Ketika teknologi blockchain semakin berkembang, sektor supply chain turut diuntungkan. Teknologi ini telah diadopsi oleh beberapa perusahaan, diataranya raksasa ritel Walmart, Target, dan juga Starbucks. Starbucks menggunakan blockchain supply chain untuk memastikan sumber biji kopi yang layak dan perusahaan induk memperkuat “last mile” dalam supply chain mereka, yaitu petani.

Jika melihat ke belakang, perusahaan-perusahaan besar manapun memiliki supply chain yang rumit. Alasannya cukup mendasar, ekosistem supply chain mereka bernilai triliunan tetapi sangat tidak efisien dan perlu perbaikan. Sebagai informasi, industri supply chain merupakan salah satu industri tertua dan juga terbesar. Tidak heran jika penuh dengan masalah sehingga menyebabkan kerugian ekonomi miliaran dolar setiap tahunnya.

Sebagian besar perusahaan mengakui bahwa mereka menghabiskan banyak biaya akibat kurangnya visibilitas dan transparansi dalam supply chain mereka. Sementara itu, teknologi blockchain memungkinkan perusahaan untuk men-tracking ulang data ke sumber asli melalui supply chain dan penanganan data berlangsung secara aman. Teknologi blockchain, tidak memberi kesempatan bagi admin yang ditunjuk sekalipun untuk mengubah data.

Lambat tapi pasti, teknologi blockchain akan berkembang di sektor supply chain,  utamanya untuk menyelesaikan masalah yang muncul akibat kurangnya transparansi. Meskipun masih ada bisnis yang beroperasi dengan standar kuno, namun pada dasarnya banyak bisnis yang bergantung pada supply chain di level yang lebih tinggi. Perusahaan besar, Walmart, misalnya, akan membawa mereka ke dalam blockchain. Dengan demikian mereka bersama-sama akan memecahkan segudang masalah yang dihadapi industri saat ini, menghadapi kenyataan bahwa konsumen menginginkan barang-barang mereka bisa dikirim ke rumah, lebih cepat dan lebih murah, dan mereka juga ingin tahu dimana produk tersebut diproduksi.  

Data yang Anda suguhkan dalam blockchain, akan membuat pelanggan lebih percaya dengan bisnis Anda. Selalu ingat bahwa supply chain yang lebih efisien, transparan, dan aman sangat penting untuk mengimbangi tren perdagangan elektronik (e-commerce) yang semakin tumbuh pesat.

Baca juga  Afirmasi Positif dalam Budaya Respect Lean

Adapun tantangan terbesar yang menghambat perkembangan blockchain adalah kurangnya pemahaman terhadap teknologi blockchain itu sendiri. Sebagian besar pelaku bisnis masih berpikir dengan mindset lawas, ”jangan perbaiki jika tidak terjadi kerusakan”, sementara sebagian yang lain meragukan kemampuan teknologi blockchain, kebanyakan terjebak dengan istilah cryptocurrency dan mengasumsikannya sebagai hal yang sama. Padahal, blockchain sejatinya lebih luas dibanding cryptocurrency. Untungnya, para pemimpin industri sadar akan pentingnya lingkungan yang lebih kolaboratif, inilah kunci untuk memajukan teknologi blockchain di sektor industri.

Sumber : Forbes, Supplychaindive, Ukessays.