Our iceberg is melting

Sebuah fable yang ditulis oleh John P. Kotter dan Holger Rathgeber ini bercerita tentang sebuah koloni penguin yang hidup di atas sebuah permukaan gunung es, di Antartika.  Bertahun-tahun lamanya mereka menjadikan gunung es tersebut sebagai tempat tinggal mereka. Namun, ternyata rumah yang mereka tempati tidak lagi aman seperti yang mereka kira selama ini.

Di sebuah tempat yang berada di South Pole, Antartika, hiduplah sekelompok penguin. Kelompok penguin ini telah hidup bersama bertahun-tahun lamanya layaknya sebuah keluarga. Sejauh yang mereka ingat, tempat yang saat ini mereka tinggali adalah rumah yang aman dan nyaman bagi kehidupan mereka.

Dua ratus tujuh puluh delapan penguin hidup dalam kelompok tersebut. Salah satu dari mereka bernama Fred.

Sekilas, Fred tidak jauh berbeda dari yang lainnya. Jika dilihat, Fred merupakan sosok yang ‘lucu’ dan ‘menawan’. Namun, Fred memiliki kepribadian yang sangat berbeda dari yang lain – rasa ingin tahu yang tidak biasa dan keahliannya melakukan observasi terhadap segala hal yang ada disekitarnya.

Sementara  penguin lainnya pergi berburu makanan di laut, Fred justru lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengenal dan mempelajari tempat mereka tinggal dan lautan di sekitarnya.

Selain itu, jika penguin lainnya lebih senang menghabiskan waktu bersama teman dan kerabat, Fred justru banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, yang membuatnya menjadi sosok suami sekaligus ayah yang baik. Namun, hal ini membuat dia kurang bersosialisai dengan lingkungannya.

Ia lebih sering pergi menyendiri dan mencatat apapun yang ia amati.

Anda mungkin berpikir bahwa Fred adalah penguin yang membosankan atau mungkin sosok yang dingin terhadap penguin lainnya. Ada benarnya, namun satu hal yang harus Anda tahu adalah  Fred melakukan apa yang menurutnya benar. Hingga akhirnya, ia menyadari satu hal besar akan terjadi pada tempat tinggal mereka.

Baca juga  Pendaftaran Kompetisi OPEXCON 2024 Ditutup 31 Agustus

Gunung Es yang Mencair

Apa yang Fred temukan bukanlah sebuah kabar baik untuk disebarkan kepada ‘penghuni rumah’ lainnya. Gunung es yang tiba-tiba mencair dan retak sehingga pecah menjadi beberapa potongan balok es menjadi sebuah bencana untuk koloni mereka, terlebih jika hal itu terjadi saat musim dingin datang. Hal ini benar-benar akan menjadi sebuah bencana besar bagi koloni mereka.

Adakah dari mereka yang berani mengatakan apa konsekuensi jika es yang berada di rumah mereka itu mulai mencair?

Seperti semua kejadian yang tidak terpikirkan sebelumnya, tidak ada yang tahu bagaimana mereka harus menghadapinya.

Dengan fakta dan hasil pengamatan yang ia temukan, Fred berusaha untuk tidak panik. Sebaliknya, semakin ia mempelajari apa yang telah ia temukan, ia lebih tenang dan tidak gugup.

Satu hal yang Fred tahu adalah bahwa ia harus melakukan sesuatu. Namun, ia sadar bahwa saat itu posisinya sangat tidak memungkinkan untuk mengabarkan kepada semua penghuni lain atau memerintahkan apa yang harus dilakukan. Fred bukanlah bagian dari pimpinan di koloni mereka, bahkan tidak ada catatan yang menyebutkan bahwa Fred adalah ‘peramal’ yang dapat dipercaya.

Saat itu Fred justru teringat akan suatu kejadian bagaimana Harold – salah satu dari kelompok mereka diperlakukan ketika ia berusaha menyampaikan bahwa rumah mereka sudah tua dan mulai rapuh. Saat tidak ada satu orang pun yang percaya dan tertarik, Harold kemudian mencoba mengumpulkan beberapa bukti. Alih-alih mendapatkan dukungan dan perhatian dari koloninya, upaya yang dilakukan Harold justru mendapatkan respon seperti ini:

“Harold, kamu khawatir berlebihan. Cobalah untuk mencari makan, mungkin kamu akan merasa lebih baik.”

“Rapuh?!” Cobalah untuk loncat berkali-kali, kemudian ajak 50 dari kita untuk melakukan hal yang sama seperti yang kamu lakukan. Jika rumah kita ini rapuh, maka harusnya terjadi sesuatu.”

Baca juga  Pentingnya Assessment Sebelum Implementasi Project

Sementara itu, meskipun ada beberapa penguin yang tidak mengatakan apapun, mereka mulai memperlakukan Harold secara berbeda.

Mengingat semua hal tersebut, Fred merasa bahwa saat itu hanya dirinyalah yang tersisa.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Koloni mereka memiliki Dewan Kepemimpinan. Atau yang dikenal dengan The Group of Ten, yang dipimpin oleh satu pimpinan yang mereka sebut–Head Penguin.

Dari sepuluh pimpinan tersebut, Alice salah satunya. Dia adalah seorang penguin betina yang cukup tangguh, dan memiliki reputasi baik dalam menyelesaikan masalah. Tidak seperti beberapa rekannya,  Alice termasuk pimpinan yang dekat dengan warganya.

Fred memutuskan bahwa Alice adalah sosok yang tepat untuk diajak bicara dibanding penguin senior lainnya. Karena sikapnya yang mudah bergaul dengan warganya, Alice tidak sulit untuk ditemui, sehingga tidak sulit bagi Fred untuk menyampaikan hal tersebut kepada Alice.

Saat bertemu Alice, Fred mulai menceritakan apa yang telah ia pelajari dan temukan dari hasil pengamatannya. Alice mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan Fred, meskipun Alice sedikit khawatir akan kepribadian Fred yang suka menyendiri.

Namun, Alice tetaplah Alice, dia tidak lantas menolak Fred begitu saja. Justru, Alice meminta Fred untuk mengajaknya ke tempat yang ia bicarakan. “Bawa saya ke tempat bermasalah yang kamu ceritakan.”

Tempat yang Fred ceritakan kepada Alice berada disebuah tempat yang sulit dilihat. Fred menjelaskan hal tersebut kepada Alice. Alice mendengarkannya dengan baik, dan beruntungnya Fred, Alice tidak mengurungkan niatnya, dan memilih untuk tetap melanjutkan pergi ke tempat yang diceritakan Fred.

Let’s go” kata Alice.

Fakta yang menarik tentang penguin adalah ada beberapa resiko yang harus dihadapi ketika penguin masuk ke dalam air, mereka bisa saja menjadi santapan para anjing laut ataupun ikan paus yang sedang bersembunyi untuk menunggu kedatangan mereka.

Saat Alice dan Fred mulai menyelam ke dalam air, Fred menunjukkan beberapa retakan yang membentuk celah dan gejala lain yang jelas dari kerusakan yang disebabkan oleh es yang mencair. Melihat ini, Alice termenung, bagaimana mungkin selama ini, ia dan yang lainnya mengabaikan semua tanda-tanda tersebut.

Baca juga  Membangun Budaya Inovasi untuk Ciptakan Keunggulan Bisnis 

Alice masih mengikuti Fred yang kemudian membawanya ke dalam lubang besar di sisi samping dari gunung es. Melalui sebuah kanal yang memiliki lebar beberapa meter, mereka berenang lebih jauh ke dalam jantung gunung es, hingga akhirnya sampai di sebuah gua yang luas yang terisi oleh air.

Saat Fred menjelaskan, Alice berusaha untuk memahami apa yang sedang ia lihat saat itu, science memang bukanlah keahlian Alice namun sebagai bagian dari The Group of Ten, Alice jelas memahami mengapa ia termasuk dalam Dewan Kepemimpinan.

Saat mereka kembali ke permukaan. Fred kemudian menjelaskan apa yang baru saja mereka lihat.

Intinya…

Gunung es tidaklah sama seperti es balok. Gunung es dapat retak yang membuatnya memiliki celah-celah yang disebut kanal. Kanal dapat menyebakan gelembung udara besar yang akhirnya menjadi gua. Jika es mencair, dan retakan tadi terkena air, maka kemudian air tersebut akan mengalir ke dalam kanal dan gua.

Jika musim dingin tiba, selama musim dingin, kanal-kanal yang sempit akan terisi dengan air sehingga dapat membeku dengan cepat, membuat air terjebak di dalam gua. Karena suhu didalamnya menjadi semakin rendah, air di dalam gua akan membeku. Karena air di dalam gua ini akan membeku dengan cepat, ini menyebabkan gunung es dapat pecah menjadi potongan-potongan seperti es balok.

Beberapa menit setelah mendengar penjelasan Fred, Alice mulai menyadari mengapa Fred begitu peduli akan hal ini.

Seberapa besar masalah yang sedang mereka hadapi saat itu?***