalan, maka tim di Optimax berhasil melakukan pencapaian yang luar biasa. Hasil yang dicapai antara lain:

  • Meningkatkan order fulfilment sampai level 100%
  • Management demand planning yang lebih baik
  • Material readiness untuk produksi di level 100%
  • Menurunkan defect proses painting sampai 40%
  • Meningkatkan produktivitas proses injection sampai 20%
  • Mempercepat waktu changeover proses Blow sampai 50%
  • Meningkatkan stock accuraccy sampai 100% untuk gudang
  • Menurunkan downtime mesin vacuum sampai zero downtime
  • Membuat area kerja produksi yang lebih rapi dan bersih

Selain sistem-sistem dasar diatas, perusahaan juga memerlukan management maintenance untuk membuat sistem yang solid termasuk dalam breakdown maintenance, planned maintenance, autonomous maintenance, equipment speed, OEE measurement, dan changeover time reduction. Dan aspek lain seperti customer relation dan inovasi yang merupakan bagian penting dalam implementasi mencapai excellence.

Untuk melihat hasil dan kisah sukses lainnya dari implementasi tools improvement dengan metode Lean Manufacturing, kunjungi www.sscxinternational.com.

SSCX helps improve and maximise resources, increase productivity, cost efficiency, process performance, and product quality.
More info for training and certified Lean Six Sigma Belt: http://www.sscxinternational.com
FREE e-Book: http://bit.ly/sendthelink